Ini Keutamaan Shalawat Nabi
lewat Sebuah Tulisan atau Lukisan Kaligrafi
Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW
dapat dilakukan dengan pelbagai media. Sebagian orang melisankannya melalui pengeras
suara sebelum atau setelah azan. Sebagian orang melisankannya di tengah
aktivitas harian atau menemani anak usia balita tanpa pengeras suara.
Ada juga santri yang menulis lafal shalawat
dan salam pada kulit kitab, dinding, sehelai kertas, atau buku tulis. Sebagian
santri dan murid madrasah menggoreskan shalawat dan salam di atas kanvas dengan
pesta warna dan dekorasi yang meriah saat belajar kaligrafi.
Salah satu mediumnya selain kertas dan cat
air atau pulpen tinta adalah kanvas dengan cat minyak. Di sana mereka menulis
ayat Al-Qur’an dan lafal shalawat serta mewarnai latarnya dengan dekor sesuai
kehendak mereka.
Syekh M Nawawi Banten mengutip sebuah hadits
ketika menjelaskan keutamaan shalawat nabi melalui medium tulisan. Dalam hadits
itu dikatakan bahwa malaikat mendoakan orang yang menulis shalawat selama
tulisan itu masih tampak sebagai tulisan.
وبقوله
صلى الله عليه وسلم من صلى علي في كتاب لم تزل الملائكة تصلى عليه ما دام اسمي في
ذلك الكتاب
Artinya, “… karena sabda Rasulullah SAW,
‘Siapa yang bershalawat kepadaku pada sebuah buku, maka malaikat senantiasa
berdoa untuknya selama namaku masih tercatat di buku tersebut,’” (Lihat Syekh M
Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah],
halaman 4).
Syekh M Nawawi Banten juga mengutip pandangan
Syekh Abdul Mu’thi As-Samlawi dalam memahami hadits ini.
قال
عبد المعطى السملاوي في منعى هذا الحديث أي من كتب الصلاة وصلى أو قرأ الصلاة
المرسومة في تأليف حافل أو رسالة لم تزل الملائكة تدعو له بالبركة أو تستغفر له
Artinya, “Syekh Abdul Mu’thi As-Samlawi
mengatakan perihal makna hadits tersebut, yaitu ‘Siapa saja yang mencatat
shalawat, bershalawat, atau membaca shalawat yang tercatat pada karya yang
tersusun atau pada sebuah surat, niscaya malaikat senantiasa mendoakan
keberkahan dan memohonkan ampunan kepada Allah baginya,’” (Lihat Syekh M Nawawi
Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman
4).
Dengan keterangan ini, kita dapat menarik
simpulan bahwa cara shalawat dan salam tidak melulu dilisankan. Shalawat dan
salam dapat dituangkan dalam pelbagai medium, yaitu dituliskan atau dilisankan
melalui sebuah tulisan seperti orang membaca Barzanji dan qashidah lainnya,
atau dilisankan begitu saja tanpa teks.
Dengan maksud memuliakan Rasulullah SAW, kita
dapat menuangkan shalawat dan salam nabi dalam pelbagai bentuk pengungkapan,
lisan dan tulisan, termasuk goresan kaligrafi di atas kanvas. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar