Rabu, 25 September 2019

(Buku of the Day) Napak Tilas Jejak Islam Lampung


Jejak Islam Nusantara di Lampung


Judul                : Napak Tilas Jejak Islam Lampung 
Penulis             : Muhammad Candra Syahputra 
Penerbit            : Global Press, Yogyakarta
Terbit                : Oktober, 2017
Tebal                : XXV + 176 Halaman 
Nomor ISBN      : 978-602-61890-2-8
Peresensi          : Akhmad Syarief Kurniawan, Pegiat LTN NU Kabupaten Lampung Tengah

Sejarah Islam di Provinsi Lampung mempunyai jejaring erat dengan Islam di Banten, Aceh, Minangkabau, dan Palembang. Perkembangan Islam di Lampung membuat peradaban dan kebudayaan selangkah lebih maju, berkembang, serta jiwa patriotik yang menggelora dalam melawan penjajah seperti kepahlawanan Raden Intan II. 

Buku karya salah satu intelektual muda NU Lampung, Muhammad Candra Syahputra (MCS), alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung ini, memberikan bongkahan informasi yang penting bagi perkembangan peradaban Islam Nusantara di Lampung yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebesaran Islam di Indonesia. 

Buku setebal 107 halaman ini memuat enam bab, dengan masing-masing pokok bahasan. Bab I, Letak Provinsi Lampung (halaman 5) menguraikan tentang letak geografis dan sosiologis Provinsi Lampung. Bab II, membahas tema Sejarah Masuknya Islam ke Lampung (halaman 7) menguraikan tentang alur atau proses masuknya Islamisasi di Lampung dengan tiga jalur, yakni; jalur Barat (Minangkabau), jalur Utara (Palembang) dan jalur Selatan (Banten), sekaligus dalam bab ini menjelaskan tiga pendekatan dalam dakwah islamisasi di Lampung yaitu; pendekatan budaya (culture), pendekatan perdagangan dan pendekatan perkawinan. 

Bab III berisi tentang Kerajaan Islam di Lampung (halaman 29). Penulis buku ini menguraikan dua kerajaan besar di Lampung pada kisaran tahun 1347, yakni Kerajaan Islam Sekala Brak dan Kerajaan Tulang Bawang. Kerajaan Islam Skala Brak terletak di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sedangkan Kerajaan Tulang Bawang berada di wilayah Pagardewa Kabupaten Tulang Bawang. 

Bab IV menguraikan Tokoh-tokoh Penyebar dan Pejuang Islam (halaman 71). Setidaknya kurang lebih tujuh belas tokoh strategis yang telah berjasa dalam syiar islamisasi di Bumi Ruwa Jurai (julukan Propinsi Lampung) ini. Beliau-beliau adalah sebagai berikut; 1) Sunan Gunung Jati. 2) Sayyid Maulana Malik Abdullah. 3) Syaikh Aminullah Ibrahim. 4) Ratu Menangsi. 5) Ratu Darah Putih. 6) Raden Intan II. 7) Al Habib Ali bin Alwi bin Abdurrahman Alaydrus. 8) Tubagus Mahdum. 9) Tubagus Yahya. 10) Wali Samin bin Muhammad. 11) Tubagus Buang Gunung Kunyit. 12) Tubagus Ali Faqih. 13) Tubagus Sangkrah. 14) Syaikh Muhammad Nambihi. 15) KH Gholib. 16) KH Ahmad Hanafiah. Dan, 17) Pamutokh Agung. 

Bab V buku ini menyampaikan pesan tentang Gerakan Perjuangan Rakyat Lampung Melawan Penjajah (halaman 149). MCS mengurai tentang peran Laskar Hizbullah, seperti halnya di pulau Jawa, yang melawan dalam mengusir Belanda. Perlawanan juga datang dari berbagai penjuru Nusantara, termasuk dari Lampung seperti yang dikobarkan oleh KH Gholib beserta beberapa muridnya, KH Ali Thasim Tanjung Karang dan KH Ahmad Hanafiah Sukadana yang menjadi komandan Laskar Hizbullah dan Sabilillah di Lampung. KH. Gholib melakukan perlawanan dengan cara gerilya. Beliau bersama santri-santrinya berjihad di medan perang melawan penjajah yang merampas semua hak-hak bangsa. 

Bab VI menguraikan tentang Peninggalan Islam Lampung (halaman 153). Ada dua peninggalan istimewa nan bersejarah dalam proses islamisasi di Lampung, yakni simbol syiar agama Islam berupa dua masjid yaitu Masjid Al Anwar dan Masjid Al Yaqin. Masjid Al Anwar yang terletak di Teluk Betung Bandar Lampung ini dibangun pada abad ke-18  oleh Pemerintah Lampung melalui Kantor Wilayah Departemen Agama (sekarang Kanwil Kemenag).

DItetapkan sebagai masjid tertua dan bersejarah di Kota Bandar Lampung yang tertuang dalam SK No: Wh/2/SK/147/1997. Asal mula berdirinya Masjid Al Yaqin didirikan para perantauan masyarakat dari Provinsi Bengkulu yang tinggal di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung) pada tahun 1883. KH Ali Thasim adalah sosok yang berpengaruh dalam perkembangan syiar agama Islam dan perjuangan di Masjid Al Yaqin dan masyarakat setempat. Ia menjadi Panglima Hizbullah Tanjung Karang pada masa agresi Belanda I tahun 1946. 

Buku ini sangat layak dibaca para santri, mahasiswa, dosen, peneliti, pengamat sejarah peradaban Islam di Indonesia guna menambah cakrawala jejak-jejak Islam Nusantara di Lampung. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar