Islam Menghadapi Kemajuan Teknologi Informasi
Di masa yang disebut sebagai
era ‘peradaban masyarakat informasi’, informasi adalah kunci segalanya. Siapa
yang dapat menguasai informasi dialah pengendali dunia. Lantas bagaimanakah
nasib umat muslim yang hingga kini masih berlaku sebagai konsumen informasi?
الحمد لله أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار, أشكره على قسمه
المدرار, . أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده و
رسوله النبي المختار. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأطهار وأصحابه الأخيار
وسلم تسليما كثيرا. أما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم
مسلمون. وقال الله تعالى : قالوا سبحانك ما علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم
الحكيم
Alhamdulillah segala puji dan
syukur kita panjatkan kepada Allah swt Tuhan semesta alam, pemberi nikmat sehat
dan iman dan Islam. shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw
keluarganya, para sahabat dan para pengikut setianya.
Era global telah menjadikan
bumi ini menjadi kampung besar, peristiwa yang terjadi pada hari ini di suatu
negeri di belahan dunia akan diketahui serentak oleh seluruh penduduk bumi. Apa
yang terjadi di Suriah hari ini pula bisa diketahui di Indonesia. Arti
globalisasi dengan demikian menurut pendapat ahlinya adalah suatu proses
fenomena di dunia modern bercirikan adanya peningkatan perdagangan
internasional, teknologi informasi, kemajuan transportasi, adanya alat-alat
canggih yang seolah mampu melipat jarak dan menerobos waktu.
Pada khutbah kali ini, khatib
hendak mengangkat tema tentang Islam dan tantangan globalisasi, membidik
kelemahan Muslim terhadap penguasaan teknologi informasi. Alasan khatib, bahwa
teknologi informasi salah satu ciri dari globalisasi an juga melalui teknologi
informasi ini Islam juga dicitrakan oleh masyarakat Barat sebagai agama yang
suka melakukan aksi kekerasan, anti toleransi, suka mengintimidasi, aggressor
dan lain sebagainya. Seorang pakar teknologi Mukhtar Bukhori mengatakan bahwa
globalisasi akan mewarnai seluruh kehidupan di masa mendatang dan sebagai
akibat dari globalisasi akan melahirkan gaya hidup baru yang mengandung
ekses-ekses tertentu seperti materialism, sekularisme, hedonism, anti tuhan dan
sebagainya.
Selain itu, globalisasi juga
bisa membuat orang menjadi mudah dan praktis, mampu membantu pekerjaan manusia
seperti perkembangan Iptek. Kemajuan iptek, mempunyai pengaruh signifikan
terhadap cara berfikir, bersikap, maupun tingkah laku manusia. Dari dimensi
yang satu kemajuan iptek membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai,
melestarikan dan mengelola alam untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup
mereka. tetapi pada sisi lain, kemajuan iptek justru menimbulkan dampak
sampingan yang kurang menguntungkan bahkan mengancam kehidupan mereka, misalnya
polusi biologi, kimia, perusakan, distrupsi fisik dan social serta memburuknya
sumber tanah atau hutan ada indikasi semakin merosostnya nilai-nilai
kemanusiaan, sebagaimana Allah swt berfirman dalam surah Rum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
Ayat ini jelas menjelaskan
bahwa terjadinya kerusakan di belahan bumi akibat dari uloah perbuatan manusia.
Saudara yang berbahagia
Orang bijak berkata:
من أراد الدنيا فعليه بالعلم و من أراد الأخرة فعليه بالعلم و من
أرادهما فعليه بالعلم
Barang siapa yang
menghendaki dunia, maka ia hanya dapat meraihnya dengan ilmu, dan barang siapa
menghendaki akhirat, maka harus dengan ilmu dan barang siapa yang inginkan
kedua-duanya juga harus dengan ilmu
Pernyataan ini memuat pesan
moral Rasulullah saw untuk menuntut ilmu sebagau benteng hidup dalam kancah
percaturan era globalisasi, di masa tersebut menuntut bekal agar mampu bersaing
dan bertahan hidup dalam dunia global.
Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa masa ini disebut sebagai ‘peradaban masyarakat informasi’ informasi
menjadi kebutuhan primer da bahkan menjadi sumber kekuasaan, sebab informasi
dapat mempengaruhi dan mengembalikan pikiran, sikap dan perilaku manusia. Ada
pendapat bahwa siapa yang dapat menguasai informasi dialah pengendali atau
penguasa dunia. Dan pertanyaannya apakah ada seorang atau Negara muslim yang
menguasai informasi? Jika tidak ada, maka bisa jadi kita terus menjadi bahan
pemberitaan yang selalu dipojokkan. Hal ini karena kita sebagai muslim lemah
dalam penguasaan teknologi informasi. Berikut saya sebutkan beberapa sisi
kelemahan kita sebagai seorang muslim.
Pertama, Islam lemah
dalam penguasaan IT (informasi teknologi). Pada era informasi
ini, arus informasi dunia dikuasai dan dikendalikan non muslim yang memandang
Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan. Mereka menggunakan sarana informasi
untuk mengangkat isu-isu global dan kepentingan mereka sendiri. Seperti isu HAM,
demokrasi, lingkungan hidup, terorisme, jender, syyaiat islam, khilafah
islamiyah yang semuanya itu dijadikan alat propaganda demi kepentingan mereka.
Sedangkan umat Islam tidak
mempunyai media massa yang memadai untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai
Islam atau membela kepentingan agama dan umat. Akibatnya yang terjadi tidak
tersalurkannya aspirasi umat, umat Islam hanya menjadi konsumen dan rebutan
media massa lain yang tidak jarang membawa informasi yang tidak seimbang,
subjektif dan terkadang menyesatkan.
Umat Islam kini dibidik oleh
medi massa yang tidak islami. Akibatnya umat dikuasai dan dijejali oleh
nilai-nilai, budaya, sekulerisme, materialism, hedonism, kekerasan dan
sebagainya. Akibat dari itu, tentunya dapat mempengaruhi pola pokir, sikap
sehingga lambat laun dapat terbentuk karakter muslim yang fanatic.
Saudara-saudara yang berbahagia
Kedua, adanya pemojokan
terhadap Islam, yakni pemberitaan yang tidak seimbang dan memojokkan islam di
dunia internasional. Agar dunia membenci dan memandang negative kepada Islam.
Di samping itu media massa kaum kafir gencar menyosialisasikan nilai-nilai,
pemikiran, dan budaya mereka ke dunia Islam, agar pola pikir dan gaya hidup
umat Muslim bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
link media massa, kantor-kantor berita, surat kabar (pers), penerbitan,
jaringan TV, radio dikuasai oleh orang-orang non muslim, dalam hal ini Yahudi
seperti reuter, jaringan TV internasional (CNN, BBC, CBS,NBS). Selain itu
mereka juga menguasai perusahaan perfilman seperti FOX Company, Golden Company,
Metro Company, Warners & Broos Company dan Paramount Company serta lain
sebagainya. Melalui media-media tersebut Islam diopinikan negative. Mereka
menciptakan pendapat umum bahwa Islam dan umatnya sebagai agama berbahaya,
intoleran, anti demokrasi, ortodoks, haus darah dan entah apalagi melalui media
massanya.
Ketiga, Fobia terhadap
Islam, yakni adanya pengaruh dari pemberitaan yang terus memojokkan dan
mengopinikan Islam mengakibatkan terjadinya fobia terhadap Islam. penyakit ini
pernah ditularkan oleh kaum kafir Quraisy. Ketakutan yang menimbulkan rasa
benci terhadap Islam yang berasal dari ketidak tahuan mereka tentang Islam. Dan
lebih dari itu mereka khawatir dengan Islam sebagai agama yang memiliki potensi
mengancam kelandgsungan hidup.
Boleh jadi, jika sekarang wajah
Islam terkesan menakutkan, di samping karena banyak umat yang tidak
melaksanakan Islam secara baik dan benar, juga terutama akibat keberhasilan
propaganda kaum Salibis-Zionis lewat jaringan media massa yang mereka kuasai.
Diantaranya dengan mempopulerkan istilah fundamentalis, radikalis, militant,
ekstrimis, bahkan teroris. Hal seperti inilah yang membangun citra Islam
sebagai agama yang menakutkan.
Oleh karena itu, melalui
khotbah ini mari senantiasa kita tingkatkan terus belajar ilmu pengetahuan
terutama teknologi informasi dan media massa. Karena keduanya merupakan senjata
yang mampu membentuk image agam islam sebagai rahmatan lil alamin. agama
yang toleran, cinta damai, sadar HAM, dan persuasive.
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُواْ عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدِّارِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ
الظَّالِمُونَ
Katakanlah: "Hai
kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu sesungguhnya akupun berbuat
(pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan
memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim
itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. (al-An’am 135)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: Prof. Dr. Nasaruddin
Umar (Edt) 2010, Islam dan Terorisme, Pustaka Cendekia Muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar