Selasa, 24 September 2019

(Ngaji of the Day) Suka Komentar dan Share Apa Saja Menurut Ibnu Athaillah


AL-HIKAM
Suka Komentar dan Share Apa Saja Menurut Ibnu Athaillah

Satu dua orang di tengah kita ada saja yang cepat terlibat dalam pembicaraan apapun. Ia membunyikan mulutnya pada segala persoalan. Tetapi ada juga satu dua di antara mereka yang mengungkapkan segala yang disaksikannya. Singkat kata, apa yang ditontonnya di video pendek dan segala informasi yang membanjiri aplikasi whatsApp-nya disampaikan kembali kepada orang lain.

Karakter orang semacam ini pernah disebut oleh Syekh Ibnu Athaillah dalam salah satu hikmahnya berikut ini:

من رأيته مجيباً عن كل ما سئل ومعبراً عن كل ما شهد وذاكراً كل ما علم فاستدل بذلك على وجود جهله

Artinya, “Orang yang kaulihat menjawab segala pertanyaan, mengungkapkan segala yang disaksikan, dan menyebutkan semua yang diketahuinya, maka jadikan itu sebagai tanda ‘kebodohannya’.”

Mengenai hikmah ini, Syekh Syarqawi menerangkan bahwa tidak semua informasi harus di-share kepada orang lain. Pasalnya, tingkat kebutuhan seseorang atas informasi yang kita miliki berbeda-beda. Bisa jadi informasi yang kita ketahui tidak dibutuhkan oleh mereka. Bisa jadi juga niat baik kita menyampaikan informasi tersebut disalahpahami oleh mereka sebagai diterangkan Syekh Syarqawi berikut ini:

فالأمور المشهودة  لا يستعمل فيها إلا الإشارة والإيماء واستعمال العبارة فيها إشهار لها وابتذالها ثم أن العبارة عنها لا تزيدها إلا غموضا وانغلاقا لأن الأمور الذوقية يستحيل إدراكها بالعبارات النطقية وذكره لكل معلوم له دليل على عدم تفرقته بين المعلومات وقد يكون فيها ما لا يصح ذكره لما يلزم عليه الضرر والفساد وإنكار الناس له قال صلى الله عليه وسلم إن من العلم كهيئة المكنون لا يعرفه إلا العلماء بالله فإذا أظهروه أنكره أهل الغرة بالله

Artinya, “Sesuatu peristiwa (spiritual) yang disaksikan tidak bisa disampaikan kecuali dengan isyarat dan petunjuk. Penggunaan ungkapan verbal hanya membuat masyhur dan hampa. Ungkapan atas peristiwa tersebut hanya menambah samar dan tertutup karena persoalan ‘rasa’ mustahil dijangkau dengan ungkapan-ungkapan lisan. Pengungkapan semua pengetahuan yang diketahuinya menandai bahwa ia tidak membedakan segala jenis pengetahuan. Sejumlah pengetahuan kadang tidak sah untuk diungkapkan karena mengakibatkan mudharat, mafsadat, dan pengingkaran orang lain terhadapnya. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh, sebagian ilmu itu ada yang seperti sesuatu yang tersembunyi. Ia tidak dapat diketahui kecuali oleh al-alim billah atau ulama. Bila mereka mengungkapkannya, maka orang-orang yang terpedaya oleh Allah akan mengingkarinya,’” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, [Indonesia: Al-Haramain, 2012] cetakan pertama, halaman 59-60).

Hal ini juga senada dengan keterangan Syekh Ahmad Zarruq bahwa informasi bersifat umum dan khusus. Ada informasi yang bisa menjadi konsumsi umum. Tetapi ada juga informasi yang bersifat khusus sehingga cukup menjadi konsumsi orang-orang tertentu saja di samping daya tangkap pesan tiap orang berbeda-beda sebagai ketupan Syekh Ahmad Zarruq berikut ini:

والصواب التفصيل. فما كان من الوعظ والتذكير فللخاصة والعامة، وما كان من البيان والتقرير فللخاصة من المحبين فمن بعدهم وما كان من الأحوال والمنازلات فللمريدين والسالكين، فلكل مقام مقال ولكل عمل رجال

Artinya, “Yang tepat, tentu tafsil. Kalau hanya nasihat dan peringatan, maka itu untuk konsumsi orang khusus dan umum. Sedangkan keterangan dan penegasan, maka itu konsumsi orang khusus yang terdiri dari kalangan pecinta Allah (muhibbin) dan kelompok khusus selain mereka. Tetapi terkait informasi keadaan batin dan kedudukan-kedudukan spiritual, maka itu khusus konsumsi kalangan murid dan salik. Setiap kedudukan ada bahasanya sendiri. Setiap perbuatan ada orangnya sendiri.” (Lihat Syekh Zarruq, Syarhul Hikam, [Mesir: As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H], halaman 79).

Semoga kita termasuk orang yang berbagi informasi sesuai dengan kebutuhan orang lain dan memahami konteks dan situasinya. Semoga kita termasuk orang yang berbicara sesuai porsi dan kapasitas kita tanpa memaksakan diri. Wallahu a‘lam. []

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar