Niat Badal Umrah
Sejumlah lembaga menyediakan layanan badal
haji dan umrah untuk masyarakat yang memerlukan jasa tersebut. Lembaga ini
menjalankan praktik peribadatan haji dan umrah seorang jamaah yang dibadalkan.
Badal haji atau umrah dapat dilakukan dengan
syarat orang yang membadalkan sudah pernah menjalankan ibadah haji dan orang
yang dibadalkan sudah uzur baik karena sakit, renta/lansia, atau wafat seperti
keterangan riwayat hadits berikut ini:
أن النبي
صلى الله عليه وسلم سمع رجلا يقول لبيك عن شبرمة، فقال: من شبرمة؟ قال: أخ لي أو
قريب لي، قال: حججت عن نفسك؟ قال: لا، قال: حج عن نفسك ثم حج عن شبرمة
Artinya, “Rasulullah SAW mendengar seorang
sahabat melafalkan talbiyah, ‘Labbayka untuk Syabramah.’ Ia bertanya,
‘Syabramah siapa?’ ‘saudara atau kerabatku,’ kata orang tersebut. ‘Kau sudah
berhaji?’ ‘Belum,’ jawabnya. ‘Kau sendiri harus berhaji terlebih dahulu,
kemudian boleh membadalkan,’” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dalam pembadalan haji atau umrah, semua
ketentuan ibadah keduanya berlaku, termasuk anjuran pelafalan niat badal haji
atau badal umrah. Pelafalan niat dianjurkan untuk kemantapan niat di dalam
hati.
ويستحب
التلفظ بالنية التي يريدها مما مر، لتأكد ما في القلب كسائر العبادات فيقول بقلبه
وجوبا وبلسانه ندبا
Artinya, “(Jamaah) dianjurkan untuk
melafalkan niat ibadah (haji atau umrah) yang dia kehendaki sebagaimana
penjelasan telah lalu untuk memantapkan hatinya, sebagaimana ibadah yang lain.
Ia wajib menyatakan niat dalam hatinya, dan sunah melafalkan dengan lisannya,”
(Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, [Beirut, Darul Fikr:
1433-1434 H/2012 M], juz II, halaman 517).
Adapun berikut ini adalah lafal niat badal
umrah yang dapat dibaca oleh lembaga atau relawan yang akan melaksanakan badal
umrah orang lain:
نَوَيْتُ
العُمْرَةَ عَنْ فُلَانٍ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ تَعَالَى
Nawaytul ‘umrata ‘an fulān (sebut nama jamaah
umrah yang dibadalkan) wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja ibadah umrah untuk
si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan) dan aku ihram umrah karena Allah
ta‘ala.”
Sementara berikut ini adalah lafal alternatif
niat badal umrah:
نَوَيْتُ
العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ تَعَالَى عَنْ فُلَانٍ
Nawaytul ‘umrata wa ahramtu bihī lillāi
ta‘ālā ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan).
Artinya, “Aku menyengaja ibadah umrah dan aku
ihram umrah karena Allah ta‘ala untuk si fulan (sebut nama jamaah yang
dibadalkan).”
Lafal niat badal umrah ini dapat ditarik dari
keterangan Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam karyanya Busyral Karim.
وإن
حج أو اعتمر عن غيره قال نويت الحج أو العمرة عن فلان وأحرمت به لله تعالى ولو أخر
لفظ عن فلان عن وأحرمت به لم يضر على المعتمد إن كان عازما عند نويت الحج مثلا أن
يأتي به وإلا وقع للحاج نفسه
Artinya, “Jika seseorang melaksanakan ibadah
haji atau umrah untuk membadalkan orang lain, maka ia mengatakan, ‘Nawaytul
hajja awil ‘umrata ‘an fulān wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā.’ Tetapi jika ia
meletakkan kata ‘an fulān’ setelah kata ‘wa ahramtu bihī,’ maka tidak masalah
menurut pandangan muktamad dengan catatan ia merencanakan pelafalannya di
akhir. Tetapi jika tidak bermaksud melafalkannya, maka ibadah haji atau umrah
yang dia lakukan jatuh untuk dirinya, (bukan untuk jamaah yang dibadalkannya),”
(Lihat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin, Busyral Karim, [Beirut, Darul Fikr:
1433-1434 H/2012 M], juz II, halaman 517).
Semoga lafal niat badal umrah ini membantu
atau setidaknya mengingatkan lembaga, keluarga, atau relawan yang membadalkan
umrah orang lain. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar