Kisah Seorang
Pendakwah yang Disiksa di Neraka
“Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
Seorang pendakwah
memiliki kedudukan yang mulia dan tinggi di dalam masyarakat Islam. Mereka
sangat dihormati oleh umat karena telah menyampaikan risalah lslam dari satu
mimbar ke mimbar lainnya, dari satu panggung ke panggung lainnya. Memberikan
pemahaman keagamaan kepada umat awam. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemunkaran. Serta memberitahu kabar gembira akan surga dan peringatan
akan neraka.
Namun siapa sangka,
di balik kemuliaan tugas pendakwah yang seperti itu, Rasulullah menyampaikan
beberapa peringatan akan siksa bagi para pendakwah di akhirat kelak. Terkhusus
mereka yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Menyuruh seseorang
untuk berbuat baik, namun diri mereka tidak melakukannya. Melarang seseorang
untuk meninggalkan kemaksiatan dan kemunkaran, akan tetapi dirinya malah
melakukannya. Tidak sama antara perkataan dan perbuatannya.
Dalam sebuah hadits
riwayat Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid, sebagaimana yang dalam kitab
Akhlak Rasul Menurut Aal-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’in al-Hasyimi, 2018),
Rasulullah mengambarkan para pendakwah seperti itu akan masuk ke dalam neraka
dengan usus yang terurai. Di dalam neraka nanti, mereka akan berputar-putar
seperti berputarnya keledai yang diikat dengan alat penumbuk gandum.
Kejadian itu menarik
perhatian penduduk neraka, mereka mendatangi orang tersebut dan bertanya
kepadanya. Apa yang dahulu diperbuat sehingga siksaannya seperti itu. Orang
tersebut menjawab kalau dahulu di dunia dia ‘berprofesi’ sebagai pendakwah yang
selalu mengajak umat untuk berbuat baik dan melarang mereka melakukan
kemungkaran. Naasnya, perbuatannya tidak selaras dengan ucapannya itu.
Hadits lain
menyebutkan ketika peritiswa Isra’ Mi’raj Rasulullah bertemu dengan suatu kaum
yang memotong bibirnya sendiri dengan gunting dari api. Penasaran dengan
peristiwa itu, Rasulullah lantas bertanya kepada malaikat Jibril tentang
kejadian ganjil itu.
“Mereka adalah umatmu
yang menjadi khatib yang mengatakan apa yang mereka tidak kerjakan,” jawab
malaikat Jibril dalam hadits riwayat Tirmidzi.
Titik tekan dari
hadits Rasulullah di atas adalah antara perkataan dan perbuatan harus selaras.
Jangan sampai seseorang mengajak untuk melakukan hal-hal yang baik, namun dia
sendiri malah berbuat hal-hal buruk yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bukan kah Allah sangat benci terhadap orang-orang yang modelnya seperti itu? []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar