Makna dan Fadhilah Bulan
Sya’ban
Sya’ban dalam bahasa arab terdiri dari lima
huruf. Syin, ain, ba’, alif dan nun. Huruf syin mewakili kata syaraf yang
bermakan kemuliaan. Huruf ain adalah singkatan dari ‘uuwwi yang berarti tingkat
tinggi. Huruf ba’ dari kata birr yaitu kebaikan. Adapun alif dari kata ulfah
yang mengandung makna kasih sayang. Sedangkan nun dari kata nur yang berarti
cahaya. Inilah segala predikat yang melekat dalam bulan sy’ban yang disediakan
oleh Allah swt. untuk hamba-hambanya.Pada bulan Sya’ban inilah Allah swt. membuka
pintu-pintu kebaikan dan menurunkan berkah-Nya dan pada bulan inilah Allah swt
bershalawat kepada Rasulullah saw selaku khairul bariyyat (makhluk yang paling
mulia).
وهو
شهر الصلاة على النبى المختار, قال الله تعالى "ان الله وملائكته يصلون على
النبى يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Dalam sebuah pendapat sebagaimana dinuqil
oleh Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitabnya ‘al-Ghunyah’
di katakan:
صلاة
الرب تبارك وتعالى على نبيه تعظيم الحرمة, وصلاة الملائكة عليه اظهار الكرامة, وصلاة
الأمة عليه طلب الشفاعة.
Shalawat yang berikan Allah kepada Muhammad
adalah sebuah penghormatan, shalawat atas nabi dari para malaikat merupakan
pengejawantahan dari karamah, sedangkan shalawat atas nabi dari kita selaku
ummat adalah permohonan syafaat dan pertolongan.
Tentang keutamaan bulan sya’ban, dalam kitab
yang sama diterangkan lebih lanjut bahwa Allah swt selalu memilih satu dari
empat hal:
Allah memililih empat malaikat yaitu Jibril,
Mikail, Israfil dan Izrail. Dan Allah mengutamkan untuk memilih malaikat
Jibril. Allah memilih empat nabi yaitu Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Dan
Allah mengutamkan untuk memilih Nabi Muhammad saw. Allah memilih empat sahabat
Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Dan Allah mengutamakan kuntuk memilih Abu
Bakar. Allah memilih empat masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, Masjid
Nabawi, dan Masjid Turisina. Dan Allah mengutamakan untuk memilih Masjidil
Haram. Begitulah seterusnya hingga Allah memilih empat bulan yaitu Rajab,
Sya’ban, Ramadhan dan Muharram. Dan Allah mengutamakan untuk memilih Sya’ban.
Kemudian Allah jadikan Sya’ban sebagai Syahrun nabi bulannya Rasulullah saw.
Sebagaimana posisi Rasululullah sebagai afdhlul anbiya’ maka bulan sya’ban pun
sebagai afdhalus syuhur.
Dijelaskan dalam hadits secara eksplisit:
وقد
روى ابو هريرة رضى الله عنه انه قال ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: شعبان شهرى,
ورجب شهر الله, ورمضان شهرامتى, شعبان هو المكفر, ورمضان هو المطهر.
Sya’ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan
Tuhanku, Ramadhan adalah bulan umatku. Sya’ban adalah bulan pemberangus dosa
dan Ramadhan adalah bulan penyucian diri.
Mengenai bulan Sya’ban ini seorang ulama
berkata bahwa “Bulan itu ada tiga. Pertama Bulan Rajab telah lampau, Rajab
telah pergi tidak akan kembali. Kedua Bulan Ramadhan, ia belum datang dan terus
kita nanti. Apakah esok kita masih mendapatkan Ramadhan? tidak ada yang tahu.
Dan ketiga bulan sya’ban yang ada sekarang ini. Sya’ban sebagai perantara
antara Rajab dan Ramadhan maka jagalah keta’atan selama berada di dalamnya
(falyaghtanim at-th’at fiha).
Dalam konteks menjaga ketaatan selama Sy’aban
inilah kemudian Rasulullah saw mengeluarkan hadits yang cukup terkenal.
Diceritakan bahwa suatu ketika nabi memberikan mauidhah kepada seorang lelaki
yang ternyata adalah Abdullah bin Umar bin Khattab. Rasulullah saw berkata
“jagalah lima perkara sebelum datangnya lima yang lainnya, masa mudamu sebelum
masa tuamu. Sehatmu sebelum masa sakitmu. Kayamu sebelum datang miskinmu.
Kelonggaranmu sebeblum waktu sumpekmu dan hidupmu sebelum matimu.
Demikianlah makna bulan Sya’ban bagi umat
muslim sebagai momentum peringatan diri menjadga ketatan kepada Ilahi. Sebegitu
pentingnya hingga Rasulullah saw merumuskan dengan lima hal praktis yang cukup
jelas. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar