Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing,
Parakan, Temanggung – Jawa Tengah
Kata Pengantar
الْـحَمْدٌ
ِللهِ اَنْزَلَ اْلهُدَى, قُرْأَنًا عَرَبِيًّا وَهُوَ نِعْمَ المْعُْتَنىَ وَ
اْلمُقْتَدَى,
ُثمَّ
صَلاَتُهُ وَ سَلاَمُهُ عَلَى نَبِيِّنَا اْلمُصْطَفَى, ُمحَمَّدٍ مَا زَالَ
محَْمُوْدًا فىِ اْلاَخِرَةِ وَاْلاُوْلىَ,
وَ
عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ اُوْلىِ اْلاَفْضَلِيَّةِ وَ اْلاِقْتِدَا, اَمَّا
بَعْدُ
Pondok Pesantren adalah sebuah institusi.
Penekanan pada penanaman nilai-nilai luhur budi pekerti adalah pondasi yang
menunjangnya untuk tetap berdiri. Banyak model pendidikan dan terobosan telah
diadopsi. Namun semua itu tidak menjadi faktor penting yang menggeser titik
berat pengajaran keagamaan dan praktek pengamalan yang tetap dilestarikan agar
tetap menjadi sebuah ciri tersendiri.
Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing
Parakan Temanggung dalam usianya yang masih muda merupakan Lembaga Pondok
Pesantren yang mengusahakan pelestarian kemurnian Ahlu sunnah wa al jama'ah.
Model pendidikan yang menjadi daya tarik keunggulannya adalah kehidupan santri
yang disinggungkan langsung dengan dunia Tarekat Syadziliyah.
Perilaku para pengamal tarekat memiliki
sendi-sendi keilmuan dan perhatian terhadap kaidah-kaidah akhlaqul karimah yang
ketat dan disiplin. Dengan demikian, atas barokah cinta pada perilaku hidup
hamba-hamab Alloh yang sholih dan pergaulan yang baik, sangat besar harapan
akan terbentuknya pribadi-pribadi berilmu yang berhias budi pekerti. Bukankah
kemuliaan muslim terletak pada bersihnya ahlak lahir dan jiwanya ?
Profil ini berusaha mendekatkan gambaran
terhadap keberadaan Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing beserta sisi-sisi
tertentu yang membuatnya mungkin berbeda dari lembaga-lembaga sejenis lain.
Semoga dapat bermanfaat.
والله
الموافق لكل امر فيه رضى, واليه يرجع سعادة الدنيا و العقبى,
يا
حبذا محمد هادينا, لولاه ما كنا ولا باقينا,
ولا
حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
Sejarah singkat berdirinya PP Kyai Parak
Bambu Runcing
Pendiri Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu
Runcing adalah KH. R. Muhaiminan Gunardo. Beliau putra dari Kyai Sumogunardo
dan Nyai Hj. Mahwiyah. Kyai Sumogunardo adalah seorang Alim ahli ilmu hikmah
yang berpengaruh dan merupakan tokoh penyepuh bambu runcing yang teramat
bersejarah itu. Menurut KH. Muhaiminan, sebagian besar ilmu-ilmu hikmah yang
diajarkan kepada para santri banyak yang merupakan warisan dari ayahanda.
KH. R. Muhaiminan memulai pendidikan dengan
bersekolah SR (Sekolah Rakyat) di desa Parakan Kulon. Sore hari mengikuti
pendidikan di Madrasah Ibtida'iyyah Al Iman masih di kotaParakan. Pendidikan SR
beliau sempat terhenti karena meletusnya perang Clash I. Setelah perang
selesai, beliau kemudian menyelesaikan pendidikan SR-nya di SR Mojosari
Temanggung. Beliau kemudian berpindah ke Magelang untuk melanjutan sekolah di
Madrasah Tsanawiyah Al Iman Magelang dan sore hari di SMP Muhammadiyah Jambon
Magelang.
Karena prestasinya beliau termasuk pelajar
yang mendapat kesempatan untuk belajar di Al Qahirah (Kairo) Mesir, namun
karena waktu itu kurang mendalami bahasa arab dan sang Ibunda tidak mengijinkan
beliau tidak jadi berangkat.
Beliau menuruti nasehat Ibu untuk meneruskan
saja belajar di pondok pesantren. Beliau nyantridi Pondok Pesantren
Payaman asuhan Romo Agung KH. Siradj Payaman. Pendidikan beliau pada waktu itu
berada di bawah pengawasan K. Muhlasin, menantu KH Siradj, di Pondok Jurang.
Hal uniknya, sejak usia muda KH Muhaiminan
memiliki minat yang besar dan kegemaran belajar beladiri pencak silat. Saking
gemarnya beliau kepada pencak silat, di manapun berada beliau menyempatkan diri
menuntut ilmu bela diri kepada pendekar-pendekar pencak di daerah itu.
Ketika masih di Payaman Magelang, beliau
berkenalan dengan Ki Marto Jotho, seorang pendekar pencak silat yang masyhur
waktu itu. Seiring perjalanan waktu hobi pencak silat ini terus beliau tekuni,
dan masih menjadi klangenan hingga sekarang.
Dari Payaman beliau mengaji di Pondok Bendo,
Pare, Kediriselama beberapa tahun. Dari Bendo ini beliau melanjutkan mengaji di
Pondok Tebuireng, Sukopura, Jombang, kemudian ke pondok Dersemo Surabaya.
Beliau juga tabarruknyantri kepada Syaikh Masduqi Lasem, KH. Ma’shum Lasem,
KH Baidhowi Lasem serta kepada para ulama masyhur pada zamannya.
Kemudian pada tahun 1965 beliau pulang dan
menikah dengan Nyai Jayyidah binti H. Anwari. Dan sejak itu, mulailah beliau
menjadi pengajar di Pondok Zaidatul Ma'arif sambil tak lupa turut aktif dalam
berbagai organisasi sosial dan keagamaan di antaranya GP ANSOR dan NU.
Keseharian beliau menetap di rumah warisan
orang tua, rumah sederhana berdinding bamboo dan beratap seadanya. Beliau
tinggal di rumah ini bersama istri, Ibunda, seorang adik, dan beberapa keluarga
dekat yang turut bersama mereka sepeninggal ayah-nya dulu.
Rumah sederhana ini adalah cikal-bakal Pondok
Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing. Mula-mula beliau membuka pengajian kitab
kuning fan ilmu alat dan fiqh bagi para pemuda-pemudi sekitar Parakan sendiri.
Di sela-sela waktu beliau mengajarkan pula keahlian bela diri bagi para santri.
Ketika para santri mulai berdatangan, beliau
banyak didera cobaan kegagalan dalam masalah ekonomi. Kegagalan demi kegagalan
telah menimbulkan kesan mendalam dalam hati beliau. Dan pada saat itu beliau
merasa sangat membutuhkan kehadiran seorang Bapak yang bisa memberikan nasihat
dan pengarahan. Hal inilah yang kemudian menghantar beliau dekat dengan KH
Abdul Hamid Banjaragung Kajoran Magelang.
Dalam keadaan goncang seperti itu, KH Abdul
Hamid memberikan nasehat dan memompa semangat agar beliau beristiqomah dalam
pengembangan pengajiannya saja, masalah kesulitan ma'isyah keduniawian jangan
terlalu banyak diperjuangkan. Selesai memberikan nasehat dan semangat KH
Abdul Hamid memberikan 9 orang santri untuk di-openi, sekaligus
memberikan ikatan dengan itu.
Setelah itu, demi memenuhi minat para pemuda
yang menginginkan aktif mengikuti pengajian, disediakanlah tempat penampungan
sederhana di sebuah kamar dalam rumah beliau. Dengan demikian rumah itu lebih
mirip tempat penampungan dari pada rumah penduduk pada umumnya.
Pengajian yang dulu hanya dua kali sehari,
ditambah waktu menjadi 4 kali yaitu :
Ba'da sholat Shubuh
Ba'da sholat Dzuhur
Ba'da sholat Ashar
Ba'da sholat Maghrib
Sejak saat ini kegiatan pengajaran menjadi
lebih serius, karena metode beliau mengajar para santri adalah dengan sistem
hafalan.
Meletus G.30.S PKI
Pada masa meletusnya kerusuhan G.30.S PKI Th
1965, banyak perubahan yang dilakukan oleh beliau. Berkat perjuangan dan
kiprahnya di masyarakat, beliaupun dituakan oleh masyarakat sekitar, dengan
berdatangannya orang-orang tua yang ingin mengaji. Akhirnya beliaupun mulai
membuka pengajian mingguan khusus untuk orang-orang tua pada hari selasa.
Pengajian ini kemudian akrab dipanggil dengan "selasan". Dipilihnya
hari selasa ini, dengan pertimbangan melestarikan adat para sesepuh ulama
parakan yang mengambil hari selasa untuk kegiatan mengajarnya.
Situasi keamanan yang tidak menentu mendorong
para pemuda untuk memohon agar latihan bela diri yang sudah ada ditambah dan
diperketat lagi. Beliau kemudian menyanggupi dan terjun secara langsung
menggembleng mereka dengan latihan keras bela diri pencak silat ditambah
memberikan pengisian ilmu hikmah dan tenaga dalam. Pada saat ini kegiatan
pengajian sedikit terhambat, karena banyak waktu yang digunakan untuk latihan
keras bela diri dan pengisian ilmu hikmah guna bekal mengatasi krisis politik
dan keamanan yang sedang gawat. Apalagi karena kegiatan dan kiprahnya yang
bertentangan dengan PKI, beliau termasuk salah satu target yang diincar oleh
para aktifis PKI untuk dibunuh,
Kegiatan "pengisian" akhirnya
diketahui masyarakat luas. Hingga karena waktu itu sedang gencar-gencarnya
pemberantasan PKI, mereka banyak berdatangan dari daerah sekitar Parakan bahkan
ada yang dari jauh memohon untuk dapat mengikuti "pengisian"
tersebut. Beliau merasa serba ewuh pekewuh, sungkan untuk menuruti
keinginan para "tamu" tersebut. Beliau merasa masih banyak ulama
sepuh Parakan yang masih hidup, dan beliau merasa masih terlalu muda untuk itu.
Namun karena dorongan dari ulama-ulama sepuh itu sendiri dan persetujuan dari
ibundanya, dengan penuh keikhlasan beliau menyatakan sanggup memberikan
"pengisian" bagi siapapun yang ingin berjuang menumpas PKI dengan
syarat harus muslim. Pada periode ini beliau bersama segenap santri banyak
melakukan perjuangan fisik guna menumpas PKI yang dilakukan pada waktu malam
hari. Hingga setiap malam rumah beliau menjadi ramai oleh para pemuda yang
berkumpul, dan Ibu Nyai yang baru saja melahirkan putra kedua lebih banyak
dititipkan di rumah orang tuanya.
Masa Perkembangan Pondok
Pondok yang beliau rintis pada waktu itu
belumlah diberi nama. Hanya saja masyarakat parakan memanggil tempat pengajian
KH Muhaiminan dengan sebutan "Nggone Mbah Parak" ( tempat Mbah
Parak, karena rumah beliau bersebelahan dengan makam Kyai Parak (P. Benowo)
yang merupakan pendiri kota Parakan). Sebutan ini kemudian melekat, dan
masyarakatlah yang memberi nama pondok dengan Pondok Kyai Parak. Beliau sendiri
sebenarnya pernah memberi nama dengan "Manba'ul Falah", namaun nama
ini tenggelam karena orang lebih suka memanggil Pondok Kyai Parak. Dan untuk
mengenang sejarah bambu runcing, dimana ayahanda beliau termasuk pelopornya,
jadilah nama Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing.
Kemudian seiring dengan banyaknya santri yang
berdatangan dan jamaah pengajian selapanan yaitu tiap hari selasa. Beliau
kemudian membeli tanah di sebelah kamar rumahnya. Hingga kemudian mendapatkan
wakaf dari Bupati temanggung berupa tanah Desa di belakang rumahnya seluar 245
m2.
Pada tahun 1969 ketika sedang berlangsung
pengajian selasan, hadirlah seorang ulama kharismatik Mursyid Tareqat
Qodoriyyah wa an-Naqsabandiyah KH Mandhur dari Temanggung. Kehadiran beliau
ternyata untuk membai'at KH. Muhaiminan sebagai Kholifah Sughro Tareqat
untuk dibai’at sebagai Khalifah Sughro Tareqat Qodiriyyah wa an-Naqsabandiyah.
Pada tahun 1972 haul Simbah Kyai Parak
pertama kali diadakan dan dihadiri oleh ulama-ulama terkenal waktu itu. Di
antaranya KH Raden Alwi, Habib Syaikh Al Bafaqih dan KH Abdul Hamid. Pada waktu
itu di mulai pula kegiatan mujahadah dan pengisian yang kini menjadi kegiatan
tahunan setiap malam jum'at terakhir bulan Muharam yang terkenal dengan
"Karomahan".
Tidak berselang waktu lama, pada hari Rabu
kliwon pada th 1973 beliau KH Abdul Hamid Banjaragung Kajoran Magelang yang
sebelumnya telah menghadap KH Mustaqim Kauman Tulungagung hadir untuk membai’at
KH Muhaiminan sebagai Kholifah Kubro / Mursyid Syadziliyah dan
meneruskan pengembangan Tareqat Syadziliyah di Parakan karena usia KH Abdull
Hamid yang telah semakin tua. Hingga kini pembaiatan murid-murid toriqoh
syadziliyah di Parakan berlangsung pada hari Rabu Kliwon, dan menjadi kegiatan
selapanan yang ramai dihadiri ratusan jamaah tareqat dari berbagai daerah.
Berselang tahun berikutnya, beliau mendapat
panggilan dari KH Ma’shum Lasem. Kemudian setelah sampai di sanaternyata telah
berkumpul kyai-kyai bersama dengan KH Ma’sum. KH Muhaiminan kemudian di suruh
membaca Kitab Ihya’ Ulumudin sebanyak satu kuras dengan disaksikan oleh para
Ulama. Setelah selesai kemudian beliau mendapatkan ijazah“Jami’ul Kutub” dari
KH Ma’sum. Tidak ketinggalan KH Baidlowi lasem juga ikut memberikan tarbiyah
dengan mengijazahkan dan menerangkan silsilah ilmu KH Muhaiminan hingga muttasil
kepada Rasulullah SAW.
Barakah dari ijazah para ulama, dan keluwesan
beliau kemudian banyak menunjang pengembangan pondok pesantren dan pengembangan
tareqat syadziliyah yang menjadi amanat bagi beliau. Hingga th 1980 tercatat
10.915 orang yang telah berbai’at tareqat kepada beliau.
Hingga kini (2007) PP Kyai Parak telah
memiliki anak pesantren empat buah, dua di Temanggung, satu di Pekalongan. Satu
lagi masih dalam proses pembangunan Pekanbaru Propinsi Riau.
Kondisi Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren
MISI dan karakteristik PP. Kyai Parak Bambu
Runcing
Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing
adalah Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam yang didirikan dengan misi untuk
mencetak santri yang berakhlak mulia, berbekal pengetahuan ilmiyah Islam yang
memadai.
Misi di atas kedengarannya klise dan
sederhana. Namun misi tersebut memang ditancapkan dengan komitmen penuh. Hal
ini berdasar pada pemikiran bahwa di tengah-tengah situasi masyarakat yang
berkembang sedemikian cepat, para pendiri pondok dan pengelola memandang
perlunya menelurkan insan-insan yang berkepribadian sederhana, teguh pendirian
dalam memegang prinsip, dan menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak yang kini
mulai ditinggalkan banyak orang bahkan banyak dijadikan bahan lelucon.
Dengan alasan yang terdengar aneh tersebut,
kami bukannya mengada-ada tanpa program dan persiapan yang matang. Oleh karena
itu sebagai inti kekuatan pendidikan dan tarbiyah di Pondok Pesantren Kyai
Parak Bambu Runcing melakukan pendekatan melalui gemblengan mental tauhid dan
tasawuf secara intensif.
Pengambilan metode ini berdasar pengalaman
bahwa metode ini telah terbukti mampu membangkitkan keterpurukan dunia Islam
akibat kekalahan perang melawan imperium Mongolia.Para jenius besar yang muncul
pada masa itu dan mereka berhasil membangkitkan kembali khazanah ilmiyah yang
terbakar dan hilang adalah notabene para sufi yang hidup dengan zuhud dan
kesederhanaan.
Komitmen intensifikasi gemblengan mental
tauhid dan sufistik ini diuntungkan pula dengan dijadikannya Pondok Pesantren
Kyai Parak Bambu Runcing sebagai sentral kegiatan Jam’iyyah Tareqat Mu’tabaroh
An Nahdliyah Al-Syadziliyyah.
Kemudian kegiatan proses pendidikan yang
diterapkan di Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing hampir 24 penuh.
Kegiatan yang ada dibagi dalam klasifikasi sebagai berikut :
I. Kegiatan harian
II. Kegiatan mingguan
III. Kegiatan Selapanan
IV. Kegiatan Tengah Tahunan
V. Kegiatan Tahunan
Kegiatan Harian :
Kegiatan harian santri diatur sedemikian
rupa, untuk membiasakan diri dengan hari yang penuh kegiatan positif. Jam-jam
mereka diatur sedemikian ketat, hingga sedikit menyisakan waktu untuk
menganggur.
Santri memulai kegiatan rutinitas sejak pukul
04.00 pagi sampai dengan pukul 23.00 malam hampir non stop, hanya diselingi
istirahat kira-kira satu hingga dua jam per pergantian sessi kegiatan. Pada
hari-hari libur madrasah, jam-jam masuk madrasah digantikan oleh
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Hingga praktis tak ada hari libur yang
menganggur, semua terisi kegiatan positif, dengan berbagai variasi untuk
menghindari kebosanan.
Adapun urutan lengkapnya adalah sebagai
berikut :
No
|
Waktu
|
Nama
Kegiatan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
|
04.00
– 04.45
04.45
– 05.30
05.30
– 06.30
06.30
– 07.30
07.30
– 08.00
08.00
– 09.30
09.30
– 10.00
10.00
– 11.30
11.30
– 13.00
13.00
– 14.00
14.00
– 15.30
15.30
– 15.45
16.00
– 17.00
17.00
– 18.00
18.00
– 18.30
18.30
– 19.30
19.30
– 19.45
19.45
– 20.30
20.30
– 22.00
22.00
– 23.00
23.00
– 04.00
|
Bangun
tidur & Jama’ah Subuh
Takhassus
Al Qur’an & Pengajian Pagi
Istirahat
Tarbiyah
dan tausiyah Pengasuh
Doa
Ashabul Badri & Jama’ah sholat dluha
Madrasah
Istirahat
I
Madrasah
II
Istirahat
& Jama’ah Dzuhur
Sorogan
Kitab Fiqh
Istirahat
Jama’ah
Ashar
Bandungan
Kitab Akhlak & Hadits
Istirahat
Jama’ah
Maghrib & Mujahadah wajib
Takhasus
Al Qur’an & Pengajian Sore
Istirahat
Jama’ah
Isya’
Jam
wajib takror (mengulang pelajaran)
Jam
belajar ekstra
Istirahat
Malam
|
Kegiatan Mingguan
Kegiatan mingguan terbagi ke dalam dua
kategori yaitu kegiatan bermuatan ilmiyah dan kegiatan yang bermuatan keahlian
penunjang ketrampilan berdakwah. Dua kategori di atas adalah :
1. Musyawaroh dan diskusi ilmiyah fiqih
setiap malam kamis
2. Bela diri Pencak silat setiap hari jumat
3. Bela diri tenaga dalam (3 kali seminggu
berdasarkan tingkatan)
4. Pelatihan dakwah setiap malam selasa
Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapanan disetting sebagai wadah bagi
santri untuk berinteraksi dengan peserta dari luar pondok. Hal tersebut
diwujudkan dalam bentuk :
1. Mujahadah setiap malam selasa kliwon dan
Jum’at kliwon,
2. Pelatihan praktek ubudiyah tiap sabtu wage
3. Pengajian Umum oleh pengasuh tiap malam
rabu kliwon
4. Kegiatan Jam’iyyah tareqat Syadziliyah
tiap hari rabu kliwon
Kegiatan tengah tahunan
1. Evaluasi belajar / Ujian semester
Kegiatan tahunan
1. Haul Simbah Kyai Parak & Tareqat As
Syadziliyah (setiap ahad terakhir bulan Jumadil Akhir)
2. Haflah akhirus sanah (setiap bulan
Sya'ban)
3. Mujahadah Karomahan (setiap malam jumat
terakhir bulan Muharam)
4. Khataman Asma’ul Khusna dan ijazah umum
(setiap Bulan Jumadil Akhir)
PKL Santri
Santri-santri yang telah menempuh tingkat
akhir, disamping mereka mengikuti pendidikan di pondok juga telah diterjunkan
langsung di masyarakat sebagai pengajar magang dan privat agar dapat menjadi
pengalaman yang berharga mengenai pergaulan dalam masyarakat. Juga agar mereka
belajar bersosialisasi dan melihat kehidupan nyata dengan tujuan agar tidak
gagap ketika pada saatnya nanti benar-benar terjun ke masyarakat.
PENDIDIKAN MADRASAH
Pendidikan Madrasah Pondok Pesantren Kyai
Parak Bambu Runcing memadukan tiga fan pokok dalam tradisi ilmiyah islam salaf
yaitu tauhid, fiqh, dan hadis. Dengan pendalaman seperlunya pada fan ilmu alat
dan tasawuf.
Kegiatan kemadrasahan merupakan kegiatan yang
terintegrasi dengan kegiatan lain di luar itu, dengan menitikberatkan pada
bimbingan intensif amaliyah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai bukti bahwa alumnus Madrasah Aliyah
Salafiyah Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing telah memperoleh pengakuan
dari berbagai lembaga. Di antara mereka banyak yang melanjutkan pendidikan di
Universitas dan pendidikan tinggi tanpa harus mengikuti Uper dan hanya dengan
ijazah madrasah pondok. Beberapa diantara mereka berprofesi sebagai pengajar di
berbagai lembaga pendidikan baik formal dan non formal, pegawai negeri, wakil
rakyat, dan berbagai profesi kemasyarakatan dan sepanjang penyelidikan yang
dilakukan mereka dapat diterima dengan baik oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengelolaan dan Kepengurusan Pondok
Pengelolaan manajemen Pondok Pesantren Kyai
Parak Bambu Runcing ditangani oleh Yayasan YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KYAI PARAK
BAMBU RUNCING (YPIKP'BR) dan telah memiliki Akta Notaris.
Susunan Kepengurusan Yayasan adalah sebagai
berikut :
Ketua : Drs. H. Ahmad Rifa'I Azis
Wakil Ketua : Ir. H.M. Prim Nugroho
Sekretaris : Drs. H. Rokh Eddy Prabawo, M. Si
Wakil Sekretaris : Hj. Endah Rahmawati
Bendahara : Hj. Kautsar Ashofiah, S.H
Wakil Bendahara : Drg. Hj. Dewi M. Eko S.
Putro
Seksi Bidang (Sekbid) : ……………………………………
Pendidikan Sekolah : K.H. Baha' Jogo Sampurno
Dra. Titik Haryati, M. Si
Perekonomian dan Keuangan : Ir. H. M. Eko S.
Putro
H. Zaenal Arifin
Sarana dan Prasarana : K. Tolchah Husni
Ir. H. D. Hariono
Ir. H. Hidayat Hartadi
Hubungan Masyarakat : H.M. Nauval
Ir. H. Ateng Johari M Sc.
Demikian sekilas Profil dan Sejarah Singkat
Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan Temanggung semoga dapat
menjadi deskripsi yang memadai.
Wallohul muwafiq, wahuwa hasbi
wani’mal wakil
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar