Kamis, 16 Agustus 2012

(Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang - Jawa Timur


Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang – Jawa Timur






Sejarah



Sejarah Klasik (antara tahun 1885 - 1937 M)



Periode ini merupakan masa - masa pembibitan dan penanaman dasar-dasar berdirinya pondok pesantren. Pemimpin pertama yang mendirikan pendidikan ini, yaitu KH. Tamim Irsyad dibantu KH. Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menjadi menantunya.Beliau menanamkan jiwa Islam yang diaktualkan dalam bentuk sikap dan juga perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Berdirinya Pondok Pesantren Darul 'Ulum bermula dari kedatangan KH. Tamim Irsyad yang berasal dari Bangkalan Madura ke Rejoso. Beliau adalah murid KH. Cholil Bangkalan. Ketika beliau datang ke Jombang. demi memperbaiki keadaan Ekonomi keluarga KH. Tamim yang memiliki Hikmah besar dalam meneruskan tradisi pengajaran yang pernah ia terima, ditemukanlah Desa Rejoso, tempat secara naluriah Keagamaan KH. Tamim yang amat Representatif sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam.


Alasan lain dipilihnya Desa Rejoso sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam oleh beliau pondok pesantren yang direncanakan dan merupakan hutan itu. merupakan wadah yang dihuni masyarakat hitam dan jauh dari praktik-praktik sehat menurut norma ajaran Islam. Mereka adalah manusia jahat dalam arti sering melakukan keonaran tanpa memperhitungkan hak manusia tetangganya. Mereka adalah manusia yang tidak memperhatikan tatakrama pergaulan hidup dalam kebersamaan. Untuk itulah dua Kiai ini sangat membutuhkan modal yang kuat demi terlaksananya cita - cita membangun masyarakat yang berbeda sama sekali dengan bentuk masyarakat yang ada di situ. Modal tersebut memang telah dimiliki olehnya. KH. Tamim Irsyad adalah ahli dalam syariat Islam disamping memiliki ilmu kanuragan kelas tinggi.Demikian pula KH. Cholil merupakan pengamal ilmu tasawuf disamping memiliki bekal ilmu syariat Islam pada umumnya. Beliau waktu itu telah dipercaya oleh gurunya untuk mewariskan ilmu tharekat qodiriyah wannaqsyabandiyah-Nya kepada yang berhak menerimanya.dengan kata lain beliau berhak sebagai Al-Mursyid (guru petunjuk dalam dunia tharekat).



Pada periode ini sistem pengajaran ilmu pengetahuan dilaksanakan oleh kedua beliau dengan sistem ceramah dan praktikum langsung melalui saluran sarana yang ada pada masyarakat. KH. Tamim Irsyad memberikan pengajian ilmu Al-Qur'an dan Ilmu Fiqih atau hukum syariat Islam, sedangkan KH. Cholil memberikan pengajian ilmu tasawuf dalam bentuk pengamalan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah disamping tuntunan ilmu tauhid. Sehingga dengan demikian para murid tidak berat menjalankan syariat Islam.


Oleh kiai Tamim para murid diberikan syariatnya dan oleh kiai Cholil dilatih mencintai yang punya syariat Islam. Adapun sarana untuk kegiatan tersebut ada dua yang masing - masing dibangun tahun 1898 dan tahun 1911, surau itu sendiri sampai sekarang masih terawat baik, dipakai balai pertemuan dan pengajian. Siswa yang tercatat pada periode ini antara lain dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, terutama dari Jombang. Mojokerto, Surabaya serta Madura. Jumlahnya sekitar da ratus orang (200 siswa) yang tinggal mondok. Potensi alumnus cukup memadai, sehingga dengannya Darul Ulum pada periode berikutnya berkembang dengan cukup membanggakan.


Sekitar akhir abad sembilan belas (XIX), ketika pondok pesantren ini berkembang cukum meyakinkan. didatangkanlah kiai Syafawi adik kiai Cholil dari Demak Jawa Tengah untuk membantu kelancaran pengajian. terutama bidang studi Ilmu Tafsir dan Ilmu Alat. Namun sayang, KH. Syafawi tidak bertahan lama, karena pada tahun 1904M beliau meninggalkan dunia fana ini. Dua puluh tahun berikutnya (1930) Kiai Haji Tamim Irsyad menyusul Innalillah Wainna Ilaihirojiuun. Namun. sebelum beliau wafat telah mengader putranya yang kedua yaitu KH. Romli Tamim, sebagai figur Pimpinan Darul Ulum periode kedua. Sepeninggal kedua beliau diatas, Kiai Cholil tinggal sendiri mengemban amanat kelangsungan hidup sarana pendidikan yang dibina. Dalam kesendiriannya inilah Kiai Haji Cholil mengalami Jadzab (menurut istilah Pondok Pesantren), atau barangkali terserang depresi psychis (menurut istilah Psychologi).



Setelah Kiai Cholil dapat memecahkan problem pribadinya tersebut barulah beliau bangkit mengemban amanatnya yang semakin komplek. la sekarang yang memegang semua bidang studi, yang dulu dipegang berdua.Tugas-tugas tersebut akhirnya oleh Kiai Cholil dapat didelegasikan kepada Generasi Penerus tanpa menimbulkan goncangan sosial berarti yaitu dengan datangnya KH. Romly Tamim putra kedua KH. Tamim Irsyad atau adik ipar KH. Cholil dari Studi di Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1927 M.


KH. Romli Tamim pulang ke Rejoso dibekali oleh Gurunya, yaitu KH. Akhmad Jufri (Karangkates Kediri) dan KH. Zaid Buntet (Cirebon). Dengan kata lain Kiai satu ini dapat menyelesaikan regenerasi dengan mulus tanpa menimbulkan kesenjangan antar generasi sebelum dengan generasi sesudahnya melalui lantaran lahirnya KH. Romli sebagai tokoh. Tongkat estafet kepemimpinan tersebut akhirnya dapat diselesaikan kyai cholil dengan bukti munculnya tokoh-tokoh baru Pondok Pesantren peninggalan beliau tahun 1937 M. (wafat 1937M). Tokoh tersebut antara lin Kyai Haji Romli putra Kyai Haji Tamim Irsyad dan Kyai Haji Dahlan Cholil putra Kyai Haji Cholil. Dua tokoh inilah yang memimpin perkembangan pondok pesantren ini pada periode pertengahan.



Periode Pertengahan (antara tahun 1937 - 1958 M)



Pondok pesantren yang telah berdiri bagai batu karang di laut, tetap tegar walau ombak menghempas datang. Ditengah-tengah gelombang juang bangsa Indonesia meneriakkan kata merdeka pada saat itulah generasi muda meledakkan dadanya dalam bentuk koperasi, gerakan politik, maupun bentuk yang lain. Mereka hanya mempunyai satu tujuan, Indonesia harus merdeka.


Generasi Pondok Pesantren ini pun tidak pernah ketinggalan meski dalam bentuk gerakan yang lain. Sepeninggal tokoh-tokoh tua, muncul Kyai Romli Tamim dan Kyai Dahlan Cholil sebagai tokoh muda yang baru saja menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang di asuh Kyai Haji Hasyim Asy'ari serta mengembangkan Ilmi Pengetahuan yang diperolehnya dari studi beliau di Mekkah Saudi Arabia. Kyai Haji Dahlan Cholil pulang ke Rejoso tahun 1932 dan kemudian disusul oleh adiknya yang bernama Kyai Haji Ma'sum Cholil tahun 1937 merupakan tokoh-tokoh muda yang selalu menyingsingkan lengan dengan ikut bersama bangsa dalam bentuk mencerdaskan bangsa lewat sarana pendidikan yang dibinanya. Pada periode inilah Pondok Pesantren ini menunjukan identitas yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari nama Pondok Pesantren yang diberikan oleh Beliau yaitu DARUL 'ULUM (Gudang Ilmu) pada tahun 1933 M.


Tokoh tersebut menekankan bahwa penanaman Darul Ulum buka hanya sekedar mengambil nama besar Madrasah Darul Ulum yang ada di Makkah Saudi Arabia yang secara kebetulan beliau juga merupakan tokoh Madrasah tersebut waktu masih berdomisili di sana. Namun lebih dari itu ingin mengambil contoh sebagai wadah sarana pendidikan yang mempunyai corak khas diantara sarana pendidikan yang ada waktu itu. Yaitu untuk mencetak manusia-manusia muslim yang tahan cuaca.tidak mudah tergoncang bergantinya masa dan model.Hati tetap erat merapat disisi Alloh walau bagaimanapun keadaanya.Badan kuat menahan godaan hidup. Inilah baru Muslim.


Waktu siang maupun pagi siswanya diajak langsung oleh beiau bertanam, berdagang menanti rezeki. Jika malam mereka bersujud khusu' menanti hidayat Alloh, dan jika fajar telah datang menyambutnya, mereka tersenyum cerah berkat telah datang, mereka masih diberi kesempatan memandang alam.Pendidikan semacam inilah, hasilnya ternyata cukup mengagumkan dan ini telah dirasakan oleh Pondok Pesantren Darul Ulum.


Pengkajian ilmu pengetahuan pada periode ini semakin mekar di daerah lain pada umumnya, bukan lagi hanya berliku-liku di daerah ilmu pengetahuan agama saja. Disamping itu pembagian tugas antara tokoh-tokoh yang ada semakin jelas. Kyai Romli Tamim memegang kebijakan umum Pondok Pesantren serta ilmu thasawuf dan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyahnya, KH. Dahlan Cholil memegang kebijakan khusus siasah (manajemen) dan pengajian syariat plus Al-Qur'an. Sedang Kyai Ma'soem Cholil mengemban organisasi sekolah dan managementnya. Sementara itu Kyai Umar Tamim adik Kyai Romli Tamim sebagai pembantu aktif di bidang kethareqatan. Semua tugas tersebut masing-masing dibantu oleh santri-santri se­nior, seperti KH. Ustman Al Isyaqi yang berasal dari Surabaya dalam praktikum qodiriyah wannaqsyabandiyah.

Ciri khas alumni pada periode ini seakan dapat dijabarkan melalui dua bentuk, antara lain sebagai berikut:



-       Bentuk salikin atau ahli praktikum thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah. Mereka ini adalah lulusan amalan thareqat di bawah asuhan KH. Romli Tamim Irsyad. Sebagian mereka telah menjadi Al-Mursyid sejak zaman KH. Romli Tamim.

-       Bentuk huffadz atau penghafal Al-Qur'an, yang merupakn huffadz andalan di masing-masing daerahnya. Mereka ini adalah lulusan madrasah huffadz Al-Qur'an di asuh langsung oleh KH. Dahlan Cholil.



Dalam perjuangan fisk membela negara peran ponpes tidak tanggung-tanggung. sebut Pondok Pesantren ini memang letaknya diperbatasan garis Demarkasi tentara pejuang dengan tentara penjajah. Apabila belanda telah menguasai Mojokerto, bukan main2sibuknya penghubung dan penghuni pondok pesantren ini,tidak terkecuali kyai-kyainya. Ishomudin - putra KH. Romli Tarnim tertembak jatuh menghadap Alloh langsung oleh pelor Belanda pada tahun 1949 M.


Demikian pula KH. Romli Tamim sempat menginap di rumah KN1L Mojoagung karena tertangkap Belanda. Ini semua merupakan ikistrasi keterlibata Pondok Pesantren Darul TJlum dalam perjuangan tlsik memperjuangkan tanah Indonesia merdeka. Merdeka kata pejuang , merdeka pula para kyai. Kebenaran hams di perjuangkan sampai tubuh ini memat dimakan tanah. Karena tekad demikian itulah KH. Romli dan KH. Dahlan sebagai tokoll utama membiarkan santri serta simpatisannya menjadikan pondok pesantren ini sebagai markas tentara Hisbulloh pada kelas D menghajar tenlara Belanda. Kereta api sempat diledakkan oleh pejuang Hisbulloh di muka pondok pesantren yang dekat dengan rel kereta api ini.


Pada tahun 1938 didirikanlah sekolah klasikal yang pertama di Darul 'Ulum yang di beri nama Madrasah Ibtidaiyyah Darul TJlum. Sebagai tindak lanjut sekolah tersebut pada tahun 1949 M didirikan arena belajar untuk para calon pendidik dan da'wah. dengan nama Madrasah Muallimin (untuk siswa putra) dan 6pada tahun 1954 M berdirilah sekolah yang sama untuk kaum putri. Sekolah tersebut di huni sekitar 3000 siswa.Pada bagian lain keluarga besar Darul TJlum yaitu Jam'iyah thareqat qadiriyah wan naqsyabandiyah. Anggota latihnya meliputi Jombang dan menembus daerah-daerah kabupaten lainya di Jawa Timur. Jawa Tengah dan Jawa Barat. bahkan ada Sulawesi selatan. Jumlah anggotanya puluhan ribu, dapat disaksikan di pusat latihan Rejoso jika Jam'iyah ini mengadakan perayaan khusus bagibagi warganya. Yang lazim adalah tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan sya'ban, bulan Muharrom dan bulan Rabi'ul akhir.


Periode ini di tutup pada tahun 1958, yang di tandai dengan kematian dua tokohnya, yaitu KH. Dahlan Cholil pada bulan sya'ban, disusul oleh KH. Romli Tamim pada bulan Raomadlon. Innalillah wa innailaihi raji'un.



Periode Baru Fase Pertama (1958 - 1985)



Sepeninggalan kedua tokoh tersebut, pondok pesantren Darul 'Ulum mengalami kesenjangan kepemimpinan, terutama dalam bidang thareqat dan pengajian ilmu Al-Qur'an dengan segala ilmu bantuanya.Kejadian ini dapat dimaklumi karena dua tokoh yang telah tiada tersebut merupakan tokoh besar,serta piawai dalam bidangnya.


KH. Romli, mempunyai reputasi pasca sarjana dalam kehidupan thareqat di daerah Jombang maupun di kalangan Nasional, demikian pula halnya KH. Dahlan, reputasi dalam bidang ke Al-Qur'anan cukup di kenal TJlama semasanya.Ia terkenal sebagai ulama beraliran keras karena itu terkada6ng tampak kaku tetapi konsisten dengan ilmunya.



Alhamdulillah, pada masa transisi antara tahun 1958 - 1961 ini adalah tokoh pendamping kedua almarhum, yaitu KH. Ma'soem Kholil yang selama ini berdomisili di Jagalan Jombang.



KH. Ma'soem selama kepemimpinanya Darul 'Ulum cukup memuaskan berkat ditemukanya tokoh yang sebelumnya terpendam Kyai Ma'soem sendiri belum sempat menikmati upaya tersebut tclah wafat pada tahun 1961 M. Tokoh baru yan di maksud adalah lahirnya Kyai Bishri Cholil dan KH. Musta'in Romly sebagai pemimpin utama pada ketokohan periode baru fase pertama ini.Masa ketokohan KH. Musta'in dan KH. Bishri. antara tahun 1962 sampai 1985 Darul 'Ulum banyak mengalami pembaharuan dalam bidang Struktur organisasi. bidang bentuk pendidikan maupun dalam bidang sarana fisik, perubahan tersebut antara lain bisa dilihat di bawah ini.



Bidang Struktur Organisasi.


Pondok Pesantren Darul 'Ulum sejak tahun ajaran 1962 Struktur organisasinya berubah. Distribusi tugas secara terperinci dijelaskan melalui buku panduan dan papan Struktur. Ini merupakan kemajuan bila dibandingan dengan periode sebelumnya. Struktur tersebut dijabarkan dalan bentuk tiga dewan.



Dewan Kyai: Merupakan badan tertinggi. Beranggotakan para sesepuh Pondok Pesantren. Badan ini di pimpin oleh KH. Bishri Colil dan KH. Musta'in Romli. Badan ini merupakan dewan penentu kebijaksanaan prinsipil di Darul 'Ulum.



Dewan Guru: Merupakan badan pelaksana kebijaksanaan dewan kyai dalam bidang kontinuitas pendidikan. Badan ini beranggotakan guru-guru yarig dipimpin oleh KH. Musta'in Romli.



Dewan Harian: Merupakan dewan pelaksana harian dewan Kyai dalam bidang Administrasi Management dan kegiatan sosial. Badan ini beranggotakan santri-santri, guru-guru yunior dipimpin oleh Kyai Aehmad Badawi Cholil, tokoh motor pembaharuan managemen organisasi periode ini.


Dewan Keuangan: Pada tahun 1968 M untuk lebih menerbitkan administrasi keuangan. dibentukiah dewan keuangan yang ditangani oleh Kyai Muh. As'ad Umar.


Bidang Pendidikan


Berbicara mengenai masalah pendidikan. ini merupakan misi utama pondok pesantren Darul 'Ulum yang setiap jengkal langkah nya selalu tidak bisa lepas dari sualu upaya peningkatan kualitas bidang ini. Materi pendidikan yang di berikan pada periode ini hainpir semua macam bidang study lelah dimasukkan dalam program yung ada. Berbeda dengan sebelumnya hanya terbatas bidang agama ditambah umum yang diberikan. Ini dilakukan oleh pengasuh untuk menyediakan fasilitas yang sempurna bagi siswa-siswa pondok pesantren apabila kelak harus terjun ke masyarakat. Dan merupakan kelanjutan Pondok Pesantren atas tantangan masyarakat lingkunganya.


Dengan masuknya beragam bidang studi umum tersebut, bukan berarti menelantarkan jam-jam kegiatan studi agama dan sakral agama ang telah mapan. Malah keduanya disejajarkan, diselaraskan dan diberinya ruang gerak berjalan secara smooth dalam wadah yang sama.Pada tahun 1965 di Darul Ulum dibukalah Universitas Darul 'Ulum sebagai kelanjutan wadah pendidikan yang perkembangannya antara tahun 1965 - 1969 M.


Universitas tersebut memiliki Fakultas Alim Ulama, fakultas Hukum, fkultas Sosial Politik dan fakultas Pertanian. Pada tahun ini (1989) setelah mengalami pasang surut, Universitas Darul 'Ulum telah memiliki enam Fakultas, antara lain:

-       Fakultas Hukum

-       Fakultas Sosial Politik

-       Fakultas Ushuluddin (Sebagai ganti fak. Alim Ulama)

-       Fakultas Ilmu Pendidikan

-       Fakultas Ekonomi



Pada tahun 1967 sekolah dan madrasah yang berada di naungan Darul Ulum dibagi dalam dua program studi. Program studi yang beralifiliasi dengan Departemen Agama dan Program studi yang mengikuti program studi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tentu masing-masing program studi tetap dinaungi oleh warna kepondokan pesantren Darul TJlum sebagaimana semula, yang akurat dan tradisional itu. Selanjutnya sekolah-sekolah tersebut pada tahun berikutnya (1968) yang beralifiliasi dengan DEPAG dinegenkan melalui Surat Keputusan Menteri Agama No : 67 tahun 1968.



Bidang Sarana Fisik


Penyediaan sarana fisik mutlak dibutuhkan bagi erwujudnya mekanisme pendidikan. Disamping memanfaatkan bangunan gedung yang ada, Darul 'Ulum juga menambahkan lagi beberapa gedung untuk asrama dan gedung sekolah. Di pihak lain penyediaan fasilitas pendidikan juga bertambah, seperti yang terlihat di bawah ini.

1.     Pada tahun 1954 dibukalah Madrasah Mu'alimat atas, satu bentuk sekolah setingkat SMA Khusus bagi siswa putri.

2.     Pada tahun 1960 Pimpinan Darul 'Ulum bersama alumni yang telh meyebar di perguruan tinggi maupun di arena pejuangan sosial di daerah Surabaya, Malang dan Yogyakarta menciptakan wadah gerak yang disebut HESDU (Himpunan Eks Santri Darul 'Ulum). Organisasi ini pada kongresnya I Di Malang mengubah namanya dengan IKAPPDAR (Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darul 'Ulum).

3.     Pada tahun 1965 mempunyai tanah milik di Jombang sebagai lokasi berdirinya Universitas Darul 'Ulum.

4.     Antara tahun 1959 - 1982 telah pula disempurnakan fasilitas belajar, ibadah maupun asrama tempat tinggal.



Demikianlah pembaharuan dan perubahan yang terjadi pada periode ini. Sementra itu kepemimpinanya juga terjadi tambal sulam. Seperti yang terjadi pada tahun 1969 sepeninggalan KH. Bishri yang wafat, kedudukan beliau diambil alih oleh adiknya yaitu KH. Sofyan Cholil sebagai patner utama KH. Musta'in Romly. Pada tahun 1978 M KH. Sofyan Cholil wafat, kedudukanya di ganti oleh KH. Muh. As'ad Umar



Periode Baru Fase Kedua (1985 - 1993)



Perkembangan Kelembagaan Darul 'Ulum pada fase ini mengalami perubahan dan kernajuan sesuai dengan tuntutan mana­gerial yang dikehendaki oleh kernajuan kelembagaan Darul 'Ulum Perkembangan itu bisa dilihat di bawah ini.


Perkembangan Kelembagaan.


Pada fase ini pembagian tugas elembagaan lebih rinei dan disesuaikan dengan Profesi perseorangan yang duduk di personalia lembaga. Ada Yayasan Darul 'Ulum, Yayasan Universitas Darul 'Ulum dan ada Yayasan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah yang berpusat di Darul 'Ulum. Masing-masing Yayasan / lernbaga terikat oleh nilai dan norma misi kelembagaan Darul 'Ulum yang termuat garis besar Khittkhah Trisula, yaitu suatu rangkuman nilai dan norma menjadi misi pendidikan Darul 'Ulum. Nilai tersebut bersumber dari nilai-nilai yang berada di lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darul 'Uium, Universitas Darul 'Ulum dan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah. Jadi, pada periode ini lembaga pendidikan Darul 'Ulum lebih meningkatkan profesionalisme dalam kepengurusan kelembagaan yang dimiliki Darul Ulum:

1.     Lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darul 'Ulum.

2.     Lembaga Universitas Darul 'Ulum.

3.     Lembaga thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah yang berpusat di Darul Ulum



Bidang Pendidikan.


Lembaga pendidikan kejuruan pada babak ini lebih inendapat tekanan dikembangkan disamping lembaga pendidikan umum dan agama.

1.     Pada tahun 1988 dibuka program komputer.

2.     Pada tahun 1989 dibuka SMEA Darul 'Ulum.

3.     Pada tahun 1991 dibuka Akademi Perawatan Darul 'Ulum.

4.     Pada tahun 1992 dibuka Sekolah Teknik Menengah Darul 'Ulum.


Pendidikan kejuruan diatas melengkapi lembaga-Iembaga pendidikan di Darul 'Ulum yang telah berkembang pada periode bam fase pertama


Bidang Fisik Bangunan.



Tututan masyarakat akan kelayakan dalam penyelenggaraan pendidikan menyebabkan pimpinan Darul 'Ulum berupaya secara maksimal membangun sarana fisik demi menunjang siswa didik mencapai tujuan pendidikan yang dinginkan.Usaha pembangunan fisik bisa dilihat dari penambahan ruang kelas dan perkuliahan asrarna dan ruang penunjang.


Pada tahun 1986 dibangun gedung perkuliahan fak. Hukurn dan Teknik di Jombang. pada tahun 1987 gedung fak. Tarbiya di Jl. Rejoso Peterongan, pada tahun 1990 gedung pertemuan UNDAR berdiri dengan kapasitas 2.000 orang. Sementara di Pondok Pesantren Darul 'Ulum selama berturu-turut dibangun gedung SMA Darul "Ulum tahun 1986 bersamaan gedung asrama Ibnu Siena, pada tahun 1987 dibangun SMA Putri bersama dengan asrama Raden Rahmat, pada tahun 1989 dibangun gedung MAN Rejoso 7 lokal an MTsN 5 lokal bersamaan dengan asrama Bani Tamim dan Al-Ghozali. Dan" terakhir pada tahun 1992 dibangun gedung akademi perawatan Darul 'Ulum. Semua pembangunan saraa tersebut adalah upaya kongrit Darul 'Ulum memberikan layanan pendidikan.



Bidang Kepemimpinan.


Seperti telah dijelaskan pada diktum I.4.1.,kepemimpinan Darul 'Ulum pada periode ini tetap menggunakan sistem keluarga, artinya baik di pondok, di Universitas maupun di thareqat qodiriyah, wan naqsyabandiyah unsur pimpinanya terdiri atas unsur keluarga besar pendiri Darul 'Ulum yaitu KH. Tamim Irsyad, Beliau mempunyai tiga putra:

Pertama : Nyai H. Fatimah istri KH. Cholil

Kedua : KH. Romly Tamim

Ketiga : KH.Umar Tamim


Dari ketiga putra inilah secara tradisonal mewarisi kepemimpinan Darul Ulum sampai pada fase kedua, sesuai dengan kemampuan dan keilmuan yang dimiliki. Di Pondok Pesantren Darul 'Ulum, di Universitas Darul 'Ulum, kepemimpinan dipegang oleh lembaga Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul 'Ulum, di Universitas Darul 'Ulum dipegang oleh pimpinan Yayasan dan Rektorium. Sedangkan di tareqhat dipegang oleh Al-Mursyid.


Adapun Kepemimpinan pada periode baru fase n di Pondok Pesantren Darl 'Ulurn secara kolektif berada dalam lembaga Majelis Pimpinan Pondok Pesantren yang personalianya disusun secara struktural berdasar keilmuan dan senioritasnya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:



Ketua Umum:

KH. MUH. AS'AD UMAR

Ketua Bidang Khusus Pendidikan:

KH. A. DIMYATHIROMLY, SH

Sekretaris Umum:

Drs. KH. CHOLIL DAHLAN

Koord Alumni dan Ikappdar:

KH. A. TAMIM ROMLY, SH, MSi.

Koord Keuangan:

Drs. ZA'IMUDDIN WIJAYA AS'AD SU.

Koord. Kesra dan Olah Raga:

Drs. H. MUH. IQBAL HASYIM

Koord.KAMTIB:
SYARIF HIDAYATULLOH, ST.

Koord. Pengajian dan Kepondokan:

M. HAMID BISHRI, SE. Msi

Sedangkan perkembangan akhirPondok Pesantren Darul 'Ulum lihat bentuk-bentuk pendidikan pendidikan di menu Bentuk Pendidikan



Fasilitas Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang



Fasilitas gedung dan asrama yang ada di pondok Pesantren Darul Ulum antara lain adalah:

-       Empat belas gedung sekolah formal (108 lokal)

-       Dua gedung ketrampilan

-       Sembilan aula pertemuan

-       Satu Masjid dan dua Mushola

-       Dua Kantor Pusat dan dua belas kantor unit

-       Tiga puluh empat gedung asrama ( 234 kamar)

-       Tiga belas unit kamar mandi

-       Satu Unit Pompa air

-       Dua puluh tujuh pompa air

-       Satu Lapangan Sepak Bola

-       Delapan lapangan Bulu Tangkis dan empat lapangan Basket

-       Tiga belas lapangan tenis meja

-       Satu kantor unit BRI, Bank Jatim, dan BNI 46

-       Sarana Wartel

-       Satu Pusat Koperasi

-       Satu Unit Usaha Kesehatan Pondok (UKP)

-       Empat kantin makan

-       Tiga laboratorium IPA

-       Lab Bahasa

-       Satu lab Komputer Pusat



Bentuk Pendidikan



Pendidikan Pesantren Non Formal



Pengajian Kitab - kitab meliputi:



Tafsir
Tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, Qurtubi dan Tafsir Khamami



Hadits
Buchori Muslim, Tajridusshoreh, Bulugul Maram, Riyadus Sholihin, Jawahirul Buchori, Arbain Nawawi



Alat
Jurumiyah, Imriti, Alfiah Ibnu Malik, Milhatul I'rob dan Qowaidul Lughoh



Fiqih
Mabadi' Fiqiyyah, Safinatun Najah, Sulam Taufiq, Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Kifayatul Akhyar



Ahlaq
Akhlaqul Banat, Akhlaqul banin, Uqudul Jain, Ta'lim Muta'lim, Durotunnasihin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad, Khikam, dan Ihya Ulumuddin



Lain – Lain

Kitab - kitab yang dikaji khusus oleh Kyai dan santri senior.



Pengajian Al Qur'an meliputi:



Dengan hafalan:

Dikaji dan diselenggarakan khusus oleh Madrasah Tahasus Al Qur'an



Dengan Melihat:

Diselenggarakan informal di Masjid dan MUshola setiap Ba'da Subuh, ba'da Ashar dan ba'da Maghrib. Diselenggarakan formal di kelas masing - masing unit pendidikan setiap jam ke I dan II dalam satu minggu tiga kali pertemuan



Latihan Muhadhoroh (Penampilan Taqwa), meliputi:

-       Leadership : Setiap Kamis malam dan Jum'at siang

-       Dibaiyyah : Setiap Kamis malam dua kali satu bulan

-       Tahlil : Setiap Senin malam dua kali dalam satu bulan

-       Organisasi : Setiap Jumat siang

-       Olahraga : Setiap Jum'at pagi dan setiap sore ba'da Ashar



Latihan Keterampilan meliputi:

-       Penjahitan : Setiap Jum'at sore dan pagi

-       Keputrian : Setiap selasa dan jum'at

-       Drum Band : Setiap Jum'at dan selasa sore

-       Qiroatil Qur'an : Setiap Kamis dan Jum'at

-       Kepramukaan : Setiap Jum'at pagi

-       Komputer : Setiap hari diluar KBM

-       Manajemen : Setiap Jum'at siang


Sekolah Formal, terdiri dari:

-       MIN Darul Ulum

-       MTs N Darul Ulum

-       Mts PK Darul Ulum

-       SLTP 1 Darul Ulum

-       SLTP N 3 Darul Ulum

-       MAN Darul Ulum

-       MAK Darul Ulum

-       SMA 1 Darul Ulum

-       SMA 2 Darul Ulum unggulan BPPT

-       SMA 3 Darul Ulum

-       SMK 1 Darul Ulum

-       SMK 2 Darul Ulum

-       SMK Telkom Darul Ulum

-       AKPER (Akademi Keperawatan) Darul Ulum

-       AKBID (Akademi Kebidanan) Darul Ulum

-       UNIPPDU (Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum)

-       UNDAR (Universitas Darul Ulum)



Praktikum Kemasyarakatan


Untuk menyediakan sarana latihan bagi seluruh civitas akademika Darul Ulum, dalam menjalin hubungan sosial dengan Darul Ulum dan sebaliknya dalam bidang jual beli kebutuhan hidup sehari - hari.

1.     Organisasi Kantin

Yaitu tempat bagi masyarakat sekitar untuk bisa berhubungan langsung dengan Pondok pesantren Darul Ulum dan sebaliknya dalam jual beli kebutuhan hidup sehari - hari.

2.     Ikatan Pondok Pesantren Darul Ulum

Yaitu suatu organisasi keluarga besar da simpatisan Darul Ulum yang mempunyai tujuan menyalurkan aspirasi Darul Ulum ke masyarakat, dan dari masyarakat ke Darul Ulum. Terutama masyarakat yang jauh dari pemukiman pondok Pesantren darul Ulum Jombang.

3.     Organisasi Olah Raga Darul Ulum

Yaitu suatu wadah bagi siswa - siswi Darul Ulum menciptakan dinamik keolahragaan di kawasan wilayah Darul Ulum ataupun diluar dalam bidang seni dan olah raga



Lokasi



Kantor Pusat:

Sekretariat Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum,

Jl Rejoso Peterongan Jombang Po. Box 3 kodepos 61481

Tlp 866686 / fax.(0321) 860174.

Pelayanan khusus siswa : (0321) 86206



BamSoet: Peran Aulia Pohan dlm Century

Peran dan keterlibatan Aulia Pohan dlm mata rantai kasus Bank Century mulai dari pemberian fasilitas GSM kepada Bank CIC.



Untuk membongkar kasus bank Century secara tuntas mau tidak mau investigasi harus dimulai dari tahun 2000 ketika masih bernama Bank CIC.



1. BANK CIC ikut serta dalam program GSM-102 pada tahun 2000 dan 2001 dengan jumlah fasilitas yang diterima sebesar  US$ 953.9 juta diberikan oleh Commodity Credit Corp melalui USDA. Dana tersebut diterima dari tiga bank, yakni SCB US$ 191.4 juta, Bank Denver US$ 616 juta, dan Deutsche Bank US$ 146.5 juta



2. Alokasi yang diberikan untuk Indonesia secara total adalah US$ 1,2 milyar, dimulai sejak bulan Oktober 1999 dengan plafon awal US$ 400 juta. Ada 14 bank lokal termasuk bank BUMN yang ditunjuk oleh BI sebagai bank pelaksana. Adalah suatu keanehan bahwa dari plafon yang diberikan kepada Indonesia sebesar US$ 1,2 milyar, Bank CIC mendapatkan alokasi sebesar US$ 950juta atau hampir 85% dari keseluruhan fasilitas.



3. Bank CIC ketika itu adalah bank kecil yang baru mendapat izin sebagai bank devisa, tidak mempunyai track record sebagai international banking maupun trade financing tapi diberi rekomendasi oleh BI untuk mendapatkan plafon sampai US$ 950jt. Fasilitas GSM-102 ini berjangka waktu 3 tahun (secara blanket). Ini bukan berarti bahwa fasilitas yang diberikan kepada importir juga 3 tahun. Fasilitas yang diberikan kepada importir tentunya mengikuti jangka waktu LC sebagai underlying transaction dan sifatnya self liquidating. Artinya pada saat importir melunasi financing import tersebut, maka bank pelaksana harus melakukan pembayaran kepada bank pemberi kredit. Hal inilah yang tidak dilakukan oleh Bank CIC sehingga dapat memanfaatkan fasilitas GSM-102 sebagai suatu pembiayaan tetap berjangka waktu 3 tahun, dalam US$ dengan bunga rendah (karena 80% risiko kredit ditanggung oleh CCC).



4. Jadi dapat kita bayangkan dalam  periode pasca krismon 98  sebagian besar bank lokal masih kesulitan likwiditas, kemudian problem BLBI ϑαn dilanjutkan dengan  Rekapitalisasi Perbankan.



5. Industri perbankan semakin terpuruk dg Langkanya Sumber dana pihak ketiga mengakibatkan pinjaman interbank lokal  sampai mencapai 90% per tahun.



6. Kondisi semakin memburuk sampai  LC  yg diterbitkan oleh bank di Indonesia harus di konfirmasi oleh bank asing untuk dapat di negosiasikan di LN.



7. Dalam kondisi pasar γαnÏ› demikian, tiba2 muncul  sebuah bank kecil bernama CIC Bank menikmati likuiditas murah untuk jangka waktu 3 tahun. Sebanyak hampir US$ 1 milyar atau eqivalent Rp.12 T dengan kurs pada waktu itu.



8.Dalam sekejap CIC dikenal sebagai bank yang bisnisnya terfokus pada trade financing. Aset dan kewajiban bank  ini juga meningkat pesat. Jika pada September ,2000 kewajiban CIC masih sekitar Rp 4,4 triliun,  per September 2001  melonjak dua kali lipat menjadi Rp 9,2 triliun.



9. Ironisnya, rasio kecukupan modal (CAR)   menurun dari 10,83 persen pada September 2000  menjadi 4,87 persen per September 2001.



10.Berbekal likuiditas dari fasilitas GSM 102 yang diputar dulu CIC Bank membeli instrumen pasar uang valuta asing melalui Chinkara Capital yang juga adalah pemegang saham, CIC berspekulasi dalam membeli instrumen derivative semacam Credit Linked Notes dan instrument lain yang terdapat spread antara harga beli dengan face value.



11.Investasi antara lain membeli US Treasury Strips sebesar US$ 177 juta berjangka waktu 10 tahun dan tidak berbunga. (catatan: US Treasury Strips adalah instrumen yang diterbitkan oleh Bank Sentral Amerika berupa Bonds berjangka waktu 10 tahun dimana coupon pembayaran bunga setiap 6 bulan telah dipisahkan (strip) dan dijadikan instrumen bond tersendiri. Dengan demikian US Treasury strip Bond hanya terdiri dari prinsipalnya saja atau sama dengan zero coupon bond). Alias tidak menghasilkan pendapatan bunga karena sudah ditarik didepan.



12.Investasi lainnya adalah dalam instrument Credit Linked Notes CLN yang dibeli sebesar USD 225 juta berkaitan dengan pinjaman pemerintah Indonesia yang akan jatuh tempo pada akhir 2005. Instrumen ini dikenal dengan CLN/ROI 2005.



13.Berkaitan dengan dugaan penyelewengan atas pengelolaan fasilitas GSM-102 tsb,  BI menerjunkan tim pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan di CIC pada bulan July- Nov 2001.



14.Laporan hasil pemeriksaan BI yang dilakukan pada bulan Juli-Nov 2001 sesungguhnya memberikan gambaran kondisi bank yang lebih realistis dengan berbagai macam pelanggaran perihal ketentuan CAR, NPL, Legal Lending Limit.



15.Kondisi CIC ketika itu dapat dikatakan "setengah hidup", hampir 70% sumber dana berasal dari GSM-102



16.Hasil pemeriksaan BI tersebut ditindak lanjuti dengan surat BI tertanggal 22 Juli 2002 berupa teguran. Sebab management dan pemegang saham tidak menanggapi temuan dari hasil pemeriksaan BI November 2001 dengan suatu action plan yang dapat memperbaiki kondisi bank.



17.Kenapa investasi di US Treasury STRIPS?  Patut diduga bahwa coupon bunga untuk jangka waktu 10 thn  yang sudah menjadi menjadi obligasi baru τεlαħ ditarik tunai didepan Walaupun dalam pembukuan tercatat sebesar US$ 177juta namun dana yg dikeluarkan tidak sebesar itu karena dikurangi pendapatan   bunga selama 10 thn γαnÏ› ditarik di muka.



18.Demikian juga untuk instrument CLN ROI sebesar $225juta. Menurut sang empunya bank, ini atas perintah Aulia Pohan Dir BI. Barangkali pada awalnya instrumen ini cukup menjanjikan akan membawa untung, karena sebagai pejabat BI tentunya paling mengetahui apakah pinjaman pemerintah γαnϛ akan jatuh tempo 2005 dibayar atau tidak. Yang jelas instrumen derivative ini dijual oleh pasar dengan tingkat discount γαnϛ tinggi karena country risk Indonesia masih tinggi.



19. Jumlah dana γαnϛ keluar untuk membeli instrumen CLN/ROI tidaklah $225jt walaupun dalam pembukuan tertera senilai face value. Dengan asumsi harga dibawah par 20% saja maka pemilik CIC sudah bisa mengantongi $20- $50jt atas transaksi ini.



20.Inilah γαnÏ› di issuekan sєв̍αϛαί instrumen bodong padahal  sebetulnya merupakan  

Jumlah discount γαnϛ dinikmati atas pembelian derivative CLN.



21. Menjelang jatuh tempo CLN/ROI di thn 2004- 2005 dunia di kejutkan dengan meroketnya harga minyak  tidak  Î±Ï‘α satu pakar pun termasuk direksi BI γαnÏ› dapat memprediksi bahwa di thn 2005 harga minyak mencapai $100 per barrel. Akibatnya pemerintah RI default terhadap pinjamannya, sehingga harga instrumen derivative CLN/ROI 2005 terjun bebas.

Disinilah kelanjutan dari malapetaka CIC bank γαnϛ melibatkan pejabat BI. Bemula dr niat memutarkan dana murah GSM 102 sebesar $900jt dengan mengharapkan keuntungan besar, malah mengakibatkan lobang besar dlm struktur keuangan CIC.

Hal tsb γαnϛ memantik diadakan pemeriksaan BI pada akhir thn 2001, γαnϛ memberikan gambaran kondisi CIC γαnϛ sesungguhnya.



22. Sebenarnya Kejaksaan Tinggi Jakarta pernah menggelar perkara CIC di tahun 2002, sejumlah pejabat BI τεlαħ dipanggil al AP, AT termasuk dirjen lembaga keuangan ketika itu Darmin Nasution. Akan tetapi kasus tsb seakan raib ditelan bumi tidak terdengar kelanjutannya.



23. Proses merger CIC, Pikko, Danpac menjadi Bank Century  Î±Ï‘αlαħ salah satu upaya untuk menutupi lobang tsb.

BI ϑαn Bapepam pun menutup mata atas berbagai macam pelanggaran rambu2 aturan dalam proses merger tsb. Utamanya  Î±Ï‘αlαħ membiarkan nilai Asset CIC sebagai bank penerima penggabungan seperti apa adanya (book value), tanpa dilakukan proses revaluasi atau mark to market atas instrument surat berharga pasar uang γαnÏ› nyata2 τεlαħ berkurang nilainya.



24. Fasilitas GSM 102 γαnÏ› diberikan kepada CIC sesungguhnya telah jatuh tempo pada thn 2002 dαn 2003. Dαn belum dapat dikembalikan oleh CIC, olh karena sebagian besar dana masih nyangkut di Surat Berharga. USDA dαn Commodity Credit Corporation sebagai penjamin fasilitas GSM  kemudian melakukan blacklist thd Indonesia dαn segala fasilitas penjaminan credit γαnÏ› berkaitan dengan import commodity dibekukan untuk sementara waktu.



Jika kita urut dαrί awal terlihat dengan jelas kejanggalan2 γαnϛ patut dipertanyakan dαn kental oleh keterlibatan BI maupun oknum BI.

- pemberian rekomendasi kpd CIC untuk mendapatkan fasilitas GSM102 kpd USDA sebesar $950juta atau 85% dαrί total alokasi γαnϛ diberikan USDA kepada Republik Indonesia. Padahal banyak bank2 γαnϛ lebih qualified untuk menjalankan program tsb γαnϛ mempunyai track record dalam trade financing.

- BI membiarkan CIC beroperasi sejak thn 2000 dengan struktur assets γαnÏ› tidak wajar, diluar kelaziman sebuah bank komersi. Laporan keuangan dengan jelas  menggambarkan bahwa 70% dαrί assets tertanam di Surat Berharga Valuta Asing. Sudah hampir pasti melanggar ketentuan rambu2 kontrol seperti batasan Net Open Positon.

- Keterlibatan pejabat BI, Aulia Pohan γαnϛ merekomendasikan investasi dalam CLN ROI 2005 sebanyak $225jt.

- BI membiarkan proses merger γαnϛ melanggar berbagai macam ketentuan, γαnϛ telah di laporkan dalam audit BPK.

- BI membiarkan Bank Century hasil merger melakukan berbagai macam acrobat keuangan, antara lain,BC menjaminkan penempatan dana valuta asing pada bank koresponden sebanyak equivalen Rp.2T untuk dijaminkan dlm rangka memberikan fasilitas back to back credit kepada nasabah terkait group. Dimana pada akhirnya dana penempatan tsb di eksekusi oleh bank koresponden, sebagai offset thd pemberian kredit tsb.



Jadi kalau kita pilah2 timeline mulai thn 2000 sampai merger 2005 kemudian dαrί 2005 sampai 2008 , dilanjutkan 2008 sampai 2010, maka agendanya macam2. Tapi kalau penegak hukum termasuk KPK bilang tidak dapat menemukan unsur pidana, ya agak aneh.



(Bambang Soesatyo, Anggota Timwas Century DPR)



Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!