Empat Anjuran Syekh Abdul
Qadir saat Berdoa
Doa merupakan media komunikasi antara seorang
hamba dengan Sang Pencipta. Melalui doa seluruh keluh kesah dan harapan manusia
diutarakan. Doa sekaligus menunjukan ketundukkan dan kepatuhan seorang hamba
terhadap Sang Maha Kuasa. Allah SWT berfirman, “Berdoalah kepada-Ku niscaya
akan Aku kabulkan,” (Surat Al-Ghafir ayat 60).
Pada hakikatnya berdoa bisa dilakukan
kapanpun dan di manapun. Akan tetapi, alangkah baiknya doa dilakukan pada
waktu-waktu yang disunnahkan untuk berdoa.
Salah satunya adalah berdoa setelah
mengerjakan shalat lima waktu dan shalat sunnah karena doa termasuk bagian dari
ibadah, maka ada beberapa hal yang disunnahkan pada saat berdoa.
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Ghunyatul
Thalibin menjelaskan:
أن
يمد يديه ويحمد الله تعالى ويصلى على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يسأله الله
حاجته ولا ينظر إلى السماء في حاله دعائه، وإذا فرغ يديه مسح يديه على وجهه، لما
روى عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: سلوا الله ببطون أكفكم
Artinya, “Dianjurkan pada saat berdoa
membentangkan kedua tangan, mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian baru setelah itu mengutarakan
permintaan dan permohonan. Jangan menghadap langit pada saat berdoa. Ketika
selesai berdoa usaplah kedua tangan ke wajah. Dalam sebuah riwayat disebutkan
Rasulullah berkata, ‘Mintalah kepada Allah dengan batin telapak tangan.’”
Dari penjelasan Syekh Abdul Qadir di atas,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat berdoa:
Pertama, membentangkan kedua telepak tangan
pada saat berdoa, seperti orang yang sedang memohon dan meminta.
Kedua, awali doa dengan pujian terhadap Allah
SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pujian itu sebagai ungkapan bahwa
manusia sesungguhnya lemah dan tidak memiliki daya dan kuasa di hadapan Allah
SWT.
Ketiga, setelah memuji Allah dan bershalawat
kepada Nabi Muhammad baru utarakan permintaan dan permohonan kepada Allah SWT,
sembari menunduk dan jangan menghadap ke langit.
Keempat, selesai berdoa usaplah wajah dengan
dua telapak tangan.
Pada saat membentangkan kedua telapak tangan,
hendaklah batin telapak tangan menghadap ke atas, seperti halnya orang meminta.
Dalam hadits disebutkan, “Mintalah dengan batin telapak tangan” (HR Abu Dawud),
maksudnya adalah berdoa dengan batin telapak tangan ke atas sebagai simbol yang
berharap dan memohon. Tapi kalau menolak simbolnya adalah punggung telapak
tangan yang menghadap ke atas.
Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan,
kalau doa yang berisi harapan dan permohonan, batin telapak tangan menghadap ke
atas. Tapi kalau isi doa mengandung penolakan terhadap bencana dan sesuatu yang
buruk lainnya, dianjurkan membalik telapak tangan: punggung tangan menghadap ke
atas. Wallahu a’lam. []
Ustadz Hengki Ferdiansyah Lc. MA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar