Kisah
Rasulullah dan Wanita Bertangan Panjang
Rasulullah adalah
manusia, tetapi bukan manusia biasa. Ia melakukan aktivitas seperti manusia
lainnya: makan, minum, tidur, dan bekerluarga. Namun demikian, Rasululllah
memiliki keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki manusia biasa lainnya.
Ia adalah orang yang terjaga dari dosa (mas’shum), nabi dan rasul terakhir,
halal melaksanakan puasa wishol, haram menerima zakat, halal menikah lebih dari
empat, dan lain sebagainya.
Rasulullah merupakan
sumber kebenaran karena ia menerima wahyu langsung dari Allah. Apapun yang
dilakukannya adalah suri tauladan yang harus diikuti, kecuali hal-hal tertentu
yang memang dikhususkan untuk Rasulullah. Apapun yang diucapkannya adalah wahyu
yang mengandung kesahihan. Rasulullah juga adalah sumber ilmu. Sehingga jika
para sahabatnya menemukan sebuah pertanyaan maka mereka akan mengadukannya
kepada Rasulullah. Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan dunia esok atau
akhirat.
Merujuk buku Pesona Ibadah
Nabi, suatu ketika Rasulullah berkumpul dengan istri-istrinya. Mereka
membincangkan banyak hal. Di tengah-tengah obrolan, tiba-tiba salah seorang
istri Rasulullah mengajukan sebuah pertanyaan.
“Wahai Rasulullah,
siapakah diantara kami yang paling segera menyusulmu menghadap Allah?” kata
sang istri tersebut.
Mendengar pertanyaan
tersebut, Rasulullah tidak langsung menjawab. Ia memandangi wajah istrinya satu
persatu. Setelah diam sejenak, Rasulullah akhirnya menjawab pertanyaan istrinya
itu.
“Yang paling segera
menyusulku adalah wanita yang bertangan paling panjang diantara kalian,” jawab
Rasulullah dengan kalimat metafor.
Para istri Rasulullah
tidak menyadari kalau jawaban Rasulullah itu bersifat kiasan. Mulanya, mereka
mengira kalau ‘yang bertangan panjang’ adalah ukuran lengan yang panjang. Maka
mereka segera mengukur lengan-lengannya dengan bambu satu persatu. Setelah
diukur semua, maka diketahui kalau Saudah binti Zam’ah binti Qais bin Abd Syam
bin Nash adalah istri Rasulullah yang memiliki tangan paling panjang.
Setelah melihat
tingkah istri-istrinya itu, Rasulullah langsung memberikan klarifikasi kalau
yang dimaksud dengan ‘bertangan panjang’ adalah yang senang bersedekah.
Rasulullah mengumpamakan istrinya yang gemar bersedekah dengan 'yang bertangan
panjang.'
Adalah Saudah bin
Zam’ah salah satu istri Rasulullah yang suka berderma. Maka berdasarkan jawaban
Rasulullah tersebut, Saudah lah yang bertangan panjang. Dalam artian suka
berderma, di samping tangannya memang paling panjang diantara istri-istri
Rasulullah lainnya. Jawaban Rasulullah tersebut terbukti. Saudah adalah istri
Rasulullah yang paling awal wafat dibandingkan istri-istrinya yang lain. Ia
wafat pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sumber lain menyebutkan Saudah
menyusul Rasulullah pada masa pemerintah Muawiyah bin Abi Sufyan.
Saudah merupakan
salah satu orang yang pertama kali memeluk Islam dari generasi wanita. Sakran
adalah suami Saudah sebelumnya. Keduanya ikut hijrah ke Habasyah. Sang suami
meninggal dunia di sana, kemudian Saudah kembali ke Makkah.
Setelah di-mak
comblang-i Khaulah binti Hakim, akhirnya Saudah dinikahi Rasulullah.
Dari keterangan buku
Bilik-bilik Cinta Muhammad, Saudah adalah seorang yang periang. Ia mampu mempu
menghadirkan ketentraman, keceriaan, dan kebahagiaan di dalam kehidupan
Rasulullah. Maka tidak heran jika Saudah menjadi istri tunggal Rasulullah dalam
waktu yang cukup lama –waktu antara setelah kematian Khadijah dan sebelum
pernikahan Rasulullah dengan Aisyah. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar