Orang
Tuanya Penentang Rasulullah, Anaknya Pejuang Islam (Bagian I)
“Jangan, jangan! Aku
bahkan berharap dan berdoa Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka
keturunan yang akan menyembah Allah.” Demikian doa Rasulullah ketika malaikat
penjaga gunung hendak mengubur hidup-hidup penduduk Thaif karena menolak dan
menyakiti Rasulullah.
Selama mendakwahkan
Islam, Rasulullah dan umat Islam generasi awal (assabiqunal awwalun) mengalami
berbagai macam tekanan, siksaan, tentangan, dan bahkan upaya-upaya pembunuhan.
Mulanya, Rasulullah menyebarkan Islam dengan cara-cara sembunyi-sembunyi
untuk menghindari para penentang atau musuh Islam.
Namun setelah Umar
bin Khattab masuk Islam dan barisan Islam semakin kuat, Rasulullah mulai
berdakwah dengan cara terang-terangan. Hal ini malah membuat para elit kafir
Quraisy penentang Islam semakin 'menggila.' Mereka rela melakukan apapun demi
menghentikan dakwah Islam. Termasuk membunuh Nabi Muhammad saw Rasulullah, sang
utusan Allah.
Rasulullah tidak
pernah dendam terhadap apa yang dilakukan para penentangnya. Meski apa yang
mereka lakukan sudah keterlaluan. Tidak seperti pendahulunya, Rasulullah tidak
pernah berdoa kepada Allah agar membinasakan siapa-siapa yang menentang
agama-Nya saat itu juga. Sebaliknya, Rasulullah berdoa agar mereka yang
menentang Islam mendapatkan hidayah atau anak-anak mereka nanti yang masuk
Islam.
Doa Rasulullah itu
betul-betul dikabulkan Allah. Dari banyak penentang Islam, ada beberapa yang
anak-anaknya masuk Islam dan menjadi pejuang terdepan dalam menegakkan agama
Allah sebagaimana yang tertuang dalam buku Para Penentang Muhammad saw.
Pertama, Al-Walid bin
Al-Mughirah. Al-Walid merupakan seorang bangsawan terpandang dan kaya raya dari
Bani Makhzum. Dia juga merupakan seorang hakim di Darun Nadwah pada masa
Jahiliyah. Kekayaan dan kehormatan membuat Al-Walid menjadi buta mata dan buta hati,
utamanya ketika Islam datang. Ia khawatir kalau masuk Islam maka kehormatan dan
pamornya hilang di kalangan masyarakat Arab.
Ditambah, ia adalah
orang yang angkuh. Ia merasa kalau dirinya lah yang pantas menerima risalah
kenabian itu, bukan Muhammad saw. Itulah yang menyebabkan Al-Walid menolak
Muhammad hingga akhir hayatnya. Atas segala kiprahnya itu, Al-Walid disebut
sebagai orang yang ingkar, keras kepada, dan keras hati.
Namun demikian, empat
dari tiga belas anak Al-Walid masuk Islam. Mereka bahkan menjadi pengikut setia
Rasulullah. Yaitu Al-Walid bin Al-Walid, Khalid bin Al-Walid, Hisyam bin
Al-Walid, dan Najiyah binti Al-Walid. Khalid bin Al-Walid merupakan panglima
perang yang paling perkasa dan hebat dalam sejarah Islam. Maka tidak heran jika
ia mendapatkan gelar Pedang Allah yang Terhunus (Saifullah al-Maslul).
Kedua, Umayyah bin
Khalaf al-Jumahi. Ia dikenal sebagai penentang Rasulullah yang suka menganiaya
umat Islam yang lemah. Bilal bin Rabbah adalah salah seorang yang pernah
merasakan betapa kejamnya Umayyah. Sama seperti elit kafir Quraisy, Umayyah
menolak Islam karena persoalan kedudukan sosial dan ekonomi. Ia khawatir jika
masuk Islam maka apa yang dimilikinya akan hilang.
Shafwan adalah anak
Umayyah bin Khalaf yang masuk Islam. Ia bersedia membaca dua kalimat syahadat
usai Perang Hunain Untuk melunakkan hatinya, Rasulullah kerap kali memberi
Shafwan pemberian. Sehingga Shafwan, yang dulu sangat membenci Rasulullah,
menjadi orang yang sangat mencintainya. Selain Shafwan, anak Umayyah yang masuk
Islam adalah Tau’amah.
Ketiga, Al-Ash bin
Wail. Al-Ash adalah orang yang tidak percata dengan akhirat, sehingga ia
menganggap apa yang dibawa Rasulullah adalah khayalan belaka. Ia juga menilai
kalau agama yang dibawa Rasulullah bertentangan dengan agama nenek moyang.
Berbeda dengan orang
tuanya, semua anak Al-Ash masuk Islam. Mereka adalah Hisyam dan Al-Amr bin
Al-Ash. Hisyam merupakan generasi awal (assabiqunal awwalun) dari kalangan
pemuda yang masuk Islam. Ia memegang teguh Islam meski orang tuanya menyiksanya
agar meninggalkan Islam. Hisyam adalah salah satu sahabat yang ikut hijrah ke
Habasyah. Hisyam dikenal sebagai pejuang Islam yang sangat pemberani. Dia
berhasil mengalahkan Romawi dan mengusirnya dari tanah Syam. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar