Selasa, 15 Oktober 2019

(Hikmah of the Day) Kerikil Tajam di Sepatu Pengemis


Kerikil Tajam di Sepatu Pengemis

Suatu hari dua orang kakak dan adik shalat di sebuah masjid di dekat pasar. Setelah selesai shalat, sang adik berkata kepada kakaknya ingin berbuat iseng agar suasana segar penuh canda dan tawa. Sang kakak pun menanyakan keisengan apa yang akan dilakukan sang adik.

Kebetulan ada seorang pengemis tua masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat. Pengemis itu mengenakan sepatu lusuh yang ia letakkan di depan pintu masuk. Seketika sang adik berkata kepada kakaknya bahwa ia punya ide.

"Aha.. gini, Kak. Gimana kalau aku masukin beberapa kerikil ke sepatu pengemis itu? Kita lihat reaksinya," kata sang adik sambil bergegas mencari kerikil di luar masjid, tak sempat memberi waktu kepada kakaknya untuk mengomentari idenya.

Sejurus kemudian dimasukkannya kerikil itu ke dalam sepasang sepatu yang nampaknya menjadi satu-satunya alas kaki yang dipakai pengemis itu setiap hari.

Keduanya pun menunggu sang pengemis keluar masjid dari tempat tersembunyi untuk melihat reaksi saat ia memakai sepatu. Sang pengemis pun keluar dari masjid. Terdengar jeritan saat kakinya masuk ke dalam sepatu.

"Ya Allah... apa ini?," teriaknya sambil mengeluarkan kakinya kembali dari sepatu dan mengeluarkan isinya. Ia menemukan beberapa kerikil tajam ukuran kecil yang ternyata mampu membuat kakinya berdarah akibat tergesek kerikil tersebut.

"Ya Allah. Teganya orang memasukkan kerikil ini. Saya doakan semoga dibalas setimpal apa yang telah ia lakukan. Semoga hidupnya selalu dalam masalah karena telah membuat masalah. Selalu sulit karena memyulitkan orang lain," gumamnya lirih sambil menahan rasa sakit.

Kakak dan adik yang melihat reaksi pengemis tua itu pun saling bertatap mata. Rencana yang awalnya hanya sebuah keisengan dan untuk mencairkan suasana namun berubah menjadi perasaan bersalah. Keduanya pun tak tega untuk tertawa atas keisengan sang adik.

Keesokan harinya kedua kakak-adik ini kembali ke masjid tersebut. Sengaja, mereka shalat di masjid itu lagi untuk menunggu sang pengemis yang kemarin mereka isengi. Tepat sekali. Sang pengemis kembali ke masjid itu untuk shalat.

Berjalan sambil terpincang-pincang akibat kerikil yang melukai kakinya kemarin, ia melepas sepatunya dan meletakkannya tepat di depan pintu. Saat sang pengemis shalat, sang kakak berkata kepada adiknya.

"Untuk menebus kesalahan kemarin, sekarang kakak akan memasukkan ini ke dalam sepatunya," kata sang kakak kepada adiknya sambil mengambil sesuatu yang ia lipat kecil-kecil dari sakunya dan segera memasukkannya kedalam kedua sepatu pengemis itu.

Tak lama sang pengemis pun keluar masjid dan segera mengenakan sepatunya. Alangkah terkejutnya sang pengemis karena ia kembali merasakan ada sesuatu yang mengganjal di kalinya. Ia pun sempat menghela nafas, sedikit kesal dengan kejadian tersebut.

"Apa lagi ini, ya Allah," ujarnya sambil melepas kembali sepatunya dan membaliknya untuk mengeluarkan isi yang ada di dalamnya.

Alangkah terkejutnya ia, saat benda yang di dalam sepatunya keluar. Ia melihat uang kertas pecahan 100 ribu, 50 ribu, 20 ribu, dan 10 ribu terlipat kecil-kecil.

"Ya Allah.. siapa yang memasukkan ini ke sepatuku? Apakah ini rezekiku? Kalau iya, siapapun yang memasukkan uang ini ke sepatuku, ku doakan lancar rezekinya, panjang umurnya, dan selalu dilindungi Allah SWT," ucapnya sambil melihat ke kanan dan ke kiri tak ada satu pun orang yang ia lihat.

Dari tempat yang tak terlihat sang pengemis, ke dua kakak adik ini pun senyum. Mereka pun mengambil hikmah dari dua perbuatan yang sudah mereka lakukan.

"Adikku... sekecil apa pun kesalahan kita kepada orang lain, maka kita akan menanggung dosanya. Sekecil apapun kebaikan kita kepada orang lain, maka kita akan mendapat pahalanya," katanya kepada adiknya.

"Perbuatan jelek kepada orang lain akan dibalas dengan doa jelek. Perbuatan baik kepada orang lain juga akan dibalas dengan doa baik. Jadi, jika kita bisa membahagiakan orang lain, kenapa menyusahkannya? Jika bisa memudahkan urusan orang lain, kenapa malah mempersulit orang lain?," tambahnya.

Kita tidak tahu dari mulut siapa doa akan terkabul. Pasti kita ingin doa yang baik terucap dari orang lain. Semoga Allah selalu mengabulkan doa-doa baik orang lain untuk kita. Amin. []

Muhammad Faizin, Redaktur NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar