Rabu, 22 Januari 2020

(Ngaji of the Day) Ini Keutamaan Istri yang ‘Minta’ Duluan


Ini Keutamaan Istri yang ‘Minta’ Duluan

Restu atau ridho suami bagi seorang istri memiliki arti yang sangat besar. Restu suami atas istri menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suaminya dalam bentuk perilaku keseharian yang tentunya dalam batas-batas kewajaran dan proporsional.

Khidmat dan bakti seorang istri yang diwujudkan dalam perilaku keseharian dan hubungan rumah tangga yang baik dapat menuai hasil yang sempurna di hari kiamat kelak sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم أيما امرأة ماتت، وزوجها عنها راض دخلت الجنة رواه الترمذي، وقال حديث حسن

Artinya, “Dari Ummu Salamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW, ‘Perempuan mana saja yang meninggal dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia masuk surga,’” (HR At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami. Seorang perempuan tidak hanya dituntut untuk mencari ridha Allah, tetapi juga restu suaminya. Seorang perempuan mesti bersikap salehah secara ritual, tetapi juga baik secara perilaku dalam menjalani hubungan rumah tangga.

فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ...والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang perempuan belum memenuhi kewajiban Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).

Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, seorang suami tidak bisa bersikap sewenang-wenang. Seorang suami tidak boleh mengeksploitasi istrinya atas nama kewajiban khidmat dan bakti yang diharuskan oleh Islam.

Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih lanjut telah diatur dalam kitab fiqih yang perlu diketahui oleh pasangan suami dan istri agar satu sama lain tidak melanggar batasan tersebut.

Sama halnya dalam hubungan seksual. pasangan suami dan istri juga dituntut untuk saling menjaga hubungan baik. Keduanya tidak boleh memaksakan kehendak dalam hal ini karena hubungan seksual pasangan suami dan istri bukan sekadar persoalan syahwat belaka, tetapi juga berkaitan dengan kesiapan fisik dan mental.

Adapun seorang perempuan yang menyiapkan diri terlebih dahulu dalam masalah hubungan seksual akan mendapat kemurahan Allah yang sangat besar. Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati untuk berhubungan seksual memiliki ganjaran besar dari Allah SWT.

ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ

Artinya, “Wahai Fatimah, Tiada seorang perempuan yang ‘menyiapkan’ diri untuk suaminya dengan senang hati kecuali seorang (malaikat) menyeru dari langit: ‘Mulailah beraksi!’ niscaya Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang terkemudian,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, [Semarang, Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 13).

Hubungan badan suami dan istri memerlukan kesiapan fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya perlu memerhatikan kesiapan fisik dan mental satu sama lain agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana riang dan gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a’lam. []

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar