Sayyidah
Ummu Salamah, Perempuan yang Pernah Menolak Pinangan Rasulullah (Bagian I)
Nama aslinya Hind bin Abi Umayyah bin al-Mughirah. Akan tetapi ia lebih dikenal dengan nama panggilan Sayyidah Ummu Salamah. Abu Salamah bin Abd al-Asad adalah suaminya. Dari perkawinanannya itu, mereka memiliki empat orang anak yaitu Salamah, Umar, Zainab, dan Ruqayyah.
Sayyidah Ummu Salamah
dan keluarganya merupakan salah seorang dari generasi assabiqunal awwalun
(orang-orang yang pertama memeluk Islam). Mereka ikut hijrah bersama umat Islam
lainnya ke Habasyah (Ethiopia). Kemudian pada saat hijrah ke Madinah, Sayyidah
Ummu Salamah dan Abu Salamah mengalami kejadian buruk. Mereka dipaksa berpisah
dengan anak-anaknya. Kaum musyrik merampas anak-anak mereka sehingga mereka
harus berpisah hingga setahun lamanya. Abu Salamah ke Madinah, sementara
anak-anaknya ditahan.
Abu Salamah meninggal
dunia pada tahun kedua Hijriyah akibat luka parah setelah ikut dalam Perang
Uhud. Maka dengan demikian, istrinya menjadi janda dan anak-anaknya menjadi
yatim. Keadaan ini lantas membuat Rasulullah ‘berkeinginan’ untuk menikahi
Sayyidah Ummu Salamah.
Ada yang mengatakan
kalau Rasulullah melamar Sayyidah Ummu Salamah karena beliau hendak memberi
imbal jasa atas perjuangannya di jalan Allah. Ada yang menyebut untuk menghibur
hatinya setelah suaminya gugur. Dan ada juga yang berpendapat kalau itu
dilakukan untuk menjaga kemuliaan dan keagungan Sayyidah Ummu Salamah. Setelah
menjalani masa iddah, Rasulullah –dengan segala pertimbangannya- mengirim
Sayyidina Umar bin Khattab untuk meminang Sayyidah Ummu Salamah agar menjadi
istrinya. Pada saat itu, Sayyidah Ummu Salamah secara lembut menolak pinangan
Rasulullah yang disampaikan Sayyidina Umar itu. Ia beralasan tidak bisa
menerima Rasulullah karena dirinya adalah seorang pencemburu, telah berumur,
dan memiliki banyak anak.
“Aku juga mempunyai
anak-anak masih kecil yang harus kutanggung dan kujaga. Aku tak ingin gara-gara
tak mau menelantarkan mereka lalu kewajibanku sebagai istri terbengkalai,” kata
Sayyidah Ummu Salamah kepada Sayyidina Umar bin Khattab, seperti dikutip dari
buku Bilik-bilik Cinta Muhammad: Kisah Sehari-hari Rumah Tangga Nabi (Nizar
Abazhah, 2018). Memang, pada saat itu Sayyidah Ummu Salamah masih harus
menyusui anaknya yang terakhir.
Sayyidina Umar
menyampaikan jawaban Sayyidah Ummu Salamah tersebut kepada Rasulullah. Hal itu
tidak membuat niat Rasulullah surut. Selang beberapa waktu, giliran Rasulullah
sendiri yang mendatangi Sayyidah Ummu Salamah. Beliau meminang Sayyidah Ummu
Salamah secara langsung. Lagi-lagi Sayyidah Ummu Salamah menyampaikan alasan
yang sama kepada Rasulullah bahwa dirinya adalah seorang pencemburu, banyak anak,
dan berusia lanjut. Rasulullah tidak menyerah. Beliau menyatakan bahwa dirinya
akan siap menerima Sayyidah Ummu Salamah apa adanya.
“Allah akan
menghilangkan kecemburuan itu. Adapun soal usia, aku pun telah mengalami serupa
dengan yang engkau alami. Sedang soal anak-anak, anak-anakmu adalah anak-anakku
juga,” kata Rasulullah, dalam Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan
Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish Shihab, 2018). Para sejarawan
memperkirakan bahwa usia Sayyidah Ummu Salamah ketika menikah dengan Rasulullah
sekitar 27-28 tahun.
Sayyidah Ummu Salamah
akhirnya luluh. Ia bersedia menerima pinangan Rasulullah setelah mendengarkan
penjelasan Rasulullah. Di samping itu, dia juga teringat dengan wasiat
suaminya, Abu Salamah, ketika masih hidup dulu. Abu Salamah berwasiat jika
dirinya wafat terlebih dahulu maka Sayyidah Ummu Salamah agar menikah lagi. Abu
Salamah juga pernah berdoa agar Sayyidah Ummu Salamah mendapatkan suami yang
lebih baik darinya sepeninggalnya.
Abu Salamah
mendasarkan wasiatnya itu dengan hadits Nabi. Dalam salah satu sabdanya,
Rasulullah pernah berdoa agar orang yang mengalami musibah diberi pahala oleh
Allah dan diberi ganti yang lebih baik. Ternyata benar, Sayyidah Ummu Salamah
mendapatkan ganti yang lebih baik dari Abu Salamah.
“Demikian lah Allah
mengganti untukku yang lebih baik daripada Abu Salamah, yaitu Rasulullah,” kata
Sayyidah Ummu Salamah. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar