Kisah Tiga Orang yang Diseret ke Neraka
Bagi seorang mukmin, berprasangka baik (husnudh dhann) kepada Allah amatlah besar faedahnya, bahkan mampu menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka. Contohnya seperti yang dikisahkan dalam salah satu hadits sahih.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan
mauqûf sampai Ibnu ‘Abbas. Ibnu Katsir berkomentar bahwa sanadnya sahih (lihat:
Tafsîr Ibn Katsîr, jilid 6, hal. 97, Surat al-Furqan, ayat 12; al-Nihâyah fî
al-Fitan wa al-Malâhim, hal. 221). Meski statusnya mauqûf sampai Ibnu ‘Abbas,
tetapi dihukumi marfû‘. Sebab Ibnu ‘Abbas tidak mungkin menyampaikannya
berdasarkan akal dan logika nalar semata. Ia menuturkan:
إِنَّ
الرَّجُلَ لَيُجَرُّ إِلَى النَّارِ، فَتَنْزَوِي وَيَنْقَبِضُ بَعْضُهَا إِلَى
بَعْضٍ، فَيَقُولُ لَهَا الرَّحْمَنُ: مَا لَكِ؟ فَتَقُولُ: إِنَّهُ لَيَسْتَجِيرُ
مِنِّي فَيَقُولُ: أَرْسِلُوا عَبْدِي وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُجَرُّ إِلَى
النَّارِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ مَا كَانَ هَذَا الظَّنَّ بِكَ فَيَقُولُ: فَمَا
كَانَ ظَنُّكَ؟ فَيَقُولُ: أَنْ تَسَعَنِيَ رَحْمَتُكَ قَالَ:
فَيَقُولُ أَرْسِلُوا عَبْدِي وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُجَرُّ إِلَى النَّارِ
فَتَشْهَقُ إِلَيْهِ النَّارُ شُهُوقَ الْبَغْلَةِ إِلَى الشَّعِيرِ, وَتَزْفَرُ
زَفْرَةً لَا يَبْقَى أحَدٌ إِلَّا خَافَ
Artinya: “Ada seorang laki-laki yang diseret
ke dalam neraka. Namun, nereka malah menjauhkan diri dan bagian-bagiannya
menciut satu sama lain. Allah Yang Maha-Rahman bertanya kepada neraka, ‘Apa
yang terjadi padamu?’ Nereka menjawab, ‘Laki-laki itu selalu memohon
perlindungan (pada-Mu) agar selamat dariku.’ Kemudian, Allah berfirman kepada
para malaikat, ‘Bebaskanlah hamba-Ku itu.’ Selanjutnya, ada lagi laki-laki yang
tengah diseret ke neraka. Saat diseret, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, bukankah ini
prasangka (baik) pada-Mu.’ Allah lalu bertanya, ‘Apa prasangka baikmu?’ Dia
menjawab, ‘Rahmat-Mu akan meliputiku.’ Maka Allah kembali berfirman kepada para
malaikat, ‘Bebaskanlah hamba-Ku.’ Terakhir, ada lagi laki-laki yang diseret ke
dalam neraka, tapi nereka malah berteriak melengking kepadanya tak beda dengan
seperti tarikan bigal saat melihat gandum, lalu meringkik dengan keras tatkala
semua orang di sana ketakutan.”
Hadits di atas mengabarkan kepada kita
tentang keadaan tiga orang laki-laki yang diseret ke dalam neraka pada hari
Kiamat. Namun, yang dua orang berhasil selamat. Yang pertama selamat karena
selalu memohon perlindungan kepada Allah. Yang kedua selamat karena prasangka
baiknya kepada Allah. Dan yang ketiga celaka karena dibinasakan oleh dosa dan
kemaksiatannya sendiri.
Saat laki-laki pertama diseret, neraka justru
menjauhkan diri dan menciut. Maka Allah bertanya kepada neraka mengapa ia
menjauhkan diri dan menciut dari laki-laki itu. Tentu, Allah maha tahu tentang
alasannya. Maka neraka menjawab, “Karena dia senantiasa memohon perlindungan
pada-Mu dariku.”
Melihat keadaan itu, Allah berfirman kepada
para malaikat, “Bebaskan saja hamba-Ku itu.”
Akhirnya laki-laki yang pertama selamat dari
neraka. Kemudian laki-laki yang kedua saat diseret para malaikat ke dalam
neraka, berdoa, “Ya Tuhanku, bukankah ini prasangka baik pada-Mu?”
Maka Allah menjawab, “Apa prasangkia baikmu?”
Si laki-laki menjawab, “Rahmat-Mu akan
meliputiku.”
Mendengar demikian, Allah berfirman lagi
kepada para malaikat, “Lepaskanlah hamba-Ku.”
Sungguh hamba itu telah ditunjukkan kepada
jawaban yang baik. Sehingga berkat jawaban dan prasangka baiknya kepada Allah,
dia diselamatkan dan selamat dari neraka.
Sementara pada saat diseret malaikat,
laki-laki yang ketiga tidak melakukan seperti yang dilakukan dua orang
laki-laki lainnya. Begitu melihat laki-laki itu didekatkan kepadanya, neraka
malah melengking dan meringkik tak ubahnya teriakan seekor keledai saat melihat
pakan, sampai-sampai teriakan dan ringkikannya nyaris mencopotkan jantung siapa
pun yang mendengarnya. Kondisi itu seperti yang telah dibenarkan dalam
Al-Qur'an: "Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh,
mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya," (QS al-Furqan [25]:
12).
Dari kisah hadits di atas, dapat ditarik beberapa beberapa pesan dan perlajaran.
Pertama, orang-orang mukmin yang bermaksiat
akan dijebloskan ke dalam neraka. Namun, sebagian dari mereka ada yang selamat
dan tidak jadi dimasukkan ke dalamnya. Contohnya seperti kedua laki-laki yang
dikisahkan di atas.
Kedua, memohon perlindungan dan pertolongan
kepada Allah sangat berguna di dunia dan di akhirat. Allah akan melindungi dan
menjaga orang yang senantiasa memohon perlindungan-Nya.
Ketiga, berbaik sangka kepada Allah termasuk
perkara yang akan menyelamatkan seorang hamba dari kesengsaraan dan kebinasaan,
terutama pada saat-saat yang genting ketika ia tak lagi punya pilihan kecuali
berbaik sangka pada-Nya, seperti pada saat kematian dan hari Kiamat.
Keempat, nash hadits di atas mengindikasikan
bahwa neraka senantiasa melihat dan memperhatikan sedari jauh para penghuni
yang datang kepadanya. Neraka juga memiliki lisan untuk bicara. Bahkan, neraka
juga bisa geram dan sangat menantikan para penghuninya.
Dalam Sunan al-Tirmidzi dengan sanad sahih
dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat
leher neraka akan keluar. Ia memiliki dua mata yang bisa melihat, dua telinga
yang bisa mendengar, dan lisan yang bisa bicara. Lisan itu berkata, 'Aku
dipercaya menghadapi tiga golongan: penguasa semena-mena dan menentang, orang
yang berdoa bersama tuhan lain (muyrik), dan orang yang suka menggambar
(patung)',” (HR al-Tirmidzi).
Naudzu billah. Marilah kita berlindung kepada
Allah dari siksa neraka yang amat pedih. Wallahu a’lam. []
Ustadz M. Tatam Wijaya, Alumni PP Raudhatul
Hafizhiyyah Sukaraja-Sukabumi, Pengasuh Majelis Taklim “Syubbanul Muttaqin”
Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar