Mengenal Nyai Sofiyah
Syahid Sosok di Balik Pesantren Kemadu Rembang
Bagi masyarakat
Rembang dan sekitarnya, nama Hj Shofiyah Syahid, atau biasa dikenal dengan Ibu
Nyai Syahid cukup dienal. Ia adalah istri dari seorang ulama KH Ahmad Syahid
bin Sholihun rahimahullah, pendiri Pesantren Alhamdulillah, Desa Kemadu,
Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Setiap acara haul,
ribuan santri dari penjuru daerah pasti datang memadati halaman pesantren.
Karena area pemakaman Mbah Syahid dan Nyai Shofiah berlokasi di komplek
pesantren. Apalagi jumlah santri lulusan pesantren yang di asuh Mbah Syahid,
panggilan akrab KH Ahmad Syahid, sudah tak terhitung lagi jumlahnya.
Setiap haul, para
ulama besar seperti KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus), dan Katib 'Aam PBNU KH
Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Tak jarang, para anggota DPRI RI hadir dalam
acara rutinan, yang sudah lestari setiap tahun.
Dalam beberapa
kesempatan KH Yahya Cholil Staquf pernah mengungkapkan ketokohan Hj Shofiyah.
Menurut Gus Yahya, almarhumah merupakan sosok wanita hebat yang setia
mendampingi Mbah Syahid dalam merintis pondok dan mengajar masyarakat serta
santri belajar tentang agama Islam.
Gus Yahya mengisahkan,
pernikahan Mbah Syahid dengan Nyai Hj Shofiah beda usia. Usia Nyai Shofiah jauh
lebih dewasa jika dibandingkan Mbah Syahid.
"Nyai Hj Sofiyah
wafat pada usia 73 tahun, tepatnya pada Mei 1994. Semasa hidup, beliau sangat
total membantu Kiai Syahid mengembangkan pondok," cerita Gus Yahya
dihadapan ribuan hadirin haul Nyai Hj Shofiah.
Saat Mbah Syahid
dikhitan di usia kanak-kanak, Mbah Shofiyah sebagai tetangga bersama wanita
dewasa lainnya sudah ikut membantu orang tua Mbah Syahid mempersiapkan masakan
untuk kondangan. Hal itu menunjukkan perbedaan usia antara keduanya.
Namun diperjalanan
keduanya dipertemukan sebagai sepasang suami istri, dan belakangan menjadi dua
orang pengasuh pesantren yang diberi nama Ponpes Alhamdulillah. Dalam perjalanannya,
Mbah Syahid sangat menghormati sang istri, begitu juga sebaliknya.
Nyai Shofiyah bisa
dikatakan perempuan sangat hebat karena rela berkorban untuk mendukung kiprah
sang suami merintis sebuah lembaga pendidikan yang bernama pondok pesantren.
Dikatakan Gus Yahya,
pernah suatu ketika Kiai Syahid berkata "Orang-orang itu salah sangka,
dikiranya aku ini keramat. Padahal yang punya keramat itu sebenarnya ya Nyai
(Mbah Shofiyah red). Aku bisa begini ini karena Nyai. Kalau bukan karena dia,
mustahil aku bisa istiqamah," cerita Gus Yahya menirukan Kiai Syahid.
Hj Shofiyah Syahid
merupakan sosok pertama yang mendampingi KH Ahmad Syahid. Sepeninggal Nyai
Shofiyah, Kiai Syahid menikah dengan Nyai Hj Nur Rohmah Syahid dan dikaruniai
dua orang putra yakni Rabbi' Lutfi (Gus Obi') dan Safiqoh Samiyah (Neng Sa).
Sepintas, tidak ada
bedanya peringatan haul yang digelar oleh keluarga besar Pesantren
Alhamdulillah, dengan hal yang digelar di pondok yang lain. Namun jika
ditelusuri lebih mendalam, ada kekhasan yang menjadi kebiasaan yang sudah turun
– temurun semasa Hj Shofiyah Syahiddan KH Ahmad Syahid semasa hidupnya.
Kebiasaan ini masih
diteruskan oleh Nyai Hj Nur Rohmah Syahid, sebagai penerus pesantren. Di
pesantren ini sangat memuliakan tamu, dengan jamuan khasnya. Ternyata jamuan
tersebut biasa dilakukan sejak zaman pesantren itu berdiri. Salah satu jamuan
yang di kangeni para tamu adalah nasi jagung, yang dipadukan dengan nasi beras,
lengkap dengan lalapan serta sayur dan ikan. Seluruh makanan yang disajikan di
pesantren sebagian besar merupakan hasil pertanian yang digarap para santri dan
pengurus pondok.
Bagi masyarakat Desa
Kemadu Kecamatan Sulang saat itu, Nyai Shofiyah tergolong kaya raya. Kebun dan
sawahnya luas. Nyai Shofiyah mewakafkan lahan untuk membangun pesantren bagi
Kiai Syahid, suaminya.
Singkat kata, dengan
dukungan Nyai Shofiyah, Mbah Syahid bisa fokus dan istikamah mengajar santri
dan masyarakat, tanpa harus terbebani urusan ekonomi keluarga. Tak hanya itu,
Nyai Shofiyah juga merelakan hasil panen pertaniannya untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
Pondok Kemadu sendiri
didirikan sekitar tahun 1950 - an oleh KH Ahmad Syahid bin Sholikhun bersama
istri pertamanya, Nyai Shofiyah. Pondok ini terletak di Jalan Rembang - Blora
KM 14, tepatnya di Desa Kemadu Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang.
Tepat pada hari
Jumat, 3 September 2004, Kiai Syahid wafat pada usia 78 tahun. Kiai Syahid
dimakamkan di sebelah pusara istri pertamanya, Nyai Shofiyah yang berada di
komplek pondok.
Sepeninggal Kiai
Syahid, Pondok Kemadu diasuh dan dipimpin oleh Nyai Hj Nur Rohmah Syahid. Saat
itu, Gus Obi' dan Neng Sa masih kecil. Saat ini, Gus Obi' masih mondok di
sebuah pesantren ternama di Pare. Ia juga tengah menyelesaikan studi S-1 di
sebuah perguruan tinggi ternama di Malang.
Usai merampungkan
studinya, Gus Obi' berencana membantu ummi panggilan Gus Obi' kepada Nyai Hj
Nur Rohmah 'nggulowentah' santri-santri di Pesantren Kemadu melanjutkan
perjuangan sang ayah, Kiai Syahid. []
(Ahmad Asmui)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar