Kilas Balik 1962 (3):
Persiapan Asian Games IV
Dalam video tanpa
suara koleksi Arsip Nasional RI itu tampak Ketua DPRGR KH Zainul Arifin
mengenakan setelan jas warna gelap dan kacamata hitam duduk di barisan kursi
VVIP Pembukaan Asian Games ke 4 di Gelora Bung Karno Senayan pada 24 Agustus
1962.
Meskipun kesehatannya
tidak pernah pulih sepenuhnya gegara peristiwa percobaan pembunuhan terhadap
Presiden Sukarno ketika solat Idul Adha berlangsung dan peluru menyasar bahu
dan dadanya kurang dari tiga bulan sebelumnya, namun Kiai Zainul Arifin tetap
menjalani tugas-tugas kenegaraan.
Sejak Kabinet Ali I
Persiapan menjadi
tuan rumah Asian Games sudah lebih intensif dilaksanakan sejak KH Zainul Arifin
menjabat sebagai wakil perdana menteri (waperdam) dalam Kabinet Ali
Sastroamijoyo I yang memerintah selama 1953-1955. Setelah sampai tiga kali
gagal menjadi tuan rumah Asian Games, tiga agenda utama langsung menjadi
perhatian Kabinet: melaksanakan Konferensi Asia Afrika, menjadi tuan rumah
Asian Games dan mempersiapkan Pemilu perdana di Indonesia.
Dua hal yang pertama
juga memiliki misi untuk menarik perhatian dunia internasional sedemikian rupa
hingga Indonesia dapat menerima dukungan sebanyak-banyaknya dalam masalah
Pembebasan Irian Barat.
Dengan suksesnya
Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung, upaya lain lewat pesta olahraga
se-Asia juga diupayakan. Presiden Sukarno sendiri menyatakan kalau setiap upaya
melalui jalur manapun akan diupayakan demi tercapainya cita-cita menyatukan
Irian Barat ke NKRI.
Diplomasi Olahraga
Amin Rahayu
mengungkap dalam Olah Raga Demi Mengangkat Nama Bangsa Indonesia Tuan Rumah
Asian Games 1962 (2018) bahwa Asian Games sendiri dicetus pertama kali oleh
Guru Duth Shondi dari India sejak tahun 1940-an. Dari semula Indonesia sudah
berminat untuk menjadi tuan rumah. Namun, kala itu Indonesia masih dianggap
belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai selain situasi keamanannya
yang kurang kondusif.
Meski sudah melakukan
diplomasi lewat Atase Media Masa KBRI di New Delhi saat berlangsungnya Asian
Games I di New Delhi selama 4-10 Maret, namun akhirnya Manila yang
ditetapkan sebagai kota Tuan Rumah Asian Games II 1954. Di Manila, lobby
dilanjutkan lebih intensif lagi, namun akhirnya Tokyo yang ditunjuk sebagai
tuan rumah Asian Games III 1958.
Situasi berubah
manakala Konferensi Asia Afrika yang melibatkan 29 negara dari dua benua Asia
dan Afrika tahun 1955 di Bandung berlangsung sukses dan berhasil menarik
perhatian dunia ke Indonesia.
Asian Games IV
Setahun usai
Konferensi Asia Afrika, Saat berlangsungnya Olimpiade Melbourne 1956, kembali
Indonesia mengajukan bid untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games keempat.
Kali ini usaha berjalan lebih mulus. Permohonan Indonesia akhirnya dikabulkan.
Pemerintahpun mulai mempersiapkan segala sesuatunya.
Meskipun, suasana
politik dalam negeri sempat agak mencekam dengan terjadinya Dekrit Presiden
bulan Juli 1959 ditambah lagi dengan peristiwa percobaan pembunuhan Presiden
saat Idul Adha Mei 1962, namun untungnya tidak sampai mengacaukan rencana
persiapan sebagai tuan rumah Asian Games 1962.
KH Zainul Arifin
sebagai Ketua DPRGR juga ikut sibuk sebagai mitra pemerintah eksekutif
menyiapkan segala sesuatunya termasuk menerima dan melakukan pertemuan dengan
utusan Uni Soviet yang menawarkan bantuan gedung-gedung pusat olahraga nasional
di kawasan Senayan, Jakarta. Dalam keadaan tidak terlalu sehat pun, Kiai Zainul
Arifin hadir dalam Upacara Pembukaan Asian Games IV di Gelora Bung Karno. Asian
Games pertama di Indonesia yang menempatkan tuan rumah pada urutan kedua
sesudah Jepang. []
(Ario Helmy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar