KHUTBAH JUMAT
Lima Golongan yang Dikhawatirkan Su’ul
Khatimah
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى
يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاأيُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ
مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ
اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad
dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân
wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 56)
menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia
dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:
قَالُوْا: وَأَكْثَرُ مَنْ يُخْشَى عَلَيْهِ سُوْءُ اْلخَاتِمَةِ ،
وَاْلعِيَاذُ بِا للهِ، اَلْمُتَهَاوِنُ بِالصَّلاَةِ، وَاْلمُدْمِنُ لِشِرْبِ
الخَمْرِ، والعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالَّذِي يُؤْذِي اْلمُسْلِمِيْنَ،
وَكَذَالِكَ المُصِرُّوْنَ عَلَى اْلكَبَائِرِ وَاْلمَوْبِقَاتِ، اَلَّذِيْنَ لَمْ
يَتُوْبُوْا اِلَى اللهِ مِنْهَا.
Artinya: “Para ulama berkata bahwa
orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh suúl khatimah (Semoga Allah
melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka melalaikan shalat;
mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka kepada kedua orang
tua; mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya; dan mereka yang
terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau
bertobat.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima
golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan suúl khatimah
sebagai berikut:
Golongan pertama, orang-orang yang
suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab oleh
Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalan hadits
Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:
أَوَّلَ
مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ
صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali
dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika
shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya
rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu
menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan seperti apapun, shalat lima
waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini hendaknya juga
berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita sendiri sebab
ada perintah dari Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan
keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama untuk bisa
selamat dari api neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk,
dikhawatirkan hidupnya akan berkahir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan kedua, mereka yang suka
mengonsumsi minuman keras. Minum minuman keras hukumnya haram. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:
كُلُّ
مُسْكِرٍ خَمْرٌ ، وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr
dan semua khamr adalah haram.”
Para pecandu minuman keras disebut juga para
pemabuk. Mereka tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga orang
lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu lintas akibat pengendara mabuk.
Sering pula kita mendengar atau membaca berita-berita di media bahwa seseorang
tewas akibat ditikam dengan pisau oleh seorang pemabuk.
Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak
hanya minuman keras saja yang membahayakan kesehatan mental manusia tetapi juga
penyalah gunaan obat-obat bius atau yang dikenal dengan narkoba. Hukum
mengonsumsi narkoba sama dengan minum mimuman keras, yakni sama-sama haram.
Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi minuman keras dan penyalah
gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan ketiga, mereka yang durhaka
kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya haram dan
termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas
sebagai berikut:
سُئِلَ
رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْكَبائِرِ قَالَ: الإِشْراكُ بِاللهِ،
وَعُقوقُ الْوالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَشَهادَةُ الزّورِ.
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab, “Menyukutukan Allah,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh seseorang dan kesaksian palsu.”
Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada
kedua orang tua khususnya terhadap ibu merupakan dosa besar. Hal ini disebabkan
karena kelahiran anak manusia ke dunia ini melalui mereka dengan segala jerih
payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang sangat berat. Perintah
berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah subhanahu wata’ala
sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai
berikut:
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia
agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali.”
Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka
kepada kedua orang tua dan tidak mau menerima nasehat dari siapapun untuk
berbakti kepada duanya, maka anak atau orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan keempat, mereka yang suka
menyusahkan (menzalimi) Muslim lainnya. Menzalimi orang lain memang bukan
persoalan sepele. Allah subhanahu wata’ala sangat memperhitungkan
perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap seseorang lainnya, apalagi
sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits marfu’ yang
diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:
وَأَمَّا
الظُّلْمُ الَّذِي لا يَتْرُكُهُ الله فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا
حَتَّى يُدَبِّرُ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan
dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia atas manusia lainnya hingga
mereka menyelesaikan urusannya.”
Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia
kepada manusia lainnya adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits
Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang berbagai kezaliman yang
dapat mengakibatkan kebangkrutan di akherat, yakni:mencaci maki orang lain,
menuduh atau memfitnah orang lain, memakan harta orang lain atau korupsi,
menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Oleh karena itu jika seseorang selalu
menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh siapapun supaya berhenti, maka
orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan kelima, mereka yang terus
menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau
bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa Jawa, yang
maksudnya adalah perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni: 1. Madon (berzina
atau main perempuan), 2. Mendem (mabuk-mabukan), 3. Main (berjudi),
4. Madat (mencandu narkoba), dan 5. Maling (mencuri/korupsi).
Kelima hal ini merupakan perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas
ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.
Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam
surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:
وَ لاَ
تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”).
Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi
ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90, berbunyi:
إِنَّمَا
الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ
الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu.”
Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada
dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:
وَلَا
تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil."
Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan
dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa bisa diingatkan oleh siapapun supaya
bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul
khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Kita semua berdoa mudah-mudahan kita
senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah subhanuahu wata’ala sehingga
kita semua mampu menjauhi dosa-dosa sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun
dari kita tentu menginginkan dan selalu memohon kepada Allah subhanuahu
wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-Nya husnul khatimah dan
dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya rabbal
alamin.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar