Menuju
Indonesia Maju melalui SDM Unggul
Oleh: Sri
Mulyani Indrawati
Ada
harapan besar bagi kemajuan bangsa ini ketika saya bertatap muka dengan Raeni,
seorang mahasiswa S-3 calon doktor dari Universitas Birmingham yang
bercita-cita menjadi peneliti profesional.
Terlahir
sebagai anak dari seorang pengayuh becak, Raeni kuliah S-1 di Universitas
Semarang dengan beasiswa pemerintah, Bidik Misi. Raeni lulus dengan predikat
cum laude, dan sang ayah dengan bangga mengantar dengan becaknya ke tempat
wisuda. Dengan bekal semangat dan prestasinya, Raeni telah menyelesaikan S-2
dan sekarang meneruskan pendidikan ke jenjang S-3 di Inggris dengan beasiswa
pemerintah, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Cerita
Raeni adalah contoh cerita nyata mengenai keberhasilan manusia Indonesia meniti
jenjang sosial mencapai cita-citanya, dan negara hadir untuk mendukung bakat
dan potensi masyarakat untuk dapat mengaktualisasinya. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) adalah instrumen pemerintah untuk membangun manusia
Indonesia yang unggul sebagai fondasi agar dapat menjadi negara maju.
Peran negara dalam peningkatan kualitas SDM
APBN
tahun 2020 akan berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah dunia. APBN ini juga
akan menjadi titik awal Presiden Joko Widodo dalam mencapai visi 100 tahun
Indonesia merdeka, yaitu menjadi bangsa yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
Untuk
mencapai visi tersebut, perekonomian Indonesia harus tumbuh tinggi. Tiga faktor
utama pertumbuhan ekonomi adalah modal/kapital, SDM yang berkualitas, dan
teknologi. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah telah secara masif membangun
berbagai infrastruktur dasar, baik infrastruktur fisik maupun sosial.
Dengan
infrastruktur dan perbaikan konektivitas, maka mobilitas masyarakat, barang,
dan jasa akan semakin tinggi dengan biaya semakin murah. Dengan logistik yang
makin baik, produktivitas dan daya saing ekonomi dapat meningkat.
Pembangunan
infrastruktur akan tetap diteruskan karena Indonesia masih tertinggal dari negara-negara
sekitar kita. Namun, lima tahun ke depan pemerintah akan berfokus kepada
pembangunan SDM yang merupakan kunci dalam menentukan kemajuan suatu bangsa.
Tidak ada suatu negara di dunia yang bisa maju tanpa didukung oleh SDM
berkualitas.
Riset dari
Bank Dunia juga menyatakan bahwa kualitas SDM merupakan penggerak pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan penentu keberhasilan upaya mengatasi kemiskinan.
Investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan kualitas SDM, baik untuk
pendidikan maupun kesehatan, menjadi semakin penting seiring meningkatnya
kompetisi global di era Revolusi Industri 4.0.
Membangun
SDM memerlukan kebijakan dan program dengan visi dan strategi yang adaptif
dengan perubahan zaman. Sinergi dan dukungan semua pemangku kepentingan, baik
pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha, sangat penting karena dimensi
pembangunan manusia sangat kompleks.
Membangun
SDM yang unggul juga mencakup perlindungan paripurna, terutama kepada
masyarakat yang belum sejahtera, sejak lahir sampai dengan mencapai usia senja.
Seluruh rakyat harus terjamin kebutuhan dasarnya, termasuk pendidikan dan
kesehatan, sehingga mampu menyalurkan potensinya untuk ikut membangun bangsa
dan peradabannya. Pembangunan yang berfokus pada manusia akan menciptakan kelas
menengah yang kuat yang membuat daya tahan bangsa dan daya saing ekonomi
semakin baik.
Oleh
karena itu, negara harus hadir terutama bagi masyarakat yang miskin dan rentan
dalam menjamin pembangunan manusia menyeluruh. Saat lahir, calon penerus bangsa
yang berasal dari keluarga miskin diberikan perlindungan sosial melalui Program
Keluarga Harapan (PKH).
Pada
tahun 2020 akan dikeluarkan dana sebesar Rp 29,1 triliun untuk program PKH.
Lalu ada bantuan sosial pangan berupa Kartu Sembako yang berjumlah Rp 28,1 triliun
yang ditujukan bagi 15,6 juta keluarga penerima manfaat.
Total
alokasi dana perlindungan sosial yang dianggarkan pemerintah adalah sebesar Rp
385,3 triliun yang digunakan untuk mempercepat upaya mengatasi kemiskinan dan
meningkatkan pemerataan kesejahteraan, melalui berbagai pos dalam APBN, seperti
bantuan sosial, beberapa jenis subsidi, dan dana desa.
Dari sisi
kesehatan, untuk memperoleh layanan kesehatan yang memadai, mereka mendapatkan
Kartu Indonesia Sehat, di mana pemerintah menanggung iuran Jaminan Kesehatan
Nasional bagi 96,8 juta jiwa yang miskin dan tak mampu dengan mengalokasikan
dana Penerima Bantuan Iuran (PBI) di APBN. Bantuan ini bertujuan meningkatkan
kualitas hidup keluarga prasejahtera, serta memberikan jaminan layanan
kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Untuk
menjamin ketersediaan layanan kesehatan, pemerintah juga telah mengantisipasi
kebutuhan anggaran jaminan kesehatan, yang diikuti perbaikan sistem dan
manajemen JKN sebagai upaya menjamin kesinambungan program JKN. Total anggaran
kesehatan pada tahun 2020 adalah Rp 132,2 triliun dengan berfokus pada
percepatan pengurangan stunting, penguatan promotif, preventif, dan melanjutkan
program jaminan kesehatan nasional.
Untuk
mencerdaskan anak bangsa, ketika memasuki usia sekolah, melalui Kartu Indonesia
Pintar (KIP) serta Bantuan Operasional Sekolah, anak-anak dari keluarga miskin
dapat melanjutkan sekolah pada tingkat SD, SMP, dan SMA. Program Indonesia
Pintar ini akan ditargetkan bagi 20,1 juta siswa dan Bantuan operasional
Sekolah yang menyasar 55,8 juta siswa dan 271.000 sekolah.
Bantuan
beasiswa dapat juga diperoleh ketika melanjutkan sekolah di perguruan tinggi
melalui program beasiswa KIP Kuliah. Pada tahun 2020, pemerintah akan menyasar
818.000 mahasiswa penerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
lebih tinggi (termasuk lanjutan bidik misi).
Dengan
berkompetisi secara sehat, mereka juga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi, baik sarjana maupun pascasarjana, baik di dalam maupun luar
negeri, melalui beasiswa LPDP. Terbuka kesempatan bagi lima ribuan mahasiswa
untuk bersaing mendapatkan beasiswa LPDP di tahun 2020. Total anggaran
pendidikan secara keseluruhan yang akan dikeluarkan pemerintah pada tahun 2020
adalah Rp 505,8 triliun.
”World
Class University”
Untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas perguruan tinggi, akan dibentuk Dana
Abadi Perguruan Tinggi guna membantu perguruan tinggi masuk dalam kategori
World Class University. Walaupun saat ini baru tiga universitas di Indonesia
yang masuk 500 besar dunia, yaitu UI, ITB, dan UGM, dengan adanya dana abadi
tersebut diharapkan akan semakin banyak perguruan tinggi yang menjadi kelas
dunia dan berkontribusi pada pengembangan kualitas human capital Indonesia yang
lebih kompetitif.
Menyadari
bahwa riset merupakan kebutuhan mendasar yang diperlukan untuk peningkatan
produktivitas nasional yang unggul dan berdaya saing, pemerintah akan
mengalokasikan dana abadi untuk penelitian. Dana ini digunakan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas riset, terutama riset pada sektor-sektor
yang memiliki potensi multiplier effect yang besar.
Melalui
dana abadi ini, pemerintah yakin dapat membuat ekosistem penelitian yang
kondusif sehingga bangsa Indonesia dapat lebih maju melalui terciptanya
berbagai sentra inovasi baru.
Peranan
dunia usaha dan swasta sangat penting dalam pembangunan manusia Indonesia.
Dalam memecahkan masalah keterampilan vokasi dan penelitian serta pengembangan,
pemerintah memberikan insentif skema pengurangan pajak (super deduction) bagi
wajib pajak yang menyediakan kegiatan vokasi dan riset.
Dengan
demikian, pihak swasta akan berlomba ikut serta dalam memecahkan pelatihan
tenaga kerja sekaligus menampungnya. Demikian juga dengan kegiatan riset yang
diperlukan dalam pengembangan produk dan daya saing industri nasional.
Pemerintah
juga menyiapkan Kartu Pra Kerja, yaitu kartu yang diberikan kepada pencari
kerja atau pekerja untuk mendapatkan layanan pelatihan vokasi dan/atau
sertifikasi kompetensi kerja. Untuk Kartu Pra Kerja ini dianggarkan dana sampai
dengan Rp 10 triliun untuk dua juta pemegang kartu.
Pelaksanaan
akan lebih mengandalkan mekanisme pasar dan platform digital untuk
mempertemukan keterampilan yang diminta dan dibutuhkan industri dan masyarakat
dengan calon tenaga kerja.
Pembangunan
SDM menjadi modal dasar Indonesia dalam menyongsong optimisme Indonesia maju.
Anggaran yang dialokasikan menjadi salah satu syarat yag penting bagi suksesnya
pembangunan manusia Indonesia. Namun, itu tidak akan menjamin kesuksesan
apabila tidak dilengkapi dengan strategi, kebijakan, dan program yang
dilaksanakan dengan komitmen dan kompetensi serta integritas yang tinggi oleh
semua pemangku kepentingan.
Pemerintah
akan meneruskan amanah para pendiri bangsa untuk menghadirkan negara dalam
memberikan perlindungan paripurna dalam menjamin hajat hidup rakyat Indonesia.
APBN adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh
karena itu, setiap rupiah harus tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi
rakyat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa setiap rupiah tidak boleh
diselewengkan. Indonesia harus maju, tidak boleh ada seorang pun yang
mengkhianatinya. []
KOMPAS,
19 Agustus 2019
Sri
Mulyani Indrawati | Menteri Keuangan RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar