Khasiat
Air Zamzam Menurut Hadits Nabi Muhammad
Air zamzam adalah
sesuai dengan tujuan orang yang meminumnya.” Kata Nabi Muhammad saw. dalam
sebuah hadits riwayat Ahmad
Zamzam merupakan kata
dari bahasa Arab yang memiliki makna melimpah atau yang banyak. Nama zamzam
selalu merujuk pada sumber mata air yang memancar 'akibat injakan' Nabi Ismail
as. Mata air tersebut berada di sekitar Ka’bah dan tidak pernah kering. Ia
menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya.
Namun dalam beberapa
literatur klasik, sumber mata air tersebut juga memiliki nama-nama lain, bukan
hanya zamzam. Diantaranya hafirat Abdul Muthalib, suqya, al-ruwa’, hamzah
Jibril, syuba’ah, tha’amu tha’im, maktumah, rakdhah Jibril, madhnunah,
dan lainnya. Nama-nama tersebut mengacu pada manfaat, khasiat, dan latar
sejarah mata air itu.
Umat Islam
meyakini bahwa air zamzam berbeda dengan air lainnya. Air zamzam memiliki
keistimewaan dan khasiat yang tidak dimiliki air lainnya. Untuk membuktikan hal
itu, banyak orang yang tertarik untuk meneliti air zamzam.
Diantaranya Masaru
Emoto. Di dalam The True Power of Water, Emoto mengungkapkan bahwa air zamzam
memiliki molekul yang beraturan. Molekul air zamzam berbentuk kristal indah
yang berkilauan dan teratur. Emoto menyatakan bahwa selama meneliti molekul,
hanya molekul air zamzam lah yang teratur.
Dalam buku Pintar
Sains dalam Al-Qur’an juga mengungkap keistimewaan air zamzam. Di situ
disebutkan kalau air zamzam tidak mengandung satu pun bakteri. Air zamzam
dinilai sebagai air yang sangat bersih dan suci. Di samping itu, air zamzam
adalah air yang kaya akan kalsium (jenis mineral yang sangat penting untuk gigi
dan tulang), bikarbonat (membantu pencernaan), magnesium (menjaga badan sehat),
potassium (mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan), dan sodium
(menjaga metabolisme).
Demikian beberapa
penelitian ilmiah tentang air zamzam. Namun, jauh sebelum ada
penelitian-penelitian itu, Nabi Muhammad saw. sudah menjelaskan keistimewaan
dan khasiat air zamzam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi
Muhammad saw. bersabda: Air yang paling baik di muka bumi adalah air zamzam. Ia
dapat menjadi makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan
penyakit.
Dari keterangan
hadits di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa ada dua khasiat air zamzam.
Pertama, menjadi makanan yang mengenyangkan. Air zamzam dapat berfungsi sebagai
makanan yang mengenyangkan, di samping minuman yang menyegarkan. Terkait hal
ini, ada beberapa kisah yang ‘mengamininya.’ Salah satunya cerita Abu Dzar.
Suatu ketika Nabi
Muhammad saw. bertanya kepada Abu Dzar perihal keberadaannya di Makkah dan
siapa yang memberinya makan. Abu Dzar menjawab bahwa ia sudah sebulan tinggal
di Makkah. Selama itu pula, ia mengaku tidak memiliki makanan, kecuali air
zamzam. Namun demikian, Abu Dzar tidak merasakan lapar.
“Sesungguhnya air
zamzam itu diberkati, sesungguhnya ia adalah makanan yang bergizi,” kata Nabi
Muhammad saw. merespons Abu Dzar sebagaimana yang tertera dalam hadits riwayat
Muslim. (Shahih Muslim: 6513)
Kedua, menjadi obat
yang menyembuhkan penyakit. Air zamzam juga memiliki khasiat sebagai obat yang
bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti pusing, demam, gangguan
penglihatan, dan lainnya.
Dalam buku Mekkah:
Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim diceritakan bahwa seorang ulama besar
Ibnu Qayyim al-Jawziyah mengaku sembuh dari penyakitnya usai meminum air
zamzam. Di situ, al-Jawziyah juga memberikan testimoni kalau orang-orang yang
meminum air zamzam di sekitarnya memiliki kekuatan fisik yang besar, utamanya
saat mengelilingi Ka’bah untuk tawaf.
Di samping dua
khasiat yang disebutkan Nabi Muhammad saw. di atas, ada keyakinan yang
berkembang di tengah-tengah umat Islam perihal air zamzam. Ada yang meyakini
bahwa air zamzam bisa membuat otak menjadi cerdas, pandai, dan encer. Ada pula
yang memiliki keyakinan bahwa dengan meminum air zamzam maka akan mendapatkan
kemudahan dalam menghafal, terutama materi pelajaran atau Al-Qur’an. Maka tidak
heran jika umat Islam memiliki ghirah yang tinggi untuk meminum air zamzam.
Wallahu ‘alam. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar