Kitab Khazanah Sastra
Al-Qur'an Karya Sarjana Nusantara
Judul
: Asy-Syāmil fī Balāgah al-Qur'ān
Penulis
: Dr M. Afifuddin Dimyathi, Lc, MA
Diterbitkan
: Lisan Arabi
Ukuran
: 17 x 24 cm
Kertas
: HVS/Hard Cover
Halaman
: Jilid I: 523 hlm; Jilid II: 525 hlm; Jilid III: 587 hlm
Peresensi
: Nine Adien Maulana, Ketua
Pengurus Ranting NU Pacarpeluk, Megaluh, Jombang, Jawa Timur
Ketika Al-Qur’an
telah tertulis dan terbukukan, maka kajian linguistik terhadap kitab ini menjadi
keniscayaan bagi siapa saja yang ingin membuktikan keistimewaan Al-Quran
dibandingkan dengan kitab-kitab yang lain. Ayat-ayat al-Quran menjadi obyek
kajian, sehingga obyektifitasnya menjadi lebih terukur. Melalui kajian ini,
klaim kemukjizatan Al-Qur’an tidak semata-mata berbasis pada dogma tapi nyata
impiris.
Para pengkaji
Al-Qur’an dengan pendekatan linguistik semacam itu tidak harus beragama Islam.
Mereka yang non-Muslim bisa saja melakukan pengkajian untuk membuktikan
keistimewaan kitab ini. Jika akhirnya mereka kemudian masuk Islam setelah
melakukan kajian obyek tersebut, maka hal itu semata-mata tuntutan tanggung
jawab intelektual mereka dan karena hidayah Allah SWT.
Tidak berlebihan jika
akhirnya para pengkaji itu kemudian menyebut Al-Qur’an sebagai kitab sastra
agung yang ada di dunia ini. Hal ini semata-mata berangkat dari pengakuan bahwa
kitab ini mengandung kata-kata yang sangat indah dan kalam-kalam sastranya
tidak dapat ditandingi oleh apapun dan siapapaun.
Setiap kata, frasa,
klausa dan kalimatnya tersusun dengan indah, bahkan selalu mengandung makna
yang mendedahkan dan menciptakan rasa. Semakin digali, ia semakin mendalam
kandungannya. Semakin diarungi ia semakin tak bertepi. Semakin ditelusuri ia
semakin banyak melahirkan misteri. Tak heran bila tafsir tak berhenti hingga
saat ini.
Salah satu aspek
kajian linguistik Al-Qur’an adalah Balaghah. Secara etimologi ia berarti sampai
ke puncak, sedangkan secara terminologi Balaghah adalah menyampaikan suatu
gagasan melalui ungkapan yang benar, fasih, dan menyentuh jiwa serta sesuai
dengan tuntutan keadaan (kontekstual). Ia menjadi salah aspek pembukti
keagungan sastra yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an. Inilah yang
dibuktikan oleh Dr KH M. Afifuddin Dimyathi, Lc, MA dalam karya tulisnya yang
berjudul Asy-Syaamil fii Balaaghoti Al-Qur'an.
Penulis produktif
buku-buku berbahasa Arab ini dengan telaten menghimpun ayat-ayat al-Quran yang
mengandung aspek Balaghah yang meliputi tiga pembahasan yaitu Bayan, Ma'ani,
dan Badi'. Melalui tiga pembahasan ini, penulis yang merupakan pengurus Pondok
Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang membantu pembaca bisa memperoleh
pemahaman kesusastraan Al-Qur'an dengan cara lebih mudah dan simpel. Meskipun
demikian, bukan berarti kitab ini singkat dalam pembahasannya dan singkat
jumlah halamannya.
Kitab ini berisi
lebih dari 1500 halaman yang dikemas dalam 3 jilid kitab. Jilid pertama berisi
523 halaman. Jilid kedua berisi 525 halaman. Jilid ketiga berisi 587
halaman.
Tidak berlebihan pula
jika kita ini disebut sebagai kitab terlengkap yang membahasa kajian Balaghah
Al-Qur’an. Secara garis besar penulisan pembahasan kitab ini menggunakan dua
pola; pertama, mencantumkan sekolompok ayat Al-Qur’an dan kedua, menampilkan
penggalan kalimat dalam ayat yang mengandung aspek balaghah tertentu lalu
menganalisisnya dengan analisis dalam kitab klasik. Bisa jadi satu ayat
mengadung belasan balaghoh. Ada juga yang hanya mengandung satu balaghoh saja.
Penulis kitab ini
memaparkan semua aspek balaghah yang terkandung dalam dalam satu ayat saja.
Inilah yang menyebabkan jumlah halaman kitab ini menjadi sangat banyak. Jika
kajian balaghoh dalam ayat tersebut telah diungkapkan oleh para ulama'
terdahulu, maka penulis kitab ini akan merujuk kepada pendapat ulama' tersebut
dan menampilkannya.
Kitab ini juga
dilengkapi dengan catatan kaki yang menjelaskan istilah-istilah teknis
balaghah. Jika ada perbedaan aspek balaghoh penulis mencantumkannya dalam
catatan kaki. Pada bagian akhir jilid 3, Gus Awis demikian panggilan akrab
pengasuh PPDU Peterongan Jombang ini, menambahkan daftar istilah balaghoh yang
ada dalam kitab ini dan definisinya masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk
lebih memudahkan pembaca untuk memahami istilah-istilah teknis dalam kitab ini.
Keistimewaan lain
dari kitab ini adalah kata pengantarnya. Meskipun kitab ini ditulis oleh warga
Negara Indonesia, namun dua Profesor Linguistik Timur Tengah berkenan
memberikan sambutan kata pengantar. Prof Dr Ahmad Darwish Ibrahim Muhammad,
guru besar balaghoh dan kritik sastra di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir
sangat mengapresiasi kitab ini dan mengatakan bahwa kitab ini sangat membantu
para pelajar dalam mengenal keindahan balaghoh Al-Qur'an. Demikian pula Prof Dr
Abdurrohim Muhammad Al-Kurdi, guru besar kritik sastra modern di Universitas
Kanal Suez. Kedua pakar linguistik inilah yang secara khusus memberi pengantar
kitab ini.
"Penulis kitab
ini telah mengerahkan upaya yang sangat besar dan teliti dalam menampilkan
wajah-wajah balaghoh Al-Qur'an.Hal ini merupakan usaha yang baik dan harus
diapresiasi apalagi penulisnya bukan orang Arab.", tulis Abdurrohim dalam
sambutan kata pengantarnya.
Apa yang telah
dilakukan oleh penulis buku spesialis berbahasa Arab ini memang sangat patut
diapresiasi. Ia telah membangkitkan kembali tradisi literasi pesantren
berbahasa Arab yang telah dilakukan para kiai-kiai besar terdahulu. Merekalah
yang memasyarakatkan literasi Arab melalui penggunaan tulisan pegon dalam
penulisan kitab-kitab yang dipelajari di Pesantren, bahkan tidak sedikit pula
yang menyusun kitab berbahasa Arab sebagaimana yang dilakukan Gus Awis ini.
Kitab ini sangat
layak untuk dibaca oleh para santri, ulama', masyarakat luas dan khususnya para
pengkaji balaghoh Al-Qur'an baik dari Perguruan Tinggi maupun di luar Perguruan
Tinggi. Penulis kitab ini bermaksud menuntun para pencari ilmu dalam
mempelajari kesastraan Al-Qur'an dan sistematika kalam ayat-ayat Al-Qur'an dari
surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas. Inilah referensi utama bagi siapa saja
yang ingin menggali analisis kajian Balaghah dalam kitab suci al-Quran. Tidak
berlebihan jika kitab ini disebut sebagai Ensiklopedia Khazanah Sastra
Al-Qur’an. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar