Lafal Niat Shalat Sunnah
Tawaf
Shalat sunnah tawaf biasa disebut juga dua
rakaat tawaf. Shalat wajib dan shalat rawatibnya sudah memadai untuk
menggantikan shalat sunnah dua rakaat tawaf. Tetapi jamaah haji atau umrah
tetap dianjurkan untuk melakukan shalat sunnah dua rakaat tawaf sebagaimana
saran Imam An-Nawawi.
Adapun berikut ini adalah lafal niat shalat
sunnah dua rakaat tawaf:
أُصَلِّيْ
سُنَّةً الطَّوَافِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً للهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat thawāf rak‘ataini
mustaqbilal qiblati, adā’an lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah tawaf
dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah ta‘ala.”
Shalat dua rakaat tawaf termasuk salah satu
shalat sunnah yang mengandung keutamaan.
وحاصل
التفضيل أن تقول أفضل النفل صلاة عيد الأضحى، ثم الفطر، ثم كسوف الشمس، ثم خسوف
القمر، ثم ركعتا الفجر ثم الاستسقاء، ثم الوتر، ثم بقية الرواتب المؤكدة، ثم
الرواتب غير المؤكدة، ثم التراويح، ثم الضحا، ثم ركعتا الطواف ثم التحية ثم
الإحرام وقيل الثلاثة سواء وهو المعتمد ثم سنة الوضوء ثم النفل المطلق في الليل ثم
في النهار
Artinya, “Simpulan keutamaan shalat sunnah
secara urut dari yang teratas ke bawah menempatkan shalat Idul Adha, shalat
Idul Fitri, shalat gerhana matahari, shalat gerhana bulan, shalat sunnah fajar,
shalat istisqa, shalat witir, shalat rawatib muakkad, shalat rawatib ghairu
muakkad, shalat tarawih, shalat dhuha, shalat dua rakaat tawaf, shalat
tahiyyatul masjid, shalat sunnah ihram–sebagian ulama berpendapat tiga shalat
ini sama saja–, shalat sunnah wudhu, shalat sunnah mutlak malam (tahajud), dan
shalat sunnah mutlak siang,” (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi
alal Khathib, [Beirut, Darul Fikr: tanpa tahun], juz II, halaman 77).
Syekh Abu Zakariya Al-Anshari dalam Asnal
Mathalib fi Raudhatit Thalib menempatkan shalat sunnah dua rakaat tawaf
sebagaimana shalat sunnah lainnya perihal bacaan.
Jika dilakukan pada siang hari, maka bacaan
shalat sunnah tawaf dilafalkan dengan sir (perlahan). Sebaliknya, jika
dilakukan pada malam hari, maka bacaan shalat sunnah tawaf dilafalkan secara
jahar (lantang). Tetapi jika ada jamaah lain yang terganggu oleh bacaan jahar,
maka bacaan shalat sunnah tawaf sebaiknya dilafalkan secara sir sebagaimana
keterangan Syekh Abu Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib.
Imam Al-Khatib As-Syarbini dalam Al-Iqna menyebutkan
pelaksanaan shalat sunnah tawaf diutamakan di belakang Maqam Ibrahim. Jika
tidak memungkinkan di belakang Maqam Ibrahim, shalat sunnah tawaf baiknya
dikerjakan di Hijir Ismail.
Jika tidak memungkinkan di Hijir Ismail,
shalat sunnah tawaf dapat dikerjakan di sisi mana saja Masjidil Haram. Tetapi
jika tidak memungkinkan juga, shalat sunnah tawaf dapat dikerjakan di luar
Masjidil Haram yang masih termasuk ke dalam tanah haram Makkah.
Semoga lafal niat shalat sunnah dua rakaat
tawaf ini membantu jamaah haji dan umrah fokus dalam niat shalat di dalam hati.
Wallahu a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar