Sejak
kecil, sebenarnya kami menyebut kudapan ini dengan sebutan "Tahu Lontong" karena di dalam nya memang ada komposisi tahu dan lontong yang
diguyur dengan saus bumbu resep tertentu. Namun, akhir-akhir ini
kami ikut-ikutan menyebutnya dengan sebutan "Tahu Tek"
dikarenakan semua teman-teman sepermainan menyebutnya dengan demikian. Penyebutan nama "Tahu Tek" diyakini berdasarkan bunyi "tek
tek tek" yang kerap dikeluarkan pada saat sendok atau garpu dipukulkan ke
pinggir wajan penggorengan oleh si pedagang.
Walaupun
di beberapa tempat tersedia makanan ini di siang hari, namun menikmati tahu tek
di malam hari adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Rasa dan aroma
yang dikeluarkan oleh sepiring tahu tek, akan jauh lebih nikmat disantap di
malam hari yang dingin dibandingkan jika disantap di siang hari yang terik.
Favorit
kami, adalah pedagang atau tukang "Tahu Tek" yang lewat di depan
rumah selepas Isya'. Tidak terlalu malam, juga tidak kesorean.
Tahu Tek: Moro Dewe. Yang bermakna datang menghampiri sendiri, tidak perlu
dipanggil.
Dengan
sigap, dia selalu memberhentikan gerobaknya di depan rumah embah. Dan dengan
tangkas pula, kamipun segera sodorkan piring, "Lombok piro, cak?"
demikian Cak Mul memulai percakapan akrab kami ini.
"Lombok
loro ae, cak"... cabe dua saja, cak... Itu adalah jawaban rutin kami yang
kemudian Cak Mul memulai ritual menyiapkan tahu teknya:
menggoreng tahu putih.
Sambil
menunggu tahu putih matang, Cak Mul meracik bumbu spesial dan rahasianya yang
terdiri dari petis, bawang putih, garam, cabe, dan kacang tanah.
Kemudian,
tahap selanjutnya adalah pemotongan tahap pertama lontong nasi yang berukuran
super. Dua iris saja sudah sangat cukup untuk sepiring.
Selanjutnya,
pemotongan tahap kedua lontong nasi menjadi ukuraan yang pas dengan sendok dan
mulut kami.
Lantas,
proses memotong tahu yang telah matang digoreng sebelumnya. Ingat,
memotongnya pakai gunting, bukan pisau, "crek crek crek crek..." khas
sekali suara yang dikeluarkannya.
Oh
iya, berapa sih harganya? Cak Mul meminta Rp 15.000 saja untuk 3 piring tahu
tek pesanan kami.
Siap
diguyur dengan bumbu spesial.
Dan
diakhiri dengan taburan krupuk yang renyah.
Ah,
jadi kangen sekali dengan tahu tek... tek tek tek, selamat makan.
ANANTO PRATIKNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar