Di Balik Jonan yang Meringkuk dan
Danang yang Meringis
Senin, 04 Agustus 2014
Liburan lebaran kemarin saya
manfaatkan untuk meninjau lapangan minyak baru di Banyu Urip, Bojonegoro, Jawa
Timur, melihat uji coba PLTU model baru di Cikarang, dan melakukan reparasi
gigi belakang saya dengan dukungan stemcell. Tentu sambil terus mengecek pelayanan
mudik oleh enam BUMN kita: KAI, ASDP, Garuda, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II,
dan Pertamina.
“Saya
bangga dengan KAI yang tahun ini menjadi pilihan utama pemudik,” tulis saya
dalam BBM ke Ignasius Jonan, Dirut PT KAI.
“Saya
terharu dengan Anda dan jajaran Anda yang selama lebaran terus berada di
lapangan penyeberangan Merak-Bakahuni,” tulis saya dalam SMS kepada Danang
Baskoro Dirut PT ASDP.
Saya juga
terus menerima foto-foto pelaksanaan pengaturan mudik dari lapangan. Termasuk
foto Jonan yang lagi meringkuk tidur di kursi KA kelas ekonomi, kelelahan
stelah berhari-hari Posko Angkutan Lebaran. Juga foto Danang saat meringis ikut
ngatur sepeda motor yang berebut antre masuk feri. Anak buah dua dirut itu
cukup usil untuk memotret pimpinan mereka yang dalam posisi “tidak seperti
dirut”.
Di
samping berbagai kemajuan besar di berbagai bidang, lebaran tahun ini KAI juga
mengoperasikan tiga rangkaian kereta baru bikinan PT INKA (Persero) Madiun.
Setelah ini saya minta Dirut INKA Agus Purnomo untuk sering-sering naik kereta
itu agar mengetahui di mana kekurangan-kekurangan kereta bikinan dalam negeri.
Secara
fisik saya cukup bangga dengan penampilan dan kehalusan finishing-nya, tapi dia
tetap perlu tahu hal-hal yang tidak kelihatan dengan cara sering-sering
merasakan sendiri berlama-lama sebagai penumpang kereta jarak jauh itu. Saya
akan terus menanyakan ini padanya: sudah naik berapa kali dan di jurusan mana
saja.
Jonan
sudah “menolong” INKA dengan membeli tiga rangkaian itu. Pembayarannya pun
sudah beres. Ini saja sudah membuat PT INKA bisa keluar dari kesulitan
terbesarnya. Bayangkan, tiga rangkaian itu sudah dibuat. Sudah jadi. Tiba-tiba
pemesannya, Kemenhub, tidak dapat anggaran. Betapa sulitnya keuangan PT INKA
karenanya.
Karena
itu “pertolongan” ini harus dibalas dengan mutu dan pelayanan yang baik pada
KAI. Ini agar ke depan semakin banyak kereta bikinan Madiun dibeli oleh KAI.
Saya akan ikut dalam perjalanan jauh itu nanti.
Lebaran
kali ini KAI juga jadi bintang di sektor angkutan barang. Di saat semua truk
dilarang beroperasi selama liburan lebaran, PT KAI tetap bisa mengangkut barang
jarak jauh. Ke depan, dengan selesainya rel ganda Surabaya-Jakarta angkutan
barang via KAI kian vital.
KAI juga
sudah memesan ratusan lori angkutan barang ini ke PT INKA Madiun. Beribu terima
kasih pada KAI. Saya memang mengangkat orang KAI untuk menjadi direksi di PT
INKA. Dengan demikian INKA tahu jalan pikiran KAI dan KAI juga tahu kebutuhan
INKA. Setidaknya dengan cara itu dua perusahaan ini berhenti perang dingin.
KAI sudah
terbukti sukses membangun jaringan kereta barang di Sumatera. Waktu saya naik
KA dari Palembang ke Baturaja dua bulan lalu, saya saksikan betapa hebatnya
angkutan barang KAI di sana. Saya lihat dengan kagum KA barang yang baru
berumur enam bulan itu melintas dengan gagahnya. Melaju dengan mulusnya.
Mengular panjangnya.
Saat saya
berdiri di stasiun, terlihat rangkaian KA barang yang lagi melintas itu seperti
tidak ada akhirnya. Ternyata panjang rangkaian kereta itu mencapai 1,2 km!
Kalau kereta penumpang hanya membawa sembilan gerbong, KA barang ini membawa 70
gerbong!
Di
sepanjang jalur itu saya juga meresmikan 11 stasiun KA yang baru. Benar-benar
baru. Tidak ada stasiun di situ sebelumnya. Stasiun-stasiun ini letaknya di
tengah hutan. Tidak ada jalan menuju stasiun baru itu. Ini stasiun untuk
persilangan kereta barang. Bukan stasiun untuk penumpang.
Di lain
pihak ASDP di Merak juga benar-benar merasakan manfaat pembelian empat kapal
feri “vacuum cleaner” dari Inggris dan Korsel itu. Dengan empat kapal besar ini
(inilah kapal feri terbesar di Indonesia) ribuan kendaraan disedot dengan
rakusnya. Waktu direksi ASDP membeli kapal-kapal itu bukan main ributnya.
Direksi jadi bulan-bulanan.
Tapi saya
berikan dukungan penuh untuk “terus maju”. Termasuk minta artis Syahrini dan
kelompok musik kebanggaan kita Slank meresmikan kapal ini dalam sebuah show di
dalam kapal mewah itu dalam pelayaran uji coba di Selat Sunda.
Seperti
juga KAI yang terus membangun stasiun-stasiun baru, ASDP pun harus segera
membangun terminal pelabuhan feri yang tidak kalah megah dari bandara baru.
Bagaimana
dengan kunjungan ke Banyu Urip dan pengalaman membongkar gigi dengan bantuan
stem cell? Kelihatannya, cerita MH kali ini sudah terlalu panjang. Terpaksa
minggu depan. Minta maaf lahir batin.(***)
Dahlan
Iskan, Menteri BUMN
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar