Berciuman Ketika Berpuasa
Syahwat selalu ada dalam diri manusia.
Syahwat termasuk masalah sulit untuk dibereskan. Kecenderungannya yang bersifat
liar sangat susah untuk ditaklukkan. Inilah salah satu hikmah diwajibkannya
puasa Ramadhan, yaitu melatih diri dalam mengendalikan nafsu termasuk di
dalamnya adalah syahwat.
Meskipun demikian, tidak serta merta syahwat
itu tunduk kepada mereka yang berpuasa, karena semakin dikekang ia akan semakin
kuat melakukan perlawanan. Ketika manusia puasa tidak kuat menahannya maka
muncullah retakan-retakan dalam berbagai bentuknya mulai dari keisengan kecil
hingga kejahilan besar. Tentunya puasa sebagai sebuah program pelatihan
memiliki treatmen tersendiri mengenai hal ini. Tidak lantas diputus sebagai
sebuah kegagalan, tetapi keberhasilan yang belum sempurna.
Contoh yang dapat diterapkan dalam kasus ini
adalah ciuman di siang bulan Ramadhan bagi mereka yang sedang menunaikan puasa.
Sesungguhnya ciuman bagi mereka yang sedang puasa tidak membatalkan puasa
selama tidak disertai syahwat, tetapi secara etika hendaknya dihindari, selain
akan mengajak ke langkah lebih lanjut, juga demi menghormati puasa itu sendiri.
Hadits-hadits yang menjelaskan
diperbolehkannya seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa mencium istri
atau budaknya, dengan syarat tidak membangkitkan syahwat:
اِنْ
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُقَبِّلُ بَعْضَ
اَزْوَاجِهِ وَهُوَ صَائِمٌ ثُمَّ ضَحِكَتْ
Kadang-kadang Rasulullah s.a.w, mencium
sebagian istri-istrinya, padahal Beliau sedang berpuasa, kemudian Aisyah r.a,
tertawa”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1793 dan Muslim: 1851. Teks
hadits riwayat al-Bukhari).
كَانَ
النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ وَهُوَ صَائِمٌ
وَكَانَ اَمْلَكَكُمْ لِاِرْبِهِ
“Rasulullah
s.a.w. mencium dan mencumbu (dengan istrinya), padahal Beliau sedang berpuasa.
Namun Beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya di antara kamu
sekalian”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1792 dan Muslim: 1854, teks
hadits riwayat al-Bukhari).
Karena umumnya manusia tidak mampu menahan
syahwatnya seperti Rasulullah s.a.w, maka berciuman dan bercumbu di siang hari
puasa hendaknya dihindari. []
Sumber: Risalah Puasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar