Tentang Zakat Fitrah
Zakat fitrah berbeda dengan zakat harta
benda. Karena zakat fitrah merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan
dengan ibadah puasa Ramadhan. Bila ibadah puasa berfungsi untuk mensucikan diri
dan jiwa seorang muslim, maka zakat fitrah berfungsi mensucikan harta mereka
dari segala kotoran yang selama ini terkumpul ketika bermuamalah dengan sesama
manusia. Mengenai hal ini Rasulullah saw menggambarkan dalam haditsnya:
قال
النبي صلى الله عليه وسلم صوم شهر رمضان معلق بين السماء والأرض ولايرفع الابزكاة
الفطر
Nabi saw bersabda “puasa bulan Ramadhan
digantungkan antara langit dan bumi, dan tidak akan diterima (dengan sempurna
oleh Allah swt) kecuali dengan zakat fitrah.
Demikianlah zakat fitrah yang harus
dikeluarkan oleh setiap orang muslim baik laiki-laki maupun perempuan,
anak-anak maupun orang dewasa, yang menjumpai bulan Ramadhan dan bulan Syawal
dan memiliki kelebihan rizki persediaan untuk siang dan malamnya idul fitri.
inilah tiga syarat zakat fitrah.
Dengan kata lain zakat fitrah merupakan zakat
jiwa. Zakat yang diwajibkan pada setiap manusia muslim yang bernyawa. Maka
seorang muslim yang menjadi tulang punggung keluarga (suami misalkan) wajib
menunaikan zakat semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Seperti
anak, istri, mertua dan orang-orang dilingkungannya yang kebutuhan sehari-hari
mereka ditanggungnya.
Oleh karena itu seorang bayi yang lahir pada
hari terakhir (seblum maghrib) bulan Ramadhan, sama wajibnya membayar zakat
fitrah seperti orang dewasa lainnya, karena dia telah berjumpa dengan Ramadhan
dan akan menghadapi bulan Syawal . Tetapi sebaliknya orang yang meninggal di
hari terakhir bulan sebelum memasuki hari pertama bulan Syawal tidak diwajibkan
menunaikan zakat fitrah.
Adapun zakat fitrah itu berupa makanan pokok
sebesar 1 sho’ atau dalam konteks negara Indonesia berupa beras sebanyak 2,5
kg. Sebagaimana hadits Rasulullah saw:
عن
ابن عمر رضي الله عنهما قال: فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر صاعا من
تمر او صاعا من شعير على العبد والحر والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين
وأمر بها ان تؤدى قبل خروج الناس الى الصلاة
Dari Ibnu Umar ra Rasulullah saw mewajibkan
zakat fitrah satu sha’ kurma, atau gandum bagi muslim yang hamba dan muslim
yang merdeka laki-laki maupun perempuan, baik muslim anak-anak ataupun orang
tua. Dan hendaklah zakat fitrah ditunaikan sebelum orang-orang selesai
mengerjakan halat id.
Hadits di atas juga menyebutkan ihwal
penunaian zakat fitrah yang hendaknya dilakukan seusai bulan Ramadhan hingga
menjelang shalat id. Itu adalah prime time pelaksanaan zakat fitrah. Namun para
fuqaha juga memperbolehkan membayar zakat fitrah semenjak awal Ramadhan, yang
diistilahkan dengan nama ta’jil. Adapun jika zakat ditunaikan setelah shalat
id, maka zakat tersebut berubah fungsi sebagai shadaqah biasa, bukan zakat fitrah
dan hukumnya makruh.
عن
ابن عباس رضي الله عنهما قال: فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم صدقة الفطر طهرة
للصائم من اللغو والرفث طعمة للمساكين فمن اداها قبل الصلاة فهى زكاة مقبولة, ومن
اداها بعد الصلاة فهى صدقة من الصدقات
Dari Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw
mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan
yang tidak berguna dan ucapan kotor, serta untuk memberikan makanan orang
miskin. Maka barang siapa mengeluarkan zakat sebelum shalat id maka itulah
zakat fitrah yang terqabul, dan barang siapa yang memberika zakat setelah
shalat id maka itu termasuk shadaqah. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar