Kisah Orang yang Lebih Buruk dari Fir‘aun
Syekh M Nawawi Banten dalam Qami‘ut Thughyan
menceritakan pertemuan Iblis dan Fir‘aun. Iblis menemui Fir‘aun untuk
memberikan informasi penting perihal sebuah penyakit yang lebih berbahaya dari
kejahatan Fir‘aun yang menindas masyarakat dan mendakwakan diri sebagai tuhan
yang kuasa.
Syahdan, suatu ketika Iblis menemui Fir‘aun.
Ia ingin mengatakan sesuatu yang penting. Ia mengetuk pintu Fir‘aun. Ia
dibukakan pintu oleh seorang manusia yang mendakwakan diri sebagai tuhan yang
berkuasa.
“Saudara ini siapa?” tanya Fir‘aun.
“Kalau Tuan adalah tuhan, niscaya Tuan takkan
bodoh,” jawab Iblis.
Iblis kemudian dipersilakan masuk. Keduanya
membicarakan apa saja. Mereka terlibat percakapan panjang. Pada gilirannya
Iblis mengajukan sebuah pertanyaan pancingan.
“Tuan Fir‘aun, Tuan ini seorang durjana luar
biasa. Tetapi tahu kah Tuan, siapa yang lebih buruk dari Tuan?” kata Iblis.
“Aku tidak tahu,” jawab Fir‘aun sambil
menggelengkan kepala.
“Ia adalah pendengki. Dengan kedengkian, Tuan
dapat terperosok ke dalam bencana,” kata Iblis sebelum pamit meninggalkan
Fir‘aun.
Percakapan ini dikutip oleh Syekh M Nawawi
Banten dalam Syarah Qamiut Thughyan, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah:
tanpa catatan tahun], halaman 14. Bahaya hasud ini juga diperingatkan oleh
Rasulullah SAW dalam sejumlah sabdanya.
عن
أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما
تأكل النار الحطب
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW
bersabda, ‘Waspadalah kamu terhadap dengki karena kedengkian (demikian cepat)
memakan pahala sebagaimana api memakan kayu kering,’” (HR Abu Dawud).
Syekh M Nawawi Banten menganjurkan umat Islam
untuk menjauhi kedengkian. Ia memasukkan upaya penjauhan diri dari larangan
hasud ini ke dalam cabang-cabang keimanan dalam agama Islam. Wallahu a‘lam. []
(Alhafiz K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar