Kamis, 16 Mei 2019

(Ngaji of the Day) Sebaik-baik Berbuka adalah di Awal Waktu


Sebaik-baik Berbuka adalah di Awal Waktu

Sebaik-baik berbuka puasa adalah di awal waktu. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari  Anas bin Malik radhiyallahu’anhu sebagai berikut:

بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ

Artinya: “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.” 

Jadi menyegerakan buka puasa di awal waktu atau begitu masuk waktu Maghrib adalah baik karena hukumnya sunnah. Sebaliknya menunda-menunda berbuka tidak baik.  Tidak menjadi persoalan kita hanya makan dan minum secara minimalis karena ada alasan mendesak, misalnya, harus segera menyiapkan jamaah shalat Maghrib dengan menjadi muadzin ataupun imam.  

Jadi prinsipnya, puasa hari itu sebaiknya segera diakhiri dengan tibanya waktu Maghrib meskipun hanya dengan minum dan makan sedikit saja. Kemudian berbukanya (ifthar)  yang besar dilakukan setelah melaksanakan shalat Maghrib. 

Hal seperti ini biasa dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yakni hanya makan beberapa kurma atau minum air putih secukupnya terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib. Setelah itu baru makan besar untuk mengisi perut yang kosong. 

Adapun hikmah dari segera berbuka adalah berikut:

Pertama, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersbada: 

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ

Artinya: “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘Alaihi)

Secara naluri,  ketika kita menahan lapar karena puasa, maka saat paling bahagia adalah saat berbuka..  Saking bahagianya, maka apapun yang kita makan dan minum terasa enak meskipun sebetulnya hanya makanan atau minuman biasa saja. Orang-orang tua di Jawa sering mengatakan, “Lawuhe luwe (Lauknya lapar)”. Artinya lauk paling enak adalah lapar itu sendiri. 

Kedua, agar tidak mengganggu kesehatan setelah sekian lama perut tidak diisi dengan makanan dan minuman apapun.   Adalah menjadi hak perut kita untuk segera dipenuhi hak-haknya karena manusia bukan malaikat  yang tidak membuthkan makan dan minum secara ragawi.

Jadi memang menyegerakan buka puasa di awal  waktu lebih baik dari pada waktu-waktu setelahnya. Dasarnya jelas baik secara naqli maupun aqli sebagaimana diuraikan di atas. []

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar