Tujuh Adab sebelum
Berangkat Mudik
Sebelum berangkat mudik ke kampung halaman,
kita tidak hanya mempersiapkan tiket pulang pergi dan uang saku yang cukup.
Kita juga perlu melakukan beberapa langkah sebelum melangsungkan perjalanan
seperti anjuran Imam An-Nawawi berikut ini.
1. Berwasiat
2. Mengadirkan saksi untuk wasiat
3. Pamit dan meminta maaf kepada orang-orang
yang menemani keseharian kita
4. Minta restu orang tua, guru, dan mereka
yang patut dihormati
5. Tobat kepada Allah
6. Minta pertolongan-Nya agar diberi
kemudahan dalam perjalanan
7. Siapkan buku saku terkait adab tujuan
perjalanan
فإذا
استقر عزمه على السفر فليجتهد في تحصيل أمور: منها أن يوصي بما يحتاج إلى الوصية
به، وليشهد على وصيته، ويستحل كل من بينه وبينه معاملة في شئ، أو مصاحبة، ويسترضي
والديه وشيوخه ومن يندب إلى بره واستعطافه، ويتوب إلى الله ويستغفره من جميع
الذنوب والمخالفات، وليطلب من الله تعالى المعونة على سفره، وليجتهد على تعلم ما
يحتاج إليه في سفره
Artinya, “Bila seseorang telah mantap untuk mengadakan perjalanan mudik misalnya, hendaklah ia bersungguh-sungguh mewujudkan sejumlah hal berikut ini: berwasiat sesuai kebutuhan, menghadirkan saksi atas wasiatnya, meminta maaf kepada rekan muamalah dan sahabat kesehariannya, memohon restu dari orang tua, guru, dan orang-orang yang dianjurkan untuk berbakti dan bersikap lembut kepadanya, bertobat kepada Allah, memohon ampun kepada-Nya dari segala dosa dan kekhilafan, memohon pertolongan kepada-Nya untuk perjalanan, dan hendaklah mempelajari ilmu dan akhlak perihal tujuan perjalanannya,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 184).
Anjuran Imam An-Nawawi ini cukup penting untuk dilakukan. Orang yang akan mengadakan perjalanan mudik kalau tidak menyiapkan buku saku terkait adab mudik, dapat mencari informasi terkait adab dan akhlak seharusnya berperilaku kepada saudara dan tetangga di kampung halaman. Hal ini penting diperhatikan agar kehadiran kita di kampung halaman benar-benar membawa berkah, bukan melahirkan mafsadat.
Sebelum melangsungkan perjalanan mudik, seseorang dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat sebagaimana riwayat At-Thabarani berikut ini:
يستحب
له عند إرادته الخروج أن يصلي ركعتين لحديث المقطم بن المقدام الصحاني، رضي الله
عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "ما خلف أحد عند أهله أفضل من
ركعتين يركعهما عندهم حين يريد سفرا" رواه الطبراني
Artinya, “Seseorang ketika ingin mengadakan perjalanan dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat berdasarkan riwayat sahabat Muqaththam bin Al-Miqdam RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada yang lebih utama untuk ditinggalkan seseorang untuk keluarganya selain shalat dua rakaat ketika ia ingin bepergian,’ (HR At-Thabarani),” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 185). Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar