Belajar Berbaik
Sangka kepada Allah
Judul
: Berpikir Positif Agar Allah Selalu Menolongmu
Penulis
: Didi Junaedi
Penerbit
: PT Qaf Media Kreativa
Cetakan
: 1, 2017
ISBN
: 978-602-602-244-4-2
Tebal
: 268 Halaman
Peresensi
: Muhammad Faiz As, Santri
pegiat literasi yang bermukim di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan,
Guluk-guluk, Sumenep.
Ibarat ombak di
lautan yang beriak tenang kadang pula bergelombang, begitulah kehidupan
manusia. Dinamika kehidupan kita sebagai manusia tak mungkin lepas dari beragam
ujian Allah SWT, entah berupa kesusahan, kegagalan, kemiskinan, pun
kekayaan dan kesenangan. Hadirnya ujian-ujian tersebut menjadi barometer
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.
Sebagaimana
Firman-Nya: “Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa yang
lebih baik amalnya di antara kamu” (QS Al-Mulk: 2]. Semakin kita sabar dan
lapang dada dalam menghadapi ujian, semakin tinggi pula derajat kita di
hadapan-Nya. Sebaliknya, ketika kita hanya berpangku tangan, berputus asa, dan
merutuki keadaan, semakin rendah pula derajat kita di sisi-Nya. Semua
ditentukan oleh bagaimana sudut pandang pikiran kita saat menghadapinya.
Terbitnya buku dengan
judul Berpikir Positif Agar Allah Selalu Menolongmu ini, dapat menjadi media
bagi kita untuk belajar memandang setiap ujian dan cobaan Allah dari kacamata
berpikir positif. Melalui buah tangannya ini, Didi Junaedi mendedah
signifikansi pikiran dalam mengarahkan setiap tingkah laku kita. Utamanya
ketika kita berhadapan dengan berbagai persolan pelik dalam hidup, kita
dituntut bijaksana dalam menyelesaikannya.
“A person limited
only by the thoughts that the chooses (seseorang di batasi oleh
pemikiran-pemikiran yang ia pilih sendiri)”, statement James Allen yang dinukil
dalam buku ini memang benar adanya. Seseorang yang senantiasa memenuhi
pikirannya dengan pikiran-pikiran negatif, hakikatnya telah membatasi dirinya
untuk hanya berpikir negatif saja. Berbeda dengan orang yang selalu berpikir
positif, pastilah hal-hal positif yang menghiasi hari-harinya (halaman 4).
Sebagai manusia yang
dhaif, seringkali kita tidak mampu mengendalikan sikap serta pikiran kita
tatkala ditimpa ujian Allah. Sebab, kita terbawa oleh arus situasi dan kondisi
yang terjadi. Semisal ketika kita mendapat limpahan nikmat dan bergelimang
harta, kita malah enggan memanfaatkannya untuk kebaikan, seakan khawatir harta
yang kita miliki akan berkurang. Padahal semua nikmat yang kita miliki adalah
pemberian Allah untuk menguji kita, apakah kita memanfaatkannya dengan baik
atau tidak.
Pikiran seringkali
tertipu oleh tampilan dhahir masalah yang hadir, kita lebih terpaku pada peliknya
masalah tersebut dan mengabaikan sisi substansialnya. Jika demikian, alih-alih
masalah terselesaikan, kita malah melahirkan masalah yang lebih besar lagi.
Namun, berbeda jika
kita menyadari bahwa takdir tuhan yang buruk sekalipun adalah skenario terbaik
yang telah Allah gariskan untuk kita, pastilah kita akan menjadi hamba yang laa
khaufun alaihim walaa hum yahzanuun. Tak ada rasa takut, putus asa, dan
kesedihan ketika kita menghadapi masalah serumit apapun, yang ada hanya
optimisme dan keberanian dalam diri kita.
Melatih diri supaya
selau berpikir positif memang tidak semudah membalik telapak tangan. Oleh sebab
itu, dalam buku ini telah dijelaskan langkah primordial melatih diri kita untuk
senantiasa ber-positive thinking kepada Allah. Bisa karena biasa, begitulah
rumus sederhana dalam berusaha. Kita harus mampu menjaga konsistensi dan
keistiqamahan kita hingga pikiran positif tersebut dapat terejawantah menjadi
tindakan baik dan bijaksana dalam keseharian kita.
Telah menjadi
sunnatullah, bahwa setiap usaha pasti tidak luput dari hambatan yang
merintangi. Didi Junaedi pun tidak lupa menguraikan hambatan-hambatan yang
acapkali mematahkan ikhtiar kita untuk berpikir positif. Di antaranya:
Membirkan kesombongan (takabur), berprasangka buruk (su'udzan), menebar
kedengkian (hasad), dan beragam sikap negatif lainnya.
Sikap-sikap tersebut
berpotensi mencegah lahirmya pikiran positif dalam diri kita dan biasa kita
lakukan secara spontan, baik sadar ataupun tidak. Semua sikap itu harus kita
kikis habis sebelum menjadi penyakit kronis dan menghambat input
pikiran-pikiran positif dalam diri kita.
Apa yang penulis
sajikan dalam buku ini layak untuk kita jadikan problem solving dan instrumen
untuk memperbaiki diri kita yang tidak pernah lepas dari konflik lahir dan
batin. Buku ini juga bertabur kisah-kisah sarat inspirasi yang disarikan dari
kehidupan nabi, para sahabat, hingga pengalaman pribadi penulis serta
orang-orang di sekitarnya.
Beberapa kali kita
mungkin akan menemukan pengetikan kata yang kurang valid dan benar. Namun
kekurangan ini tidak akan menghijab kita yang ingin menjadikan buku ini sebagai
jembatan untuk meraih kebahagiaan hakiki di bawah naungan ridha Ilahi. Wallahu
a’lam bisshawab. Salam literasi dan Selamat membaca! []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar