Jumat, 10 Mei 2019

(Ngaji of the Day) Nama-nama Lain Bulan Ramadhan (3-Habis)


Nama-nama Lain Bulan Ramadhan (3-Habis)

Pada dua artikel sebelumnya telah dijelaskan nama-nama lain bulan Ramadhan. Banyaknya julukan pada Ramadhan menandakan betapa istimewanya bulan suci ini. Kata "ramadhan" sendiri berakar kata dari ramidla (رمِض) yang bararti “panas terik”. Makna ini bisa dipahami sebagai kiasan atas beban dahaga atau panasnya kerongkongan yang dialami orang-orang puasa selama Ramadhan.

Ada setidaknya enam belas nama, sebagaimana diungkap kitab Ittihaf al-Anam bi Ahkam ash-Shiyam karya Dr. Zainuddin bin Muhammad bin Husain bin al-‘Aydarus al-Ba’alawy. Berikut artikel pamungkas yang memaparkan beberapa poin lanjutan dari nama-nama yang sudah disampaikan pada tulisan terdahulu—(Redaksi)

11. Bulan Jihad

Bulan Ramadhan disebut juga sebagai bulan jihad, sebab ada beberapa perang yang dilaksanakan ketika bulan Ramadhan. Namun jihad hawa nafsu termasuk jihad yang berat, dimana kita akan berhadapan dengan diri kita sendiri. Contoh saja, kita harus menahan diri dari berkata yang tidak baik ketika puasa, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits Nabi :

إذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

"Apabila suatu hari seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, maka janganlah dia berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertengkar sambil berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah dia mengatakan 'Aku orang yang sedang puasa."

Kemudian makna dari salah satukata shaum adalah menahan, tentunya menahan hawa nafsu adalah jihad yang harus kita lakukan.

12. Bulan Keberkahan

Dalam hadits ‘Ubadah terdapat redaksi:

أتاكم رمضان شهر بركة

"Telah datang bulan keberkahan kepada kalian."

Ini yang menjadi dasar penamaan bulan Ramadhan sebagai bulan berkah. Makna berkah sendiri adalah bertambahnya kebaikan, tentunya ini sangat selaras, dimana kaum Muslimin berlomba-lomba memperbaiki kualitas ibadah mereka di bulan ini.

13. Bulan Masjid

Malam bulan Ramadhan, khususnya lima belas terakhir, banyak diisi dengan i’tikaf, atau ibadah dengan berdiam diri di masjid. I’tikaf hukumnya sunnah, Rasulullah senantiasa melakukan I’tikaf ketika malam di bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dalam kitab Shohih Bukhari dan Muslim:

أَنَهُ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِعْتَكَفَ الْعَشْرَ الأَوْسَط مِنْ رَمَضَانَ، ثُمَّ اِعْتَكَفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ وَلَازَمَهُ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ تَعَالَى

"Sesungguhnya Rasulullah beri'tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadhan, kemudian juga di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau selalu melaksanakan i'tikaf hingga Allah mewafatkannya (meninggal)."

Sudah maklum bahwa i’tikaf mesti dilaksanakan dilaksanakan di masjid yang sudah diwakafkan, oleh sebab itu Ramadhan dinamakan pula bulan masjid, dimana masjid-masjid lebih ramai dari biasanya, bahkan di malam hari.

14. Tuannya Bulan-bulan yang Lain

Rajanya hari adalah hari Jumat, begitu pula rajanya bulan adalah bulan Ramadhan. Sebagaimana riwayat dari Abu Sa’id al-Khudri RA:

سيد الشهور شهر رمضان وأعظمها حرمة ذو الحجة

Penghulu bulan-bulan adalah bulan Ramadhan dan yang paling agung kesuciannya Dzulhijjah (HR. Baihaqi)

15. Bulan Ibadah

Sebagaimana banyak dijelaskan di atas, bulan suci Ramadhan adalah bulan yang dipenuhi dengan rahmat sehingga hambaNya dapat melaksanakan ibadah puasa, bahkan kualitas ibadah Muslim pada bulan ini meningkat, berdasarkan hadits dalam yang diriwayatkan oleh Abu Darda, Nabi bersabda:

لكل شيء باب وباب العبادة الصيام 

"Segala sesuatu itu terdapat pintu, sedangkan pintunya ibadah itu puasa."

16. Bulan Kebaikan

Ramadhan disebut juga bulan kebaikan (شهر الخير), sebgaimana disebutkan dalam hadits Nabi , dari riwayat ‘Ubadah RA:

أتاكم رمضان شهر بركة ، فيه خير يغشيكم الله فيه

"Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, di dalamnya ada kebaikan yang Allah liputi untuk kalian."

Demikian nama-nama lain dari bulan Ramadhan, umumnya nama-nama ini bersumber dari hadits, meski banyak sekali yang dha’if, namun jika ditinjau dari nilai-nilai yang terdapat di dalamnya, tentunya selaras dengan nama tersebut. []

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar