Nabi
Muhammad dalam Kitab Suci Terdahulu (Bagian-I)
Nabi Muhammad saw.
tidak membawa ajaran baru. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. adalah sebagai
penyempurna dari ajaran-ajaran tauhid yang pernah didakwahkan para nabi dan
rasul terdahulu. Jadi, sebetulnya ajaran nabi terdahulu dengan ajaran dengan
yang dibawa Nabi Muhammad saw. saling terkait dan tersambung.
Sebagai nabi dan
utusan Allah yang terakhir, pemberitaan tentang Nabi Muhammad saw. sebetulnya
sudah ada dalam kitab-kitab suci terdahulu. Informasi nama, karakteristik,
sikap, ajaran, kebenaran, dan tanda kenabian Nabi Muhammad saw. Itu semua
disebutkan di dalam kitab suci terdahulu.
Dalam kitab Injil
Yohanes XIV:15-16 misalnya, di situ Nabi Isa as. berkata “Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai
kamu selama-lamanya.” Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan
Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (M Quraish Shihab, 2018), teks tersebut
merupakan kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad saw.
Dalam bahasa Yunani
dan Suryani, kata ‘Penolong’ dalam ayat tersebut adalah Parakletos. Kata ini
sebetulnya memiliki makna ‘yang terpuji’. Dalam bahasa Arab, makna kata
Parakletos serupa dengan kata Muhammad atau Ahmad, yaitu orang yang terpuji.
Kabar kehadiran Nabi
Muhammad saw. oleh Nabi Isa as. juga disebutkan Allah dalam QS. As-Shaff ayat
6. Dalam ayat tersebut disebutkan: Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya)
seorang rasul yang akan datang sesudahku (Nabi Isa as.), yang namanya Ahmad
(Muhammad).
Pemberitaan Nabi
Muhammad saw. juga ada dalam kitab Taurat. Dalam kitab Taurat Pertama Pasal
ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar ketika berpisah dengan Sarah dan diajak
bicara oleh malaikat. Malaikat berkata: ‘Wahai Hajar, dari mana engkau datang?
dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar menerangkan keadaannya,
malaikat itu berkata:Kembalilah karena aku akan memperbanyak keturunanmu dan
tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau akan melahirkan seorang anak
laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar kerendahan dan
ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling kuat. Kuasanya berada di atas
kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-batas semua saudaranya.”
Dalam kitab Hidayatul
Hayara, seperti dikutip dari buku Rasulullah Teladan untuk Semesta Alam (Raghib
as-Sirjani, 2011), Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menerangkan kalau pasal dalam
Taurat tersebut tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Sebelum Nabi Muhammad saw.
diutus, kuasa keturunan Nabi Ismail as. belum berada di atas kuasa keturunan
Nabi Ishaq as. Namun ketika Nabi Muhammad saw. diutus Allah dengan membawa
risalah-Nya, maka kuasa keturunan Nabi Ismail as. berada di atas kuasa
keturunan Nabi Ishaq as. dan semuanya.
Dalam Taurat, kabar
tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab Yeyasa bab ke-42. Bunyi
teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya, rumah-rumah yang
ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang dari puncak-puncak
gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan mengabarkan
dengan tasbihnya di pulau-pulau.”
Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah menyebutkan kalau teks tersebut merupakan kabar gembira tentang
kedatangan Nabi Muhammad saw. Rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin
Ismail menunjuk kepada negeri Arab. Sebagaimana diketahui, Qaidir bin Ismail
adalah moyang Nabi Muhammad saw. Tidak hanya itu, teks itu juga menyebutkan
tempat hijrah Rasulullah, Madinah. ‘Agar penduduk Sali berdendang’. Sali’ atau
Sal merupakan nama sebuah gunung di pintu Madinah yang namanya masih sampai
sekarang. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar