Ini Lafal Wirid Syekh Abu
Bakar bin Salim RA Setiap Hari
Berikut ini adalah lafal wirid Syekh Abu
Bakar bin Salim RA. Lafal ini berisi pujian dan doa penting kepada Allah. Lafal
wirid ini biasa dibaca setelah sembahyang lima waktu dan even-even keagamaan
lainnya. Lafal wirid ini lazim dibaca di kalangan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Berikut ini lafal wirid Syekh Abu Bakar bin
Salim RA:
اللَّهُمَّ
لَكَ الحَمْدُ شُكْرًا، وَلَكَ المَنُّ فَضْلًا، (وَأَنْتَ رَبُّنَا حَقًّا)،
وَنَحْنُ عَبِيْدُكَ رِقًّا، وَأَنْتَ لَمْ تَزَلْ لِذَلِكَ أَهْلًا
Allāhumma lakal hamdu syukrā, wa lakal mannu
fadhlā, (wa anta rabbunā haqqā, pada sebagian riwayat), wa nahnu ‘abīduka
riqqā, wa anta lam tazal lidzālika ahlā.
Artinya, “Tuhan kami, segala puji hanya
bagi-Mu sebagai syukur, hanya milik-Mu segala pemberian sebagai kelebihan, (Kau
Tuhan kami sebenarnya, pada sebagian riwayat), kami adalah hamba-Mu sebagai
sahaya, dan Kau selalu pantas untuk semua itu.”
اللَّهُمَّ
يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ، وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ، وَيَا صَاحِبَ كُلِّ
فَرِيْدٍ، وَيَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ، وَيَا مُقْوِيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ، وَيَا
مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ، يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ، فَتَيْسِيْرُ
العَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ، اللَّهُمَّ يَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ إِلَى البَيَانِ
وَالتَّفْسِيْرِ، حَاجَاتُنَا إِلَيْكَ كَثِيْرٌ، وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ.
Allāhumma yā muyassira kulli ‘asīr, wa yā
jābira kulli kasīr, wa yā shāhiba kulli farīd, wa yā mughniya kulli faqīr, wa
yā muqwiya kulli dha‘īf, wa yā ma’mana kulli makhīf, yassir ‘alaynā kulla
‘asīr, fa taysīrul ‘asīr ‘alayka yasīr, allāhumma yā man lā yahtāju ilal bayāni
wat tafsīr, hājātunā ilayka katsīr, wa anta ‘ālimun bihā wa bashīr.
Artinya, “Tuhan kami, wahai Zat yang
memudahkan mereka yang kesulitan, wahai Zat yang menggenapkan mereka yang patah
hati, wahai Zat yang menemani mereka yang dalam kesendirian, wahai Zat yang
mencukupi mereka yang fakir, wahai Zat yang menguatkan mereka yang daif, wahai
Zat tempat aman dari segala ketakutan, mudahkanlah segala kendala yang
menyulitkan kami. Sedangkan ‘upaya’ pembalikan yang sulit menjadi mudah bagi-Mu
adalah sesuatu yang mudah. Tuhan kami, wahai Zat yang tidak memerlukan
penjelasan dan tafsir, hajat kami kepada-Mu begitu banyak. Sedangkan Kau maha
tahu dan maha lihat atas itu.”
اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَخَافُ مِنْكَ، وَأَخَافُ مِمَّنْ يَخَافُ مِنْكَ، وَأَخَافُ مِمَّنْ لَا
يَخَافُ مِنْكَ. اللَّهُمَّ بِحَقِّ مَنْ يَخَافُ مِنْكَ، نَجِّنِيْ مِمَّنْ لَا
يَخَافُ مِنْكَ بِحُرْمَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
احْرُسْنِيْ بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لَا تَنَامُ، وَاكْنُفْنِيْ بِكَنَفِكَ الَّذِيْ
لَا يُرَامُ، وَارْحَمْنِيْ بِقُدْرَتِكَ عَلَيَّ، فَلَا تُهْلِكْنِيْ وَأَنْتَ
رَجَائِيْ بِرَحْمَتِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allāhumma innī akhāfu minka, wa akhāfu mimman
yakhāfu minka, wa akhafu mimman lā yakhāfu minka. Allāhumma bi haqqi man
yakhāfu minka, najjinī mimman lā yakhāfu minka bi hurmati Muhammadin
shallallāhu 'alayhi wa sallam, uhrusnī bi ‘aynikal latī lā tanām, waknufnī b
kanafikal ladzī lā yurām, warhamnī bi qudratika ‘alayya, fa lā tuhliknī, wa
anta rajā’ī bi rahmatika, yā arhamar rāhimīn.
Artinya, “Tuhanku, aku takut kepada-Mu, aku
takut kepada mereka yang juga takut kepada-Mu, dan aku takut kepada mereka yang
tidak takut kepada-Mu. Tuhanku, berkat pangkat mereka yang takut kepada-Mu, aku
mohon selamatkanlah aku dari mereka yang tidak takut kepada-Mu, dengan
kehormatan Nabi Muhammad SAW. Jagalah diriku dengan ‘mata’-Mu yang tidak pernah
terpejam. Lindungilah diriku dengan perlindungan-Mu yang tiada henti.
Berikanlah rahmat-Mu untukku. Dengan kuasa-Mu atasku, janganlah kau binasakan
diriku. Sedangkan Kau adalah harapanku, dengan rahmat-Mu waha Zat yang maha
pengasih.”
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ البَشِيْرِ
النَّذِيْرِ السِّرَاجِ المُنِيْرِ، وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin wa
ālihī wa shahbihī wa sallamal basyīrin nadzīr, as-sirājil munīr, walhamdu
lillāhi rabbil ‘ālamīn.
Artinya, “Semoga Allah melimpahkan shalawat
dan salam untuk Nabi Muhammad SAW yang membawa kabar gembira dan peringatan
serta lentera penerang, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.”
Lafal wirid ini dikutip dari Kitab Ini
Wiridku di Waktu Malam atau Siang Hari pada halaman 24-26, karya KH Abdullah
Syafi’i, Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan. Karya ini selesai ditulis pada
Jumat, 4 Sya’ban 1375 H atau 16 Maret 1956 M.
Adapun teks terjemahannya kami sadur dari
terjemahan dari Kitab Ini Wiridku di Waktu Malam atau Siang Hari. Hanya saja
kami mengubah beberapa teks terjemahannya dengan sedikit penyesuaian. Wallahu
a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar