Kamis, 13 Februari 2020

(Ngaji of the Day) Mengapa Rasulullah Berasal dari Arab?


Mengapa Rasulullah Berasal dari Arab?

Rasulullah adalah nabi dan utusan terakhir yang ditugaskan Allah untuk menyebarkan risalah langit kepada umat manusia. Beliau lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan tanggal 29 Agustus 580 M. Meski lahir dan besar di tanah Arab, namun ajaran dan risalah Rasulullah bukan hanya untuk bangsa Arab saja tetapi juga untuk seluruh umat manusia, bahkan bangsa jin. Demikian lah, ajaran yang dibawa Rasulullah melintasi zaman dan geografi, terus berkembang hingga kini.

Lalu yang kerap kali menjadi pertanyaan adalah mengapa Rasulullah berasal dari bangsa Arab, Makkah tepatnya? Mengapa Rasulullah tidak lahir dari bangsa Romawi, Persia, atau pun India yang pada saat itu merupakan peradaban terbesar dan maju?

Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018), seorang ulama besar Mesir Syekh Mutawalli as-Sya’rawi mengemukakan kalau bangsa Arab dulu memiliki semangat menjelajah atau hidup perpindah-pindah (nomaden) dan senang berperang. Dengan karakter seperti itu, mereka dinilai selalu siap untuk menyebarkan risalah kenabian ke seluruh penjuru. Meski jiwa dan darah yang menjadi taruhannya. Itulah kenapa Alah memilih rasul dari bangsa Aarab.

“Kalau Allah menghendaki sesuatu, Dia mempersiapkan sebab-sebab-Nya,” kata Syekh Mutawalli as-Sya’rawi.

Sementara menurut ulama masyhur asal India Abu Hasan an-Nadwi menjelaskan kalau Rasulullah dipilih Allah dari bangsa Arab karena 'alasan-alasan tertentu’. Menurut an-Nadwi, masyarakat Arab pada saat itu memiliki jiwa yang relatif bersih dan belum ternodai dengan ide-ide buruk yang tertancap sehingga susah dihapus.

Di samping itu, tidak ada keangguhan dan kesombongan di hati masyarakat Arab. Hati mereka hanya tertutup oleh keluguan dan kebodohan. Kebodohan yang sederhana, bukan berganda sehingga mudah dihapus. Masyarakat Arab pada waktu itu juga memiliki kemauan yang kuat, tegas, ‘hitam-putih. Dalam artian, mereka akan keukeuh memerangi Islam manakala kebenaran Islam tidak dipahaminya. Namun, jika kebenaran Islam sudah merasuk kedalam hati dan jiwanya maka mereka akan membelanya dengan sepenuh hati, raga, dan harta, bahkan nyawa.

Tidak hanya itu, dalam sejarahnya masyarakat Arab tidak pernah dijajah imperium asing. Mereka juga tidak rela diperbudak. Keadaan seperti itu menjadikan mereka bertumbuh menjadi masyarakat yang egaliter, merdeka, dan cinta alam. Plus masyarakat Arab memiliki watak yang tegas, berani, berterus terang, dan tidak suka menipu diri sendiri, apalagi orang lain. Watak dan karakter masyarakat Arab yang seperti itu lah yang membuat Allah memilih utusan-Nya dari bangsa Arab.

Abu Hasan an-Nadwi juga menyinggung kenapa Rasulullah tidak berasal dari bangsa Romawi, Persia, atau pun India yang notabennya peradaban besar pada saat itu. Kata an-Nadwi, masyarakat India pada saat itu adalah masyarakat yang sombong dengan pengetahuan, peradaban, filsafat, dan budayanya. Hal itu membuat jiwa dan pikiran mereka menjadi kompleks sehingga susah dihapus dan dimasuki dengan ‘ajaran baru’. Begitu pun dengan masyarakat Romawi dan Persia. Jiwa mereka sudah ‘ternodai’ dengan ‘ide-ide buruk’ yang susah dihapus. Wallahu a’lam. []

(A Muchlishon Rochmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar