Enam Aktivitas Utama di
Hari Jumat bagi Perempuan
Hari Jumat merupakan hari yang sangat spesial
bagi umat Islam. Dalam beberapa referensi disebutkan bahwa hari Jumat merupakan
hari yang paling utama dalam satu minggu dan malamnya merupakan malam yang
paling utama setelah malam lailatul qadar.
Pada hari itu Allah subhanahu wata’ala telah
menciptakan Nabi Adam ‘alaihis salam dan pada hari itu pula Allah telah
mempertemukan beliau dengan Siti Hawa di Muzdalifah dan pertemuan itulah yang
menjadi dasar penamaan dari hari Jumat (yang berarti berkumpul).
Al-Qhutb Al-Ghauts Sayyid Abdullah bin Alwi
Al-Haddad, sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha menyatakan:
ـ
(واعلم) أسعدك الله أن
يوم الجمعة سيد الأيام وله شرف عند الله العظيم وفيه خلق الله أدم عليه السلام
وفيه يقيم الساعة وفيه يأذن لأهل الجنة في زيارته والملائكة تسمى يوم الجمعة يوم
المزيد لكثرة ما يفتح الله فيه من أبواب الرحمة ويفيض من الفضل ويبسط من الخير وفي
هذا اليوم ساعة شريفة يستجاب فيها الدعاء مطلقا وهي مبهمة في جميع اليوم كما قاله
الإمام الغزالي وغيره.
“Ketahuilah (semoga Allah membahagiakanmu)
bahwa hari Jumat merupakan pimpinan hari-hari, hari Jumat mempunyai kemuliaan
di sisi Allah yang Mahaagung, pada hari itu Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihis
salam, pada hari itu Allah mendatangkan kiamat, pada hari itu Allah
memberikan izin bagi penduduk surga untuk berziarah kepada-Nya, para malaikat
menamakan hari Jumat dengan nama Yaumul Mazid (hari tambahan), karena Allah
banyak membuka pintu rahmat dan mencurahkan anugerah serta menyebarluaskan
kebaikan-Nya, pada hari itu ada satu waktu yang mulia di mana doa pasti
dikabulkan dan satu waktu tersebut disamarkan di dalam hari Jumat sebagaimana
yang dinyatakan oleh Al-Imam Al-Ghazali dan selainnya,” (Syekh Abu Bakr bin
Al-Sayyid Muhammad Syatha Al-Dimyati, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz
2, hal. 63, Dar Al-Fikr).
Keutamaan hari Jumat berkaitan erat dengan
aktivitas-aktivitas tertentu yang secara khusus dianjurkan untuk dilakukan di
hari Jumat. Sebagian orang beranggapan bahwa keutamaan hari Jumat adalah hal
yang dikhususkan untuk kaum lelaki, hal ini disebabkan karena pelaksanaan
shalat Jumat identik dengan kaum lelaki sehingga bagi perempuan tidak mempunyai
keutamaan apa pun di hari mulia itu.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar,
sebab ada beberapa aktivitas/amaliyyah utama di hari Jumat yang juga dapat
dilakukan oleh perempuan, bahkan sebagian besar amaliah-amaliah utama di hari
Jumat tidak terkhusus bagi kaum lelaki. Berikut ini penjelasannya.
1. Mandi Jumat
Mandi Jumat merupakan amaliah sunnah yang
khusus dilakukan pada hari Jumat, kesunnahan ini berlaku umum bagi siapa pun
yang menghadiri ibadah shalat Jumat. Ditegaskan dalam hadits riwayat Ibnu
Hibban dari Ibnu Umar sebagai berikut:
من
أتى الجمعة من الرجال والنساء فليغتسل
“Barangsiapa yang mendatangi shalat Jumat
baik laki-laki maupun wanita maka hendaklah mandi.”
Seorang wanita dalam konteks ini juga
mendapatkan kesunnahan mandi Jumat apabila ia turut serta melaksanakan ibadah
Jumat. Ketentuan hukum ini menjadi berbeda bila ia memilih shalat Dhuhur di
rumah, maka tidak lagi disunnahkan baginya.
Syaekh Muhammad Nawawi Al-Bantani menyatakan:
وأما
آداب الجمعة فكثيرة منها أنه (سن لمريدها) أي لمن أراد حضور الجمعة (غسل) وإن لم تجب عليه بل وإن حرم عليه الحضور كامرأة بغير إذن
حليلها على المعتمد
“Sedangkan etika dalam shalat Jumat itu
banyak, salah satunya adalah disunnahkan bagi orang yang menghendaki untuk
mendatangi shalat Jumat untuk mandi, walaupun shalat Jumat tidak diwajibkan
baginya bahkan walaupun haram baginya untuk mendatangi shalat Jumat seperti
perempuan yang tidak mendapatkan izin dari suaminya menurut pendapat mu’tamad
(kuat).” (Syekh Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain, hal.142,
Al-Haramain)
2. Memperbanyak Bershalawat kepada Nabi
Muhammad
Memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah salah satu dari amaliah yang dapat
dilaksanakan pada hari Jumat bagi perempuan, hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi:
أكثروا
الصلاة علي ليلة الجمعة ويم الجمعة فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا ـ
رواه البيهقي بإسناد جيد
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada mal
Jumat dan hari Jumat, barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka
Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali,” (HR Al-Imam Al-Baihaqi dengan sanad
yang baik)
Bahkan Syekh Zainuddin Abdul Aziz
al-Malibariy menyatakan bahwa memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
pada hari Jumat lebih utama daripada memperbanyak berdzikir dan membaca
Al-Qur’an yang tidak ada keterangan khusus dari Nabi Muhammad SAW.
Dalam karya monumentalnya, Fath al-Muin,
beliau menegaskan:
وإكثار
صلاة على النبي صلى الله عليه وسلم (يومها وليلتها) للأخبار الصحيحة الأمرة بذلك
فالإكثار منها أفضل من إكثار ذكر وقرأن لم يرد بخصوصه
“Dan disunnahkan memperbanyak bershalawat
kepada Nabi Muhammad pada hari Jumat dan malamnya karena adanya beberapa hadits
shahih yang memerintah hal itu. Maka memperbanyak bershalawat kepada beliau
lebih utama daripada memperbanyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an yang tidak
ada keterangan khusus dari Nabi Muhammad. (Syekh Zainuddin Abdul Aziz
Al-Malibariy, Fathul Mu’in beserta Hasyiyah I’anah At-Thalibin, juz
2, hal. 103 Dar Al-Fikr)
3. Memperbanyak Membaca Surat Al-Kahfi
Hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Hakim:
من
قرأ سورة الكهف في يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين
“Barangsiapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada
hari Jumat maka akan ada cahaya yang menyinarinya diantara 2 Jumat.”
Dan hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi:
من
قرأ سورة الكهف ليلة الجمعة أضاء له من النور ما بينه وبين البيت العتيق
“Barangsiapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada
malam Jumat maka akan ada cahaya yang menyinarinya diantara dia dan Al-Bait
Al-Atiq (Ka’bah).”
4. Memperbanyak Berdoa
Bagi siapa pun, laki-laki dan perempuan
disunnahkan untuk memperbanyak berdoa di hari Jumat. Harapannya adalah doa yang
dipanjatkan bertepatan dengan waktu ijabah (terkabulnya doa) yang dirahasiakan
Allah di satu kali 24 jam hari Jumat. Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli berkata:
ـ
(ويكثر الدعاء) يومها رجاء أن يصادف ساعة الإجابة
“Dan sunnah memperbanyak berdoa pada hari
Jumat karena berharap bertepatan dengan waktu ijabah.” (Jalaludin Muhammad bin
Ahmad Al-Mahalli, Syarah Minhaj At-Thalibin, juz 1, hal. 334,
Al-Hidayah)
Syekh Sayyid Al-habib Abdullah bin Alwi
Al-Haddad sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha berkata:
وفي
هذا اليوم ساعة شريفة يستجاب فيها الدعاء مطلقا وهي مبهمة في جميع اليوم كما قاله
الإمام الغزالي وغيره.
“Pada hari ini (Jumat) ada waktu yang mulia
yang mana doa akan dikabulkan secara mutlak dan waktu tersebut disamarkan pada
keseluruhan hari itu seperti halnya yang diungkapkan oleh Al-Imam Al-Ghazali
dan selainnya. (Al-Alamah Abi Bakr bin Al-Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyati, Hasyiyah
I’anah at-Thalibin, juz.2, hal. 63, Dar Al-Fikr).
5. Membaca Surat Yasin
Keutamaan membaca Surat Yasin berlandaskan
hadits riwayat Abu Daud sebagai berikut:
من
قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله
“Barangsiapa membaca surat Yasin dan
al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari
al-Habr).
Al-Manawi menegaskan bahwa hadits ini
tergolong hadits yang sanadnya terputus. Dengan demikian hadits tersebut
berstatus lemah. Meski demikian, hadits tersebut tetap bisa diamalkan sebab
berkaitan dengan keutamaan amal (fadlail al-a’mal).
6. Memperbanyak Kebajikan
Salah satu keutamaan hari Jumat adalah
dilipatgandakannya pahala kebaikan sepuluh kali lipat dari pada hari yang lain.
Keutamaan ini tidak terkhusus untuk laki-laki, namun berlaku juga bagi
perempuan.
Syekh Abu Bakr bin Syatha berkata:
ـ
(قوله: وسن إكثار فعل
الخير فيهما) أي في يوم الجمعة وليلتها، لما أخرجه ابن زنجوية عن ابن المسيب بن
رافع قال من عمل خيرا في يوم الجمعة ضعف له بعشرة أضعاف في سائر الأيام، ومن عمل
شرا فمثل ذلك اه. إرشاد العباد. ويقاس باليوم: الليلة، إذ لا فرق.
“Ucapan Syekh Zainuddin; dan sunnah
memperbanyak kebaikan di malam dan hari Jumat; karena riwayat Ibnu Zanjawiyah
dari Ibn al-Musayyab bin Rafi’, beliau berkata, Barang siapa yang berbuat
kebaikan pada hari Jumat maka akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat dari hari
yang lain, dan barang siapa berbuat kejelekan maka juga demikian
(dilipatgandakan dosanya sepuluh kali lipat). Dan disamakan hari, yaitu malam,
sebab tidak ada perbedaan sama sekali.” (Syaikh Abi Bakr bin Sayyid Muhammad
Syatha Ad-Dimyati, Hasyiyah I’anah At-Thalibin, juz 2, hal.
104, Dar Al-Fikr).
Beberapa aktivitas utama di atas sebagaimana
dianjurkan untuk laki-laki, juga berlaku untuk perempuan, sebab redaksi yang
disebutkan dalam hadits bersifat umum (man), bisa mencakup laki-laki dan
perempuan, di dalam kajian ushul fiqh disebut dengan lafazh al-‘Am.
Demikianlah penjelasan yang dapat kami
sampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. []
Ustadz M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina
Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar