Kisah Nabi
Muhammad Berutang kepada Seorang Yahudi
“Wahai Umar aku ini
adalah Rasul Allah. Aku bukan seorang Kaisar dari Romawi dan bukan pula seorang
Kisra dari Persia. Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan
ukhrawi,” kata Nabi Muhammad saw. kepada Umar bin Khattab yang menangis saat melihat
rumah Nabi yang begitu sederhana.
Nabi Muhammad saw.
adalah nabi sekaligus rasul terakhir. Ia menjadi pemimpin tertinggi –baik
bidang politik pemerintahan maupun bidang agama- dan panutan utama umat Islam.
Meski demikian, ia tidak seperti pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang hidup
mewah bergelimang harta. Nabi Muhammad saw lebih memilih hidup sederhana. Tidak
hanya itu, Nabi Muhammad saw. juga tidak segan-segan mengerjakan sendiri
pekerjaan rumah seperti menambal baju, memerah susu kambing, dan lainnya.
Sangat bisa kalau
seandainya Nabi Muhammad saw. hidup bermewah-mewahan. Tapi itu tidak dilakukan.
Harta yang dimilikinya selalu digunakan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan
umat. Misal harta rampasan perang (ghanimah) yang didapat umat Islam. Nabi Muhammad
saw. selalu membagi rata ghanimah untuk para sahabatnya yang ikut perang. Tidak
pernah mengambil dan menyimpannya untuk kebutuhan diri sendiri.
Keadaan yang begitu
sederhana membuat Nabi Muhammad saw. kadang tidak makan seharian –bahkan
berhari-hari. Untuk menahan rasa lapar, biasanya ia mengikat batu di perutnya.
Apabila perutnya bunyi, Nabi Muhammad saw. mengencangkan tali
ikatnya.
Hingga tiba suatu
waktu dimana Nabi Muhammad saw. terpaksa berutang kepada seorang Yahudi
Madinah, Zaid bin Sa’nah, untuk sebuah keperluan. Zaid bin Sa’nah bersedia
meminjamkan uang kepada Nabi Muhammad saw. Mereka berdua kemudian sepakat bahwa
tanggal sekian utang harus dilunasi. Nahasnya, tiga hari sebelum jatuh
tempo Zaid bin Sa’nah sudah menagih pembayaran utang Nabi Muhammad saw
dengan kata-kata kasar dan penuh serapah.
“Hai Muhammad,
mengapa engkau tidak membayar utangmu?” kata Zaid bin Sa’nah kepada Nabi
Muhammad saw. dengan nada tinggi sebagaimana tertera dalam buku Muhammad: Nabi
untuk Semua.
Saat Zaid bin Sa’nah
melabrak Nabi Muhammad saw., ada Umar bin Khattab di sampingnya. Mendengar hal
itu, Umar bin Khattab yang dikenal keras dan tegas memarahi kembali Zaid bin
Sa’nah. Ketika Umar hendak memukul Zaid bin Sa’nah, Nabi Muhammad saw.
melerainya. Nabi Muhammad saw. lalu meminta Umar untuk menasihatinya dan
Zaid bin Sa’nah.
“Katakan padaku (Nabi
Muhammad saw.) untuk membayar utang dengan benar dan katakan kepadanya (Zaid
bin Sa’nah) untuk menagih utang dengan cara yang lebih baik,” kata Nabi
Muhammad saw.
Kemudian Nabi
Muhammad saw. memerintahkan Umar untuk membayar Zaid bin Sa’nah –meski belum
jatuh tempo. Tidak hanya itu, Nabi Muhammad saw. juga menyuruh Umar agar
memberi 20 sa’ash (sekitar 40 kilogram) kurma untuk Zaid bin Sa’nah karena
telah membuatnya ketakutan. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar