Jumat, 01 November 2019

Inilah Jadwal Harian Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari


Inilah Jadwal Harian Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari adalah sosok yang suka bekerja dengan sistematis dan teratur. Setiap ada sesuatu atau pekerjaan baru, beliau tidak terburu-buru untuk menyelesaikan, sebelum dipikir dan diperhitungkan secara masak-masak. Bahkan, kalau hal baru itu benar-benar pelik dan rumit, maka beliau shalat istikharah terlebih dahulu.

Demikian dikesaksian Akarhanaf – nama pena putra Sang Pendiri NU yaitu Abdul Karim dari ibu Nyai Nafiqoh – dalam bukunya Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari Bapak Umat Islam Indonesia, yang baru diterbitkan Pustaka Tebuireng pada Agustus 2018. Dalam bukunya, ia menulis jadwal harian Sang Pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

"Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari memulai bekerjanya pada pukul 06.00 pagi, yaitu sesudah beliau turun dari masjid," tulis putra Sang Pendiri NU.

Pada pukul 06.00 pagi tersebut, lanjut Akarhanaf, biasanya para kuli-kuli tetap, tukang batu dan tukang kayu sudah berkumpul di tempat pekerjaan, yakni di sebelah rumah atau di belakangnya. Setelah berjabat tangan dengan mereka, Sang Kiai kemudian membagikan pekerjaan kepada mereka, atau dengan kata-kata lain, memberikan perintah hariannya.

Pukul 06.30 pagi, beliau sudah mengajar di rumah, hingga pukul 10.00 pagi. Tingkatan pelajaran di pagi ini, biasanya untuk bagian santri tingkat atas (mahasiswa). "Kalau kebetulan beliau tidak berpuasa, maka baru minum air kopi dengan susu sapi secangkir," ungkapnya.

Pukul 10.00 pagi itu hingga jam 12.30 siang, digunakan Sang Kiai untuk agenda lain-lain, yakni menemui para tamu, membaca, menulis, dan lain-lain. Pukul 11.30 beliau istirahat tidur sebentar, dan pada pukul 12.30 beliau sudah shalat di masjid. Pukul 13.30 beliau mulai lagi mengajar di masjid hingga pukul 15.30.

Pada pukul 15.30 beliau memeriksa pekerjaan kuli-kuli dan tukang-tukang, lalu mandi. Pukul 16.00 beliau sudah di masjid lagi, dan lepas shalat asar, yakni pada pukul 16.30 mengajar pula di masjid sampai pukul 17.30. Sementara untuk menanti shalat maghrib, beliau selalu menelaah kitab-kitab untuk mengisi waktu.

Setelah shalat maghrib dipergunakan untuk menemui tamu-tamu, yang sebagian besar adalah para wali murid. Setelah shalat isya, beliau mengajar sampai pukul 11.00 malam.

"Pada pukul 11.00 malam itulah beliau baru makan, sebab beliau pada siang hari jarang sekali makan, sekali pun kebetulan beliau tidak berpuasa," tulis Akarhanaf. "Kecuali kalau karena menghormati tamu, baru beliau suka makan siang," imbuhnya.

"Jam 01.00 malam beliau istirahat tidur, dan entah dua jam atau satu jam. Sebelum pukul 04.00 beliau bangun pagi untuk qiyamullail (sembahyang tengah malam) dan membaca al-Quran,' ungkapnya.

Seminggu dua kali beliau istirahat, tidak mengajar, yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Dan biasanya pada waktu istirahat itulah beliau pergi ke Desa Jombok, kira-kira 10 kilometer sebelah Selatan Tebuireng, guna memeriksa sawah dan ladangnya.

Dalam catatan Akarhanaf, rencana pekerjaan harian itu tetap dipakainya. Hanya pada bulan puasa biasanya terdapat perubahan rencana harian itu, karena dalam bulan tersebut, beliau menambah panjang jam mengajarnya. []

(Ahmad Naufa Kh. F.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar