Inilah Jadwal Harian
Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari
adalah sosok yang suka bekerja dengan sistematis dan teratur. Setiap ada
sesuatu atau pekerjaan baru, beliau tidak terburu-buru untuk menyelesaikan,
sebelum dipikir dan diperhitungkan secara masak-masak. Bahkan, kalau hal baru
itu benar-benar pelik dan rumit, maka beliau shalat istikharah terlebih dahulu.
Demikian dikesaksian
Akarhanaf – nama pena putra Sang Pendiri NU yaitu Abdul Karim dari ibu Nyai
Nafiqoh – dalam bukunya Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari Bapak Umat Islam
Indonesia, yang baru diterbitkan Pustaka Tebuireng pada Agustus 2018. Dalam
bukunya, ia menulis jadwal harian Sang Pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
"Hadratussyaikh
KH M. Hasyim Asy'ari memulai bekerjanya pada pukul 06.00 pagi, yaitu sesudah
beliau turun dari masjid," tulis putra Sang Pendiri NU.
Pada pukul 06.00 pagi
tersebut, lanjut Akarhanaf, biasanya para kuli-kuli tetap, tukang batu dan
tukang kayu sudah berkumpul di tempat pekerjaan, yakni di sebelah rumah atau di
belakangnya. Setelah berjabat tangan dengan mereka, Sang Kiai kemudian
membagikan pekerjaan kepada mereka, atau dengan kata-kata lain, memberikan
perintah hariannya.
Pukul 06.30 pagi,
beliau sudah mengajar di rumah, hingga pukul 10.00 pagi. Tingkatan pelajaran di
pagi ini, biasanya untuk bagian santri tingkat atas (mahasiswa). "Kalau
kebetulan beliau tidak berpuasa, maka baru minum air kopi dengan susu sapi secangkir,"
ungkapnya.
Pukul 10.00 pagi itu
hingga jam 12.30 siang, digunakan Sang Kiai untuk agenda lain-lain, yakni
menemui para tamu, membaca, menulis, dan lain-lain. Pukul 11.30 beliau
istirahat tidur sebentar, dan pada pukul 12.30 beliau sudah shalat di masjid.
Pukul 13.30 beliau mulai lagi mengajar di masjid hingga pukul 15.30.
Pada pukul 15.30
beliau memeriksa pekerjaan kuli-kuli dan tukang-tukang, lalu mandi. Pukul 16.00
beliau sudah di masjid lagi, dan lepas shalat asar, yakni pada pukul 16.30
mengajar pula di masjid sampai pukul 17.30. Sementara untuk menanti shalat
maghrib, beliau selalu menelaah kitab-kitab untuk mengisi waktu.
Setelah shalat
maghrib dipergunakan untuk menemui tamu-tamu, yang sebagian besar adalah para
wali murid. Setelah shalat isya, beliau mengajar sampai pukul 11.00 malam.
"Pada pukul
11.00 malam itulah beliau baru makan, sebab beliau pada siang hari jarang
sekali makan, sekali pun kebetulan beliau tidak berpuasa," tulis
Akarhanaf. "Kecuali kalau karena menghormati tamu, baru beliau suka makan
siang," imbuhnya.
"Jam 01.00 malam
beliau istirahat tidur, dan entah dua jam atau satu jam. Sebelum pukul 04.00
beliau bangun pagi untuk qiyamullail (sembahyang tengah malam) dan membaca
al-Quran,' ungkapnya.
Seminggu dua kali
beliau istirahat, tidak mengajar, yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Dan
biasanya pada waktu istirahat itulah beliau pergi ke Desa Jombok, kira-kira 10
kilometer sebelah Selatan Tebuireng, guna memeriksa sawah dan ladangnya.
Dalam catatan
Akarhanaf, rencana pekerjaan harian itu tetap dipakainya. Hanya pada bulan
puasa biasanya terdapat perubahan rencana harian itu, karena dalam bulan
tersebut, beliau menambah panjang jam mengajarnya. []
(Ahmad Naufa Kh. F.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar