Kamis, 07 November 2019

(Ngaji of the Day) Empat Wanita Mulia yang Menemani Proses Kelahiran Rasulullah


Empat Wanita Mulia yang Menemani Proses Kelahiran Rasulullah

Mayoritas ulama sepakat bahwa Rasulullah lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan 22 April 575 M. Banyak kitab dan buku yang mengulas bagaimana mengangumkan dan menakjubkannya detik-detik kelahiran Muhammad, nabi dan rasul terakhir Allah. Banyak kejadian ajaib terjadi.

Pintu-pintu surga dibuka lebar. Sementara pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat. Ribuan malaikat turun ke bumi sehingga memenuhi seluruh gunung di Makkah. Bulan terbelah dan bintang bersinar begitu terang. Dan sejumlah ‘kejadian ajaib’ lainnya menyambut kelahiran Rasulullah.

Namun di samping, ada satu kejadian yang tidak kalah menarik. Yakni perihal siapa yang menemani Aminah ketika melahirkan Rasulullah. Pada malam ke-12 bulan Rabi’ul Awwal, Abdul Muthalib, kakek Rasulullah, tengah bermunajat Ka’bah. Sementara Aminah sendirian di rumah. Tidak ada satu pun orang yang menemaninya. Di dalam kesendiriannya, Aminah menangis karena tidak ada satu orang pun yang menemani dan membantunya –di saat-saat ia hendak melahirkan.

Di tengah kegalauannya itu, tiba-tiba saja muncul empat orang perempuan di dalam rumah Aminah. Merujuk kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Alam karya Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami Asy-Syafii sebagaimana diuraikan buku Happy Birthday Rasulullah, Mereka begitu cantik, anggun, harum, dan diliputi dengan cahaya yang memancar kemilauan. Wanita pertama datang menghampiri Aminah.

Ia kemudian berkata kepada Aminah: “Sungguh berbahagia lah engkau wahai Aminah!” Wanita pertama melanjutkan kalau Aminah adalah perempuan yang paling beruntung dan mulia di dunia ini karena telah mengandung Muhammad, pemimpin setiap insan. Wanita ini kemudian duduk di sebelah kanan Aminah.

“Siapa engkau?” tanya Aminah kepada wanita pertama tersebut.

“Kenalkan, aku adalah Hawa istri Nabi Adam as., ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu,” jawab wanita pertama tersebut.

Wanita kedua juga mendekat kepada Aminah. Ia kurang lebih sama menyampaikan pujian kepada Aminah, sebagaimana wanita pertama. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan dari pada Aminah. Aminah mengandung Nabi Muhammad, seorang yang begitu istimewa, mulia, agung, cerdas, dermawan, dan sangat berwibawa.

Setelah ditanya Aminah, wanita kedua menjawab kalau dirinya adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim. Ia juga diperintah Allah untuk menemani proses kelahiran Rasulullah Muhammad. Sarah kemudian duduk di sebelah kiri Aminah.

Giliran wanita ketiga yang menghampiri Aminah. Ia menyebut kalau Aminah begitu beruntung karena telah mengandung kekasih Allah. Setelah menyampaikan pujiannya, ia kemudian duduk di belakang Aminah.

Lagi-lagi Aminah bertanya siapa gerangan wanita ketiga tersebut. Wanita tersebut kemudian menjawab kalau dirinya adalah Asiyah binti Muzahim. Ia juga diutus Allah untuk menemani Aminah.

Kini wanita terakhir yang maju mendekat Aminah. Sama seperti wanita-wanita sebelumnya, wanita keempat ini juga menyanjung Aminah sebagai wanita yang sangat beruntung karena telah mengandung Nabi Muhammad. Seseorang yang dianugerahi Allah banyak mukjizat. Seseorang yang menjadi junjungan seluruh penghuni bumi dan langit.

Wanita keempat lalu duduk di depan Aminah. Aminah semakin kagum karena wanita keempat ini lebih anggun, berwibawa, dan cantik. Ia meminta agar Aminah untuk tersenyum, tidak lagi menangis.

“Sesungguhnya aku adalah Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa as.,” kata wanita keempat tersebut menjawab pertanyaan dari Aminah.

Aminah menjadi tenang dan damai setelah ditemani oleh wanita-wanita mulia tersebut. Pada saat tanda-tanda kelahiran sudah dirasakan, Aminah menyandarkan tubuhnya kepada empat wanita utama tersebut. []

(A Muchlishon Rochmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar