Kisah Tukang Sapu
Mendapatkan 99 Keping Emas
Alkisah, ada seorang raja yang mempunyai pola tidur tidak baik. Ia sendiri tidak tahu pasti apa sebabnya. Kebutuhan hidup dari sisi materi selalu tercukupi, bahkan bisa dikatakan hartanya melebihi kebutuhan hidupnya. Tapi aneh, sang raja tidak bisa tidur pulas melewati malam-malamnya.
Pada satu saat, di
tengah kegelisah malam sang raja, kedua kelopak matanya menatap luar jendela
ruangannya. Di luar sana, tampak tukang sapu sedang menikmati pekerjaannya. Ia
pungut sampah-sampah yang terserak di lingkungan istana. Menurut pandangan
raja, tukang sapu ini seolah tak punya beban apa-apa walaupun kehidupannya
tidak bergelimang harta. Sedangkan raja sendiri merasa belum bisa mendapatkan
kenyamanan hidup sebagaimana yang dirasakan oleh salah satu pembantunya itu.
Tiba-tiba sang raja
ingin membahagiakan Pak Tukang Sapu. Atas pemberian itu, raja berharap
barangkali bisa menjadikan orang tersebut tambah gembira berkat ketulusan
kerjanya. Raja memberikan hadiah 100 keping emas kepada tukang sapu melalui
ajudannya.
Dengan terbungkus
rapi, ajudan raja memberikan benda yang telah diamanatkan kepadanya. Setelah
hadiah diterima tukang sapu, sang ajudan segera undur diri dan baru kemudian
tukang sapu menghitungnya.
Malang, setelah ia
membuka bungkus pemberian raja, betapa terkejutnya. Kepingan emas yang ia
hitung berulang kali itu hanya berjumlah 99 keping. Menurutnya, tidak mungkin
ada raja memberikan satu hal dengan hitungan ganjil seperti yang ia alami.
Hatinya galau. Tukang sapu mencari ke sana kemari kekurangan satu keping dan
sampai beberapa hari belum kunjung ditemukan.
Tukang sapu tidak
bisa memastikan kurang atau hilangnya emas yang satu keping pada pemberian raja
tersebut. Satu keping emas hilang entah saat di tangan siapa. Rajanya salah
hitung? Atau ajudannya tidak amanah?, Atau mungkin di tangan ia sendiri sesaat
sebelum ia menghitung itu ada yang tercecer hilang? Hatinya semakin dirundung
kesusahan yang tidak kunjung hilang sampai menyebabkan tukang sapu tidak
kembali tampak masuk kerja.
Sang raja juga
mendapati sedikit keanehan. Sejak ia memberikan kepingan emas melalui ajudan,
tukang sapu yang satu tersebut menjadi tidak tampak lagi bekerja. Raja
menelisik apa yang melanda si tukang sapu tersebut melalui ajudannya.
“Ada apa dengan
tukang sapu yang kemarin kamu kasih 100 keping emas itu sehingga ia beberapa
hari ini tidak tampak masuk kerja?" tanya raja kepada ajudan.
“Maaf, Baginda. Hamba
kemarin ingin menguji tukang sapu tersebut. Dari 100 keping yang diberikan
Baginda, ada satu keping yang kami simpan sementara. Hal ini hanya dalam rangka
untuk mengujinya," kata ajudan.
Namun, lanjut ajudan,
tukang sapu itu sampai hari ini malah hari-harinya dihabiskan untuk mencari
satu yang hilang. Ia tidak mensyukuri 99 keping yang masih di tangan. Sehingga
hidupnya sekarang dipenuhi kegelisahan.
Demikian kisah
disampaikan oleh Habib Syech bin Abdul Qadir As-Segaf sesaat sebelum memulai
qashidah pada acara yang bertajuk Jateng Bershalawat di Lapangan Simpang Lima
Kota Semarang.
Habib Syech
menceritakan kisah tersebut sebagai bahan instrospeksi warga Indonesia.
Indonesia dipenuhi kenikmatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang begitu
lengkap dalamnya. Sehingga dengan kelengkapannya yang sangat menakjubkan
tersebut levelnya diibaratkan 99 keping emas.
Hanya saja, dunia
mana yang bisa tampil sempurna? Dunia penuh dengan kekurangan. Sebagian
masyarakat Indonesia sekarang malah tergelincir sibuk meributkan satu keping
emas yang hilang tapi lupa mensyukuri 99 keping emas yang sudah digenggam di
tangan. Itu salah satu tanda orang tersebut tidak bisa mensyukuri anugerah
Allah atas keindahan dan ketenteraman hidup di atas muka bumi Indonesia.
Wallahu a’alam. []
(Ahmad Mundzir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar