Pesan Kebangsaan NU Menyambut Pemilu 2019
بسم
الله الرحمن الرحيم
Nahdlatul Ulama memandang Pemilihan Umum
(pemilu) adalah mekanisme yang sah berdasarkan hukum negara dan agama untuk
mengangkat dan memperbaharui mandat kepemimpinan politik atau nashbul
imâmah. Munas Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat pada 17 November 1997
telah menegaskan bahwa pemilu dalam negara demokrasi merupakan salah satu
manifestasi prinsip syūrâ di dalam Islam yang sah dan mengikat. Karena itu,
menyambut Pemilu serentak 2019, Nahdlatul Ulama menyampaikan pesan-pesan
kebangsaan sebagai berikut:
1. Mengajak peran serta seluruh warga negara
menyukseskan penyelenggaraan Pemilu yang bersih, jujur dan adil dengan
menggunakan hak pilihnya dalam mekanisme demokrasi lima tahunan. Pemilu yang
jurdil adalah wasīlah mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional. Karena itu,
kepada seluruh warga negara yang telah memenuhi syarat, Nahdlatul Ulama
mengimbau agar tidak golput. Gunakan hak pilih dengan nalar dan nurani untuk
memilih Calon Presiden/Wakil Presiden serta calon-calon Wakil Rakyat
(DPD/DPR/DPRD) yang memenuhi kriteria profetik shidiq, tablīgh, amânah, dan
fathânah.
2. Mengajak kepada seluruh jajaran
penyelenggara Pemilu (KPU/Bawaslu/DKPP), juga Sentra Gakkumdu (Sentra
Penegakkan Hukum Terpadu) untuk menjamin penyelenggaraan pemilu seadil-adilnya,
sejujur-jujurnya, sebersih-bersihnya demi mewujudkan demokrasi Indonesia yang
bermartabat. Tindak dan jangan pernah berkompromi dengan politik uang (money
politic) yang terbukti merusak demokrasi dan menimbulkan cacat legitimasi.
3. Mengajak kepada para konstestan, tim
sukses, pendukung, simpatisan, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama dan
seluruh warga negara, serta aparat keamanan (TNI/Polri) agar bahu-membahu
menciptakan suasana politik yang damai, tidak memprovokasi rakyat dengan berita
hoaks dan ujaran kebencian, menerima hasil pemilu dengan legowo. Jika merasa
keberatan terhadap hasil pemilu, maka menggunakan prosedur dan mekanisme
konstitusional yang tersedia, sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Pemilu adalah ‘pesta’ demokrasi yang
selayaknya dirayakan dengan damai dan tetap menjaga semangat persaudaraan bukan
permusuhan.
4. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak pertama
yang digelar bangsa Indonesia dan menjadi batu uji kesiapan bangsa Indonesia
berdemokrasi secara maju dan beradab. Kesuksesan penyelenggaraan pemilu tahun
ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia—yang menyoritas
Muslim—dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas. Karena
itu, Nahdlatul Ulama mengimbau kepada semua pihak agar menjaga keamanan dan
ketertiban, berpartisipasi dan berperan aktif memastikan penyelenggaraan pemilu
yang damai, bersih, jujur, dan adil.
5. Pemilu bermartabat adalah cerminan bangsa
yang berbudaya dan beradab. Mari kita wujudkan bersama.
والله
الموفق إلى أقومالطريق
Jakarta, 9 Sya’ban 1440 H / 15 April 2019 M
Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum
Dr. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar