Kamis, 25 April 2019

(Hikmah of the Day) Azab Kubur Mayoritas karena Sembrono Najis Kencing?


Azab Kubur Mayoritas karena Sembrono Najis Kencing?

Rutinitas setiap Jumat pagi menyeberang lewat jalur laut, naik kapal KMP Gili Iyang menuju Pelabuhan Gresik, dan selepas maghrib baru sandar di pelabuhan Gresik. praktis seharian—kurang lebih 8 jam—di atas kapal, memang cukup melelahkan. Tapi, ada banyak hikmah dari perjalanan ini. 

Beberapa Jumat ini, saya selalu didaulat untuk menjadi khatib di atas kapal. Meskipun qaul ashah (pendapat kuat) mazhab Syafi'i menyatakan tidak sahnya mendirikan Jumat di atas kapal, namun ada qaul lain yang sifatnya dlaif (lemah) menyebutkan boleh. Namun, ada catatan bahwa selesai melaksanakan Jumat, tetap melaksanakan shalat dhuhur disebabkan ada beberapa syarat Jumat yang tidak terpenuhi.

Jumat kali ini saya berbicara ayat al-masjid ussisa 'alat taqwa, sebagaimana disampaikan dalam QS. Al-Taubah.  Sebab turun ayat ini adalah pujian Allah subhaanahu wa ta’ala terhadap penduduk Quba yang memiliki keistimewaan tersendiri saat buang air kecil dan berak. Mereka sebelum buang hajat, selalu menyiapkan tiga batu dan air untuk persiapan istinja'. Inilah yang melandasi penduduk negeri itu diabadikan dalam ayat tersebut oleh Allah subhaanahu wa ta'ala.

Di tengah khutbah, saya menyinggung sebuah hadits yang berbicara hal yang sama. Sebuah hadits:

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليهوسلم : «استنزهوا من البول, فإن عامة عذاب القبر منه».حديث صحيح. رواه الدارقطني (١٢٨/ ٧)، وله ما يشهد له.

Artinya: “Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Berusahalah kalian menjaga kebersihan dari kencing. Karena sesungguhnya mayoritas azab kubur adalah karenanya’.” (Hadits shahih riwayat al Daruquthny, memiliki syahid)

Ada dua hikmah yang bisa dipetik dari hadits ini: Pertama,  merupakan perintah menjaga kebersihan saat kencing. Kedua, merupakan ikhbar dari Rasulullah bahwasannya mayoritas siksa kubur adalah disebabkan karena kencing. 

Mungkin ada yang bertanya, apa hubungannya menjaga kebersihan saat kencing dengan mayoritas azab kubur? Dalam hal ini, Rasulullah tidak sekadar asal berbicara, melainkan apa yang beliau sampaikan adalah semata dari wahyu.  

Relasi kencing dengan azab kubur tentu banyak sekali.  Kencing merupakan hal yang disepakati najisnya. Orang yang shalat dalam kondisi baju yang terkena najis kencing, maka ia wajib mengulangi shalatnya, kecuali jika ia tidak tahu maka tidak berlaku hukum padanya. Meskipun demikian, jika orang yang tidak tahu ini sembarangan dalam buang air kencing, sembari tidak menjaga kebersihan atasnya, dan kesucian pakaian yang dikenakannya, ia bisa terkena pasal tidak menjaga diri dari tersentuh najis yang merupakan pembuka sahnya shalat. Akibatnya ia berdosa karena tindakannya itu, meskipun shalatnya tidak wajib mengulang. 

Tidak lupa pula, saya menukil sebuah hadits yang menunjukkan betapa perhatiannya beliau Rasulullah terhadap menjaga diri dari kencing ini.  Sebuah hadits dari Suraqah bin Malik radliyallahu 'anhu:

علمنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - في الخلاء أن نقعد على اليسرى, وننصب اليمنى. رواه البيهقي بسند ضعيف

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajari kami agar di dalam WC, kami duduk di atas kaki kiri kami dan menegakkan kaki kanan." HR Al Baihaqy dengan sanad dla'if.  

Secara khusus hadits ini berbicara bagaimana sebaiknya posisi duduk seorang yang tengah kencing atau berak, yaitu dengan posisi duduk di atas tungkai kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Tujuannya, adalah agar kencing yang tersisa agar tuntas, sehingga ketika orang yang buang hajat ini berdiri kembali selesai dari buang hajat, air kencing sisa yang terdapat di dalam kemih tidak keluar sehingga menajiskam pakaian. Karena jika betul-betul keluar dan mengenai pakaian, dan selanjutnya pakaian itu dipakai shalat, maka shalatnya menjadi tidak sah. Akibatnya ia berdosa jika tidak mengulangi shalatnya. 

Di akhir khutbah saya tidak lupa menyampaikan pesan kepada para penumpang kapal yang melayani rute Pulau Bawean - Lamongan dan Bawean- Gresik ini, bahwa hendaknya kita menjaga diri dalam cara buang air kecil dan berak ketika di WC. Jangan menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab yang selepas melaksanakan hajatnya, ia tidak mau membersihkan tempat berak dan kencingnya. Jika bekas kencing ini sampai mengenai orang lain,  maka dia pun turut berdosa. 

Itulah sebabnya, mengapa mayoritas azab kubur, sebagaimana disampaikan oleh Nabi adalah karena kencing. Tidak lain adalah karena sulitnya menjaga diri dari kencing, dan menjaga diri dari bekas kencing. Wallahu a'lam bish shawab. []

(Muhammad Syamsudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar