Teladan Mbah Dullah
Salam: Dari Hubbul Ilmi hingga Keistiqamahan
KH Abdullah Zain
Salam dikenal memiliki teladan-teladan yang mulia, mulai dari kecintaan
mendalam pada ilmu pengetahuan, memiliki kebiasaan mengembara demi mencari ilmu
pengetahuan, dan keteladanan lain.
Jamal Makmur Asmani
penulis buku “Keteladanan KH Abdullah Zain Salam”membebeberkan keteladanan
tersebut di hadapan 250 peserta bedah buku di Masjid Al-Waq, kompleks Pesantren
Yanbuul Quran Boarding School 1 Pati, Jumat (25/1) siang kemarin.
Menurut Jamal Makmur
Asmani, KH Abdullah Zain Salam meskipun sudah wafat namun teladan-teladannya
masih patut ditiru para santri dan anak muda zaman sekarang.
Adapun
teladan-teladan yang ia maksud, pertama, mencintai ilmu pegetahuan
atau hubbul ilmi. “Mbah Kiai Abdullah Zein Salam adalah sosok kiai yang
sangat mencintai ilmu. Terbukti, beliau mondok dan menimba ilmu dari satu kiai
ke kiai lain, dari satu pesantren ke pesantren lain. Beliau adalah pribadi yang
mencintai ilmu sepanjang hayat. Sudah menjadi kiai pun, Mbah Dullah masih tetap
mengaji, antara lain, berguru kepada Mbah Abdul Hamid Pasuruan dan Mbah Kiai
Arwani Amin, besannya sendiri,” jelasnya
Kedua, lanjut
akademisi Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati itu Mbah Dullah yang
lahir di Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Hubbu Rihlatit Taallum.
“Beliau sosok kiai
yang gemar melakukan rihlah atau perjalanan ilmu. Oleh karena dorongan cintanya
akan ilmu, beliau sering mondok dan berkunjung kepada para ahli ilmu. Di antara
guru-guru beliau adalah Hadhratusysyekh KH Hasyim Asy'ari Jombang, KH Sa'id
Sampang Madura, KH Abdul Hamid Pasuruan, KH Muhammad Arwani Amin Kudus,” lanjut
Jamal.
Ketiga urai peraih
gelar Doktor UIN Walisongo Semarang itu Mbah Dullah termasuk hubbur riyadlah.
Mbah Dullah urainya adalah kiai yang suka riyadlah atau tirakat. Saking sukanya
dengan tirakat hatinya sama sekali tidak terikat dengan dunia.
“Tirakat santri,
menurut Mbah Dullah, adalah mengaji, mengaji, dan mengaji. Jika ada santri
melakukan puasa sunnah, sampai mengalahkan ngajinya, maka Mbah Dullah Salam
tidak menyukai hal ini, sebab perkara sunnah (puasa sunnah) tidak boleh
mengalahkan perkara wajib (mengaji/thalabul 'ilmi),” kata penulis buku ini.
Keteladanan
berikutnya sebut penulis produktif itu Hubbul Jihad. “Mbah Dullah Salam adalah
kiai yang gemar berjihad. Jihad di sini, bukan dimaknai sebagai jihad berlaga
di medan perang. Melainkan, jihad diartikan sebagai berjuang dengan sekuat
tenaga, untuk mengajarkan, menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, melalui
jalan pendidikan Al-Qur’an, ilmu-ilmu agama dan tarekat. Selain mengajar
Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam, Mbah Dullah juga menjadi Mursyid Tarekat
Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.”
Menurut penulis buku
Keteladanan KH Abdullah Zain Salam; Kiat Sukses Membangun Pendidikan Keluarga
itu Mbah Dullah yang masih punya hubungan kerabat dengan Mbah Mutammakin juga
termasuk hubbul ukhuwwah.
Beliau sangat suka
silaturrahim. Kegemaran beliau untuk melakukan silaturrahim itu menunjukkan
beliau adalah kiai yang cinta kepada persaudaraan. Menurut Kiai Zaki, Mbah
Dullah sangat gemar meminta doa kepada para ulama untuk anak-anaknya. Beliau
juga suka meminta doa anak-anak kecil, yang menurut beliau belum memiliki dosa,
sehingga doa akan mudah dikabulkan.
Teladan keenam Hubbul
Jamaah. “Beliau kiai yang Istiqamah dalam shalat berjamaah. Bahkan dalam
keadaan sakit pun, dengan tertatih-tatih, Mbah Dullah Salam selalu hadir dalam
shalat berjamaah lima waktu di mushahla pesantren beliau,” puji dia.
Kepada santi dan
asatid Yanbuul Quran 1 Pati, Jamal Makmur membeberkan bahwa Mbah Dullah
adalah sosok yang sangan konsisten atau hubbul istiqamah. “Mbah Kiai Abdullah
Salam adalah sosok kiai yang sangat disiplin soal waktu. Dalam hal apa pun,
baik ibadah, zikir, mengajar dan hal-hal lain, Mbah Dullah selalu disiplin dan
tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa Mbah Dullah merupakan pribadi yang
hubbul Istiqamah, cinta kepada Istiqamah. Selain cinta Istiqamah, beliau juga
gemar mentarget dan memanage seluruh waktunya, supaya produktif dan bermanfaat
bagi orang lain,” tegasnya.
Adapun keteladanan
terakhir, ke depalan, hubbus sadaqah. “Mbah Dullah Salam adalah Kiai yang
sangat gemar bersedekah. Jika ada orang yang suka pada barang-barang yang
beliau miliki, maka seketika beliau akan memberikan, seperti sebuah angin yang
mudah berembus ke sana ke mari meniupkan kesejukan. Beliau selalu mengajarkan,
jika kita ingin anak-anak kita menjadi orang, gemarlah bersedekah dan
niatkanlah untuk anak-anak kita,” pungkasnya. []
(Syaiful Mustaqim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar