Mengeroyok, sebuah kata yang berasal dari
kata dasar 'keroyok' dengan awalan me-, yang bisa diartikan sebagai sebuah
perbuatan menyerang (dari kata dasar 'serang') secara berama-ramai
dan atau bersama-sama. Kenapa harus mengeroyok, apakah jika dilakukan
sendirian tidak mampu? Bisa jadi demikian, atau hasilnya nanti tidak bisa
maksimal sebagimana yang diharapkan.
Nah, bagaimana jadinya jika kita
harus mengeroyok makanan yang dihidangkan? Perbuatan inipun terpaksa harus
dilakukan karena jika dilakukan sendirian, maka makanan yang dihidangkan tidak
bisa terhabiskan secara maksimal. Namun konon, cara makan dengan keroyokan
memiliki nilai keasyikan dan kenikmatan yang luar biasa sebagaimana kita pernah
mengeroyok
hidangan makanan pada saat kerja bakti membersihkan lingkungan.
Malam itu, undangan datang dari tuan rumah
untuk melakukan pengeroyokan (kata dasar keroyok dengan awalan pe- dan akhiran
-an) hidangan kepiting balado yang bahan bakunya khusus didatangkan dai
indonesia timur. Benar-benar undangan yang luar biasa.
Baru saja menginjakkan kaki di teras rumah,
para undangan sudah disodorkan se-dandang (tempat menanak nasi) yang berisi
penuh nasi putih panas, pulen, wangi, dan bersih.
Ada juga berbagai macam irisan peneman nasi
dan kepiting balado yang rencananya akan dikeroyok bersama.
|
Bagaimana dengan kepiting balado nya? Yap. Dia ada se-baskom penuh. Oranye kemerahan yang menyala dan
masih panas.
|
Siap menyantap? Silahkan pilih posisi.
|
Sambil ndelosor sebagaimana yang dilakukkan
oleh pak RT juga boleh.
|
Yang penting prosesi pengeroyokan berjalan
lancar.
|
Hingga hanya meninggalkan kaki-kaki kepiting
yang tak berdosa.
|
Serta cangkang-cangkang yang berserakan, selamat makan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar