Seruan Syuriyah PBNU Terkait Bencana Alam di
Indonesia
Senin, 03/03/2014 20:31
بسم
الله الرحمن الرحيم. ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nyata kerusakan di darat dan di laut
akibat ulah tangan-tangan manusia sendiri, agar supaya mereka merasakan akibat
sebagian dari apa-apa yang mereka perbuat, semoga mereka kembali ke jalan yang
benar (QS/Rum [30]: 41)
1.
Memperhatikan bertubi-tubi dan
meratanya bencana alam (seperti: banjir, kebakaran, dan letusan gunung), dengan
segala akibat yang diderita, terutama oleh mereka rakyat lemah di lapis bawah;
2.
Memperhatikan berbagai bencana sosial
(seperti: intoleransi dan kebencian antar kelompok, kekerasan dan sadisme) dan
puncaknya berupa kejahatan korupsi dan kesewenang-wenangan oleh para pemegang
amanat, di hampir semua sektor dan semua lini;
3.
Mengingat bahwa pada dasarnya
masyarakat dan bangsa Indonesia adalah manusia-manusia yang percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta;
4.
Memperhatikan bahwa, seperti
difirmankan Allah dalam kitab suci-Nya, bahwa ”Segala kerusakan yang muncul di
bumi ini merupakan akibat langsung maupun tidak langsung dari ulah tangan
manusia-manusianya sendiri” (QS/Rum [30] /41).
Maka Kami Menyerukan;
Kepada segenap warga bangsa Indonesia,
terutama para pemimpinnya di semua sektor dan tingkatan, untuk:
1.
Mengingatkan dan menyadarkan diri
masing-masing, bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara; semua kita akan
dipanggil kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan setiap ucapan dan
amal perbuatan kita, sesuai niat dan akibat-akibat yang ditimbulkannya;
2.
Bahwa semua kekayaan dan kekuasaan
yang kita raih di dunia, akan disidik dan dimintai pertanggunggjawaban; dengan
cara apa dan bagaimana diperoleh, serta untuk kepentingan apa dan siapa
dimanfaatkan;
3.
Bahwa setiap amal-perbuatan yang kita
lakukan selama hidup di dunia akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya;
sekecil apa pun kecurangan yang kita lakukan, dan sekecil apa pun kebajikan
yang kita perbuat, akan kita lihat dan rasakan balasannya.
4.
Bahwa dosa yang kita perbuat terhadap
sesama (seperti: kesombongan, fitnah, penganiayaan, kesewenang-wenangan,
korupsi, serta pengrusakan alam lingkungan), adalah dosa yang Tuhan sendiri
tidak akan mengampuninya, selama pihak-pihak atau masyarakat yang dirugikan dan
menjadi korbannya belum memaafkan terlebih dahulu.
5.
Karena itu, selagi masih ada
kesempatan, dan tidak seorang pun tahu kapan ajal tiba, segeralah kita
bertobat; menyesali dan menghentikan segala kecurangan dan dosa kita, baik
terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia dan lingkungan alam kita.
6.
Selagi masih ada kesempatan, marilah
kita melakukan perubahan, dengan berjanji kepada diri kita masing-masing untuk
tidak mengulangi lagi dosa dan kesalahan kita, terhadap sesama warga bangsa dan
kepada Allah Tuhan yang Maha Pencipta.
7.
Marilah, dengan penuh kesadaran dan
tekad yang kuat, kita melakukan perubahan menuju kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang lebih beradab, lebih bertanggungjawab, dengan
mengutamakan kemaslahatan dan kejayaan bagi sesama warga bangsa dan segenap
umat manusia.
8.
Tidak ada bangsa yang dianugerahi bumi
dan lingkungan alam sedemikian luas, kaya dan indah seperti kita bangsa
Indonesia. Marilah setiap dan semua kita mensyukurinya dengan berbuat yang
terbaik untuk kemakmuran dan kelestariannya; jauhkan setiap tindakan yang dapat
merusaknya, demi kemaslahatan dan kejayaan kita dan anak cucuk kita semuanya,
esok dan seterusnya - dalam bimbingna hidayah dan ridlo-Nya.
9.
Kepada warga Nahdliyyin khususnya dan
umat Islam Indonesia umumnya, diminta untuk memperbanyak istighfâr dan
istighâtsah; memohon ampunan, bimbingan serta pertolongan Allah SWT. Semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang merahmati dan melindungi
kita, bangsa, dan negara kita; menolong kita untuk segera bangkit dari
keterpurukan, menuju kejayaan yang dicita-citakan oleh para pendiri negara dan
rakyatnya. Semoga Allah SWT tidak menguasakan atas kita, karena dosa-dosa kita,
kepada mereka yang tidak takut kepada-Nya dan tidak mempunyai belas kasihan
kepada kita. Amin!
Jakarta; 3 Maret 2014 M/1 Jumadal Ula 1435 H
DR. KH. A. Mustofa Bisri
Pj. Rois Aam
DR. KH. A. Malik Madaniy, MA
Katib Aam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar