BURANGKENG, sebuah wilayah yang berada di
pinggiran Kabupaten Bekasi, hampir berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor ini masih menyisakan banyak keteduhan dan kearifan lokal lainnya. Kerukunan antar warga, kebersamaan antar sesama, dan kearifan lainnya masih
sungguh sangat berasa. Terasa berbeda dengan segala macam keribetan yang ada di
sudut wilayah lainnya. Pada saat musim rambutan, misalnya, sepanjang jalan bisa
kita temui puluhan warga sekitar yang menjajakan buah berambut yang tumbuh
subur di wilayah ini. namun, dengan segala keramahan nya, hanya bermodalkan
dialog dan berbicara, kita bisa memetik sendiri tanpa biaya langsung dari
pohonnya, asalkan dengan jumlah sewajarnya saja.
Itu baru rambutan, belum lagi yang lainnya,
misalnya produk ayam burangkeng yang sangat terkenal itu. Jika lelah
berkendara di ruas jalan yang menghubungkan antara Kab. Bekasi (Cibitung) dan Kab. Bogor (Cileungsi), kitapun memiliki banak pilihan untuk merasakan
keteduhan di wilayah ini, salah satunya di titik koordinat -6.342266,107.037762
ini:
Sebuah bangunan yang memadumadankan bangunan
lama dan bangunan baru, penuh kehijauan.
|
Masjid Jamie Al Ishlah, Kampung Burangkeng, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
|
Ada bangunan yang terlihat masih baru di sisi
kananya.
|
Namun, bedug kayu sebagai ciri khas Islam Nusantara jaya raya, tetap gagah berada di sana.
|
Ah, bagaimana jika langsung masuk saja?
|
Dan bersegera untuk menghadap-Nya, bersatu
padu dengan warga semuanya dan kepada-Nya. Al Faatihah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar