Pondok Pesantren
Darul Ulum, Jombang – Jawa Timur
Sejarah
Sejarah Klasik
(antara tahun 1885 - 1937 M)
Periode ini merupakan
masa - masa pembibitan dan penanaman dasar-dasar berdirinya pondok pesantren.
Pemimpin pertama yang mendirikan pendidikan ini, yaitu KH. Tamim Irsyad dibantu
KH. Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menjadi menantunya.Beliau
menanamkan jiwa Islam yang diaktualkan dalam bentuk sikap dan juga perbuatan
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Berdirinya Pondok Pesantren Darul 'Ulum bermula dari kedatangan KH. Tamim Irsyad yang berasal dari Bangkalan Madura ke Rejoso. Beliau adalah murid KH. Cholil Bangkalan. Ketika beliau datang ke Jombang. demi memperbaiki keadaan Ekonomi keluarga KH. Tamim yang memiliki Hikmah besar dalam meneruskan tradisi pengajaran yang pernah ia terima, ditemukanlah Desa Rejoso, tempat secara naluriah Keagamaan KH. Tamim yang amat Representatif sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam.
Alasan lain dipilihnya Desa Rejoso sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam oleh beliau pondok pesantren yang direncanakan dan merupakan hutan itu. merupakan wadah yang dihuni masyarakat hitam dan jauh dari praktik-praktik sehat menurut norma ajaran Islam. Mereka adalah manusia jahat dalam arti sering melakukan keonaran tanpa memperhitungkan hak manusia tetangganya. Mereka adalah manusia yang tidak memperhatikan tatakrama pergaulan hidup dalam kebersamaan. Untuk itulah dua Kiai ini sangat membutuhkan modal yang kuat demi terlaksananya cita - cita membangun masyarakat yang berbeda sama sekali dengan bentuk masyarakat yang ada di situ. Modal tersebut memang telah dimiliki olehnya. KH. Tamim Irsyad adalah ahli dalam syariat Islam disamping memiliki ilmu kanuragan kelas tinggi.Demikian pula KH. Cholil merupakan pengamal ilmu tasawuf disamping memiliki bekal ilmu syariat Islam pada umumnya. Beliau waktu itu telah dipercaya oleh gurunya untuk mewariskan ilmu tharekat qodiriyah wannaqsyabandiyah-Nya kepada yang berhak menerimanya.dengan kata lain beliau berhak sebagai Al-Mursyid (guru petunjuk dalam dunia tharekat).
Pada periode ini
sistem pengajaran ilmu pengetahuan dilaksanakan oleh kedua beliau dengan sistem
ceramah dan praktikum langsung melalui saluran sarana yang ada pada masyarakat.
KH. Tamim Irsyad memberikan pengajian ilmu Al-Qur'an dan Ilmu Fiqih atau hukum
syariat Islam, sedangkan KH. Cholil memberikan pengajian ilmu tasawuf dalam
bentuk pengamalan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah disamping tuntunan ilmu
tauhid. Sehingga dengan demikian para murid tidak berat menjalankan syariat
Islam.
Oleh kiai Tamim para murid diberikan syariatnya dan oleh kiai Cholil dilatih mencintai yang punya syariat Islam. Adapun sarana untuk kegiatan tersebut ada dua yang masing - masing dibangun tahun 1898 dan tahun 1911, surau itu sendiri sampai sekarang masih terawat baik, dipakai balai pertemuan dan pengajian. Siswa yang tercatat pada periode ini antara lain dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, terutama dari Jombang. Mojokerto, Surabaya serta Madura. Jumlahnya sekitar da ratus orang (200 siswa) yang tinggal mondok. Potensi alumnus cukup memadai, sehingga dengannya Darul Ulum pada periode berikutnya berkembang dengan cukup membanggakan.
Sekitar akhir abad sembilan belas (XIX), ketika pondok pesantren ini berkembang cukum meyakinkan. didatangkanlah kiai Syafawi adik kiai Cholil dari Demak Jawa Tengah untuk membantu kelancaran pengajian. terutama bidang studi Ilmu Tafsir dan Ilmu Alat. Namun sayang, KH. Syafawi tidak bertahan lama, karena pada tahun 1904M beliau meninggalkan dunia fana ini. Dua puluh tahun berikutnya (1930) Kiai Haji Tamim Irsyad menyusul Innalillah Wainna Ilaihirojiuun. Namun. sebelum beliau wafat telah mengader putranya yang kedua yaitu KH. Romli Tamim, sebagai figur Pimpinan Darul Ulum periode kedua. Sepeninggal kedua beliau diatas, Kiai Cholil tinggal sendiri mengemban amanat kelangsungan hidup sarana pendidikan yang dibina. Dalam kesendiriannya inilah Kiai Haji Cholil mengalami Jadzab (menurut istilah Pondok Pesantren), atau barangkali terserang depresi psychis (menurut istilah Psychologi).
Setelah Kiai Cholil
dapat memecahkan problem pribadinya tersebut barulah beliau bangkit mengemban
amanatnya yang semakin komplek. la sekarang yang memegang semua bidang studi,
yang dulu dipegang berdua.Tugas-tugas tersebut akhirnya oleh Kiai Cholil dapat
didelegasikan kepada Generasi Penerus tanpa menimbulkan goncangan sosial
berarti yaitu dengan datangnya KH. Romly Tamim putra kedua KH. Tamim Irsyad
atau adik ipar KH. Cholil dari Studi di Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun
1927 M.
KH. Romli Tamim pulang ke Rejoso dibekali oleh Gurunya, yaitu KH. Akhmad Jufri (Karangkates Kediri) dan KH. Zaid Buntet (Cirebon). Dengan kata lain Kiai satu ini dapat menyelesaikan regenerasi dengan mulus tanpa menimbulkan kesenjangan antar generasi sebelum dengan generasi sesudahnya melalui lantaran lahirnya KH. Romli sebagai tokoh. Tongkat estafet kepemimpinan tersebut akhirnya dapat diselesaikan kyai cholil dengan bukti munculnya tokoh-tokoh baru Pondok Pesantren peninggalan beliau tahun 1937 M. (wafat 1937M). Tokoh tersebut antara lin Kyai Haji Romli putra Kyai Haji Tamim Irsyad dan Kyai Haji Dahlan Cholil putra Kyai Haji Cholil. Dua tokoh inilah yang memimpin perkembangan pondok pesantren ini pada periode pertengahan.
Periode Pertengahan (antara
tahun 1937 - 1958 M)
Pondok pesantren yang telah berdiri bagai batu karang di
laut, tetap tegar walau ombak menghempas datang. Ditengah-tengah gelombang
juang bangsa Indonesia meneriakkan kata merdeka pada saat itulah generasi muda
meledakkan dadanya dalam bentuk koperasi, gerakan politik, maupun bentuk yang
lain. Mereka hanya mempunyai satu tujuan, Indonesia harus merdeka.
Generasi Pondok Pesantren ini pun tidak pernah ketinggalan meski dalam bentuk gerakan yang lain. Sepeninggal tokoh-tokoh tua, muncul Kyai Romli Tamim dan Kyai Dahlan Cholil sebagai tokoh muda yang baru saja menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang di asuh Kyai Haji Hasyim Asy'ari serta mengembangkan Ilmi Pengetahuan yang diperolehnya dari studi beliau di Mekkah Saudi Arabia. Kyai Haji Dahlan Cholil pulang ke Rejoso tahun 1932 dan kemudian disusul oleh adiknya yang bernama Kyai Haji Ma'sum Cholil tahun 1937 merupakan tokoh-tokoh muda yang selalu menyingsingkan lengan dengan ikut bersama bangsa dalam bentuk mencerdaskan bangsa lewat sarana pendidikan yang dibinanya. Pada periode inilah Pondok Pesantren ini menunjukan identitas yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari nama Pondok Pesantren yang diberikan oleh Beliau yaitu DARUL 'ULUM (Gudang Ilmu) pada tahun 1933 M.
Tokoh tersebut menekankan bahwa penanaman Darul Ulum buka hanya sekedar mengambil nama besar Madrasah Darul Ulum yang ada di Makkah Saudi Arabia yang secara kebetulan beliau juga merupakan tokoh Madrasah tersebut waktu masih berdomisili di sana. Namun lebih dari itu ingin mengambil contoh sebagai wadah sarana pendidikan yang mempunyai corak khas diantara sarana pendidikan yang ada waktu itu. Yaitu untuk mencetak manusia-manusia muslim yang tahan cuaca.tidak mudah tergoncang bergantinya masa dan model.Hati tetap erat merapat disisi Alloh walau bagaimanapun keadaanya.Badan kuat menahan godaan hidup. Inilah baru Muslim.
Waktu siang maupun pagi siswanya diajak langsung oleh beiau bertanam, berdagang menanti rezeki. Jika malam mereka bersujud khusu' menanti hidayat Alloh, dan jika fajar telah datang menyambutnya, mereka tersenyum cerah berkat telah datang, mereka masih diberi kesempatan memandang alam.Pendidikan semacam inilah, hasilnya ternyata cukup mengagumkan dan ini telah dirasakan oleh Pondok Pesantren Darul Ulum.
Pengkajian ilmu pengetahuan pada periode ini semakin mekar di daerah lain pada umumnya, bukan lagi hanya berliku-liku di daerah ilmu pengetahuan agama saja. Disamping itu pembagian tugas antara tokoh-tokoh yang ada semakin jelas. Kyai Romli Tamim memegang kebijakan umum Pondok Pesantren serta ilmu thasawuf dan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyahnya, KH. Dahlan Cholil memegang kebijakan khusus siasah (manajemen) dan pengajian syariat plus Al-Qur'an. Sedang Kyai Ma'soem Cholil mengemban organisasi sekolah dan managementnya. Sementara itu Kyai Umar Tamim adik Kyai Romli Tamim sebagai pembantu aktif di bidang kethareqatan. Semua tugas tersebut masing-masing dibantu oleh santri-santri senior, seperti KH. Ustman Al Isyaqi yang berasal dari Surabaya dalam praktikum qodiriyah wannaqsyabandiyah.
Ciri khas alumni pada periode ini seakan dapat dijabarkan
melalui dua bentuk, antara lain sebagai berikut:
-
Bentuk salikin atau ahli praktikum
thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah. Mereka ini adalah lulusan amalan
thareqat di bawah asuhan KH. Romli Tamim Irsyad. Sebagian mereka telah menjadi
Al-Mursyid sejak zaman KH. Romli Tamim.
-
Bentuk huffadz atau penghafal
Al-Qur'an, yang merupakn huffadz andalan di masing-masing daerahnya. Mereka ini
adalah lulusan madrasah huffadz Al-Qur'an di asuh langsung oleh KH. Dahlan
Cholil.
Dalam perjuangan fisk membela negara peran ponpes tidak
tanggung-tanggung. sebut Pondok Pesantren ini memang letaknya diperbatasan
garis Demarkasi tentara pejuang dengan tentara penjajah. Apabila belanda telah
menguasai Mojokerto, bukan main2sibuknya penghubung dan penghuni pondok
pesantren ini,tidak terkecuali kyai-kyainya. Ishomudin - putra KH. Romli Tarnim
tertembak jatuh menghadap Alloh langsung oleh pelor Belanda pada tahun 1949 M.
Demikian pula KH. Romli Tamim sempat menginap di rumah KN1L Mojoagung karena tertangkap Belanda. Ini semua merupakan ikistrasi keterlibata Pondok Pesantren Darul TJlum dalam perjuangan tlsik memperjuangkan tanah Indonesia merdeka. Merdeka kata pejuang , merdeka pula para kyai. Kebenaran hams di perjuangkan sampai tubuh ini memat dimakan tanah. Karena tekad demikian itulah KH. Romli dan KH. Dahlan sebagai tokoll utama membiarkan santri serta simpatisannya menjadikan pondok pesantren ini sebagai markas tentara Hisbulloh pada kelas D menghajar tenlara Belanda. Kereta api sempat diledakkan oleh pejuang Hisbulloh di muka pondok pesantren yang dekat dengan rel kereta api ini.
Pada tahun 1938 didirikanlah sekolah klasikal yang pertama di Darul 'Ulum yang di beri nama Madrasah Ibtidaiyyah Darul TJlum. Sebagai tindak lanjut sekolah tersebut pada tahun 1949 M didirikan arena belajar untuk para calon pendidik dan da'wah. dengan nama Madrasah Muallimin (untuk siswa putra) dan 6pada tahun 1954 M berdirilah sekolah yang sama untuk kaum putri. Sekolah tersebut di huni sekitar 3000 siswa.Pada bagian lain keluarga besar Darul TJlum yaitu Jam'iyah thareqat qadiriyah wan naqsyabandiyah. Anggota latihnya meliputi Jombang dan menembus daerah-daerah kabupaten lainya di Jawa Timur. Jawa Tengah dan Jawa Barat. bahkan ada Sulawesi selatan. Jumlah anggotanya puluhan ribu, dapat disaksikan di pusat latihan Rejoso jika Jam'iyah ini mengadakan perayaan khusus bagibagi warganya. Yang lazim adalah tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan sya'ban, bulan Muharrom dan bulan Rabi'ul akhir.
Periode ini di tutup pada tahun 1958, yang di tandai dengan kematian dua tokohnya, yaitu KH. Dahlan Cholil pada bulan sya'ban, disusul oleh KH. Romli Tamim pada bulan Raomadlon. Innalillah wa innailaihi raji'un.
Periode Baru Fase
Pertama (1958 - 1985)
Sepeninggalan kedua tokoh tersebut, pondok pesantren Darul
'Ulum mengalami kesenjangan kepemimpinan, terutama dalam bidang thareqat dan
pengajian ilmu Al-Qur'an dengan segala ilmu bantuanya.Kejadian ini dapat
dimaklumi karena dua tokoh yang telah tiada tersebut merupakan tokoh
besar,serta piawai dalam bidangnya.
KH. Romli, mempunyai reputasi pasca sarjana dalam kehidupan thareqat di daerah Jombang maupun di kalangan Nasional, demikian pula halnya KH. Dahlan, reputasi dalam bidang ke Al-Qur'anan cukup di kenal TJlama semasanya.Ia terkenal sebagai ulama beraliran keras karena itu terkada6ng tampak kaku tetapi konsisten dengan ilmunya.
Alhamdulillah, pada masa transisi antara tahun 1958 - 1961
ini adalah tokoh pendamping kedua almarhum, yaitu KH. Ma'soem Kholil yang
selama ini berdomisili di Jagalan Jombang.
KH. Ma'soem selama kepemimpinanya Darul 'Ulum cukup
memuaskan berkat ditemukanya tokoh yang sebelumnya terpendam Kyai Ma'soem
sendiri belum sempat menikmati upaya tersebut tclah wafat pada tahun 1961 M.
Tokoh baru yan di maksud adalah lahirnya Kyai Bishri Cholil dan KH. Musta'in
Romly sebagai pemimpin utama pada ketokohan periode baru fase pertama ini.Masa
ketokohan KH. Musta'in dan KH. Bishri. antara tahun 1962 sampai 1985 Darul
'Ulum banyak mengalami pembaharuan dalam bidang Struktur organisasi. bidang
bentuk pendidikan maupun dalam bidang sarana fisik, perubahan tersebut antara
lain bisa dilihat di bawah ini.
Bidang Struktur Organisasi.
Pondok Pesantren Darul 'Ulum sejak tahun ajaran 1962 Struktur organisasinya berubah. Distribusi tugas secara terperinci dijelaskan melalui buku panduan dan papan Struktur. Ini merupakan kemajuan bila dibandingan dengan periode sebelumnya. Struktur tersebut dijabarkan dalan bentuk tiga dewan.
Dewan Kyai: Merupakan badan tertinggi. Beranggotakan para
sesepuh Pondok Pesantren. Badan ini di pimpin oleh KH. Bishri Colil dan KH.
Musta'in Romli. Badan ini merupakan dewan penentu kebijaksanaan prinsipil di
Darul 'Ulum.
Dewan Guru: Merupakan badan pelaksana kebijaksanaan dewan
kyai dalam bidang kontinuitas pendidikan. Badan ini beranggotakan guru-guru
yarig dipimpin oleh KH. Musta'in Romli.
Dewan Harian: Merupakan dewan pelaksana harian dewan Kyai
dalam bidang Administrasi Management dan kegiatan sosial. Badan ini
beranggotakan santri-santri, guru-guru yunior dipimpin oleh Kyai Aehmad Badawi
Cholil, tokoh motor pembaharuan managemen organisasi periode ini.
Dewan Keuangan: Pada tahun 1968 M untuk lebih menerbitkan administrasi keuangan. dibentukiah dewan keuangan yang ditangani oleh Kyai Muh. As'ad Umar.
Bidang Pendidikan
Berbicara mengenai masalah pendidikan. ini merupakan misi utama pondok pesantren Darul 'Ulum yang setiap jengkal langkah nya selalu tidak bisa lepas dari sualu upaya peningkatan kualitas bidang ini. Materi pendidikan yang di berikan pada periode ini hainpir semua macam bidang study lelah dimasukkan dalam program yung ada. Berbeda dengan sebelumnya hanya terbatas bidang agama ditambah umum yang diberikan. Ini dilakukan oleh pengasuh untuk menyediakan fasilitas yang sempurna bagi siswa-siswa pondok pesantren apabila kelak harus terjun ke masyarakat. Dan merupakan kelanjutan Pondok Pesantren atas tantangan masyarakat lingkunganya.
Dengan masuknya beragam bidang studi umum tersebut, bukan berarti menelantarkan jam-jam kegiatan studi agama dan sakral agama ang telah mapan. Malah keduanya disejajarkan, diselaraskan dan diberinya ruang gerak berjalan secara smooth dalam wadah yang sama.Pada tahun 1965 di Darul Ulum dibukalah Universitas Darul 'Ulum sebagai kelanjutan wadah pendidikan yang perkembangannya antara tahun 1965 - 1969 M.
Universitas tersebut memiliki Fakultas Alim Ulama, fakultas Hukum, fkultas Sosial Politik dan fakultas Pertanian. Pada tahun ini (1989) setelah mengalami pasang surut, Universitas Darul 'Ulum telah memiliki enam Fakultas, antara lain:
-
Fakultas Hukum
-
Fakultas Sosial Politik
-
Fakultas Ushuluddin (Sebagai ganti
fak. Alim Ulama)
-
Fakultas Ilmu Pendidikan
-
Fakultas Ekonomi
Pada tahun 1967 sekolah dan madrasah yang berada di naungan
Darul Ulum dibagi dalam dua program studi. Program studi yang beralifiliasi
dengan Departemen Agama dan Program studi yang mengikuti program studi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tentu masing-masing program studi tetap
dinaungi oleh warna kepondokan pesantren Darul TJlum sebagaimana semula, yang
akurat dan tradisional itu. Selanjutnya sekolah-sekolah tersebut pada tahun
berikutnya (1968) yang beralifiliasi dengan DEPAG dinegenkan melalui Surat
Keputusan Menteri Agama No : 67 tahun 1968.
Bidang Sarana Fisik
Penyediaan sarana fisik mutlak dibutuhkan bagi erwujudnya mekanisme pendidikan. Disamping memanfaatkan bangunan gedung yang ada, Darul 'Ulum juga menambahkan lagi beberapa gedung untuk asrama dan gedung sekolah. Di pihak lain penyediaan fasilitas pendidikan juga bertambah, seperti yang terlihat di bawah ini.
1.
Pada tahun 1954 dibukalah Madrasah
Mu'alimat atas, satu bentuk sekolah setingkat SMA Khusus bagi siswa putri.
2.
Pada tahun 1960 Pimpinan Darul 'Ulum
bersama alumni yang telh meyebar di perguruan tinggi maupun di arena pejuangan
sosial di daerah Surabaya, Malang dan Yogyakarta menciptakan wadah gerak yang
disebut HESDU (Himpunan Eks Santri Darul 'Ulum). Organisasi ini pada kongresnya
I Di Malang mengubah namanya dengan IKAPPDAR (Ikatan Keluarga Pondok Pesantren
Darul 'Ulum).
3.
Pada tahun 1965 mempunyai tanah
milik di Jombang sebagai lokasi berdirinya Universitas Darul 'Ulum.
4.
Antara tahun 1959 - 1982 telah pula
disempurnakan fasilitas belajar, ibadah maupun asrama tempat tinggal.
Demikianlah pembaharuan dan perubahan yang terjadi pada
periode ini. Sementra itu kepemimpinanya juga terjadi tambal sulam. Seperti
yang terjadi pada tahun 1969 sepeninggalan KH. Bishri yang wafat, kedudukan
beliau diambil alih oleh adiknya yaitu KH. Sofyan Cholil sebagai patner utama
KH. Musta'in Romly. Pada tahun 1978 M KH. Sofyan Cholil wafat, kedudukanya di
ganti oleh KH. Muh. As'ad Umar
Periode Baru Fase Kedua (1985 -
1993)
Perkembangan Kelembagaan Darul 'Ulum pada fase ini mengalami
perubahan dan kernajuan sesuai dengan tuntutan managerial yang dikehendaki
oleh kernajuan kelembagaan Darul 'Ulum Perkembangan itu bisa dilihat di bawah
ini.
Perkembangan Kelembagaan.
Pada fase ini pembagian tugas elembagaan lebih rinei dan disesuaikan dengan Profesi perseorangan yang duduk di personalia lembaga. Ada Yayasan Darul 'Ulum, Yayasan Universitas Darul 'Ulum dan ada Yayasan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah yang berpusat di Darul 'Ulum. Masing-masing Yayasan / lernbaga terikat oleh nilai dan norma misi kelembagaan Darul 'Ulum yang termuat garis besar Khittkhah Trisula, yaitu suatu rangkuman nilai dan norma menjadi misi pendidikan Darul 'Ulum. Nilai tersebut bersumber dari nilai-nilai yang berada di lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darul 'Uium, Universitas Darul 'Ulum dan thareqat qodiriyah wan naqsyabandiyah. Jadi, pada periode ini lembaga pendidikan Darul 'Ulum lebih meningkatkan profesionalisme dalam kepengurusan kelembagaan yang dimiliki Darul Ulum:
1.
Lembaga pendidikan Pondok Pesantren
Darul 'Ulum.
2.
Lembaga Universitas Darul 'Ulum.
3.
Lembaga thareqat qodiriyah wan
naqsyabandiyah yang berpusat di Darul Ulum
Bidang Pendidikan.
Lembaga pendidikan kejuruan pada babak ini lebih inendapat tekanan dikembangkan disamping lembaga pendidikan umum dan agama.
1.
Pada tahun 1988 dibuka program
komputer.
2.
Pada tahun 1989 dibuka SMEA Darul
'Ulum.
3.
Pada tahun 1991 dibuka Akademi
Perawatan Darul 'Ulum.
4.
Pada tahun 1992 dibuka Sekolah
Teknik Menengah Darul 'Ulum.
Pendidikan kejuruan diatas melengkapi lembaga-Iembaga pendidikan di Darul 'Ulum yang telah berkembang pada periode bam fase pertama
Bidang Fisik Bangunan.
Tututan masyarakat akan kelayakan dalam penyelenggaraan
pendidikan menyebabkan pimpinan Darul 'Ulum berupaya secara maksimal membangun
sarana fisik demi menunjang siswa didik mencapai tujuan pendidikan yang
dinginkan.Usaha pembangunan fisik bisa dilihat dari penambahan ruang kelas dan
perkuliahan asrarna dan ruang penunjang.
Pada tahun 1986 dibangun gedung perkuliahan fak. Hukurn dan Teknik di Jombang. pada tahun 1987 gedung fak. Tarbiya di Jl. Rejoso Peterongan, pada tahun 1990 gedung pertemuan UNDAR berdiri dengan kapasitas 2.000 orang. Sementara di Pondok Pesantren Darul 'Ulum selama berturu-turut dibangun gedung SMA Darul "Ulum tahun 1986 bersamaan gedung asrama Ibnu Siena, pada tahun 1987 dibangun SMA Putri bersama dengan asrama Raden Rahmat, pada tahun 1989 dibangun gedung MAN Rejoso 7 lokal an MTsN 5 lokal bersamaan dengan asrama Bani Tamim dan Al-Ghozali. Dan" terakhir pada tahun 1992 dibangun gedung akademi perawatan Darul 'Ulum. Semua pembangunan saraa tersebut adalah upaya kongrit Darul 'Ulum memberikan layanan pendidikan.
Bidang Kepemimpinan.
Seperti telah dijelaskan pada diktum I.4.1.,kepemimpinan Darul 'Ulum pada periode ini tetap menggunakan sistem keluarga, artinya baik di pondok, di Universitas maupun di thareqat qodiriyah, wan naqsyabandiyah unsur pimpinanya terdiri atas unsur keluarga besar pendiri Darul 'Ulum yaitu KH. Tamim Irsyad, Beliau mempunyai tiga putra:
Pertama : Nyai H. Fatimah istri KH. Cholil
Kedua : KH. Romly Tamim
Ketiga : KH.Umar Tamim
Dari ketiga putra inilah secara tradisonal mewarisi kepemimpinan Darul Ulum sampai pada fase kedua, sesuai dengan kemampuan dan keilmuan yang dimiliki. Di Pondok Pesantren Darul 'Ulum, di Universitas Darul 'Ulum, kepemimpinan dipegang oleh lembaga Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul 'Ulum, di Universitas Darul 'Ulum dipegang oleh pimpinan Yayasan dan Rektorium. Sedangkan di tareqhat dipegang oleh Al-Mursyid.
Adapun Kepemimpinan pada periode baru fase n di Pondok Pesantren Darl 'Ulurn secara kolektif berada dalam lembaga Majelis Pimpinan Pondok Pesantren yang personalianya disusun secara struktural berdasar keilmuan dan senioritasnya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:
Ketua Umum:
KH. MUH. AS'AD UMAR
Ketua Bidang Khusus Pendidikan:
KH. A. DIMYATHIROMLY, SH
Sekretaris Umum:
Drs. KH. CHOLIL DAHLAN
Koord Alumni dan Ikappdar:
KH. A. TAMIM ROMLY, SH, MSi.
Koord Keuangan:
Drs. ZA'IMUDDIN WIJAYA AS'AD SU.
Koord. Kesra dan Olah Raga:
Drs. H. MUH. IQBAL HASYIM
Koord.KAMTIB:
SYARIF HIDAYATULLOH, ST.
SYARIF HIDAYATULLOH, ST.
Koord. Pengajian dan Kepondokan:
M. HAMID BISHRI, SE. Msi
Sedangkan perkembangan akhirPondok Pesantren Darul 'Ulum
lihat bentuk-bentuk pendidikan pendidikan di menu Bentuk Pendidikan
Fasilitas Pondok
Pesantren Darul Ulum Jombang
Fasilitas gedung dan asrama yang ada di pondok Pesantren
Darul Ulum antara lain adalah:
-
Empat belas gedung sekolah formal
(108 lokal)
-
Dua gedung ketrampilan
-
Sembilan aula pertemuan
-
Satu Masjid dan dua Mushola
-
Dua Kantor Pusat dan dua belas
kantor unit
-
Tiga puluh empat gedung asrama ( 234
kamar)
-
Tiga belas unit kamar mandi
-
Satu Unit Pompa air
-
Dua puluh tujuh pompa air
-
Satu Lapangan Sepak Bola
-
Delapan lapangan Bulu Tangkis dan
empat lapangan Basket
-
Tiga belas lapangan tenis meja
-
Satu kantor unit BRI, Bank Jatim,
dan BNI 46
-
Sarana Wartel
-
Satu Pusat Koperasi
-
Satu Unit Usaha Kesehatan Pondok
(UKP)
-
Empat kantin makan
-
Tiga laboratorium IPA
-
Lab Bahasa
-
Satu lab Komputer Pusat
Bentuk Pendidikan
Pendidikan Pesantren Non Formal
Pengajian Kitab - kitab meliputi:
Tafsir
Tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, Qurtubi dan Tafsir Khamami
Tafsir Jalalain, Ibnu Katsir, Qurtubi dan Tafsir Khamami
Hadits
Buchori Muslim, Tajridusshoreh, Bulugul Maram, Riyadus Sholihin, Jawahirul Buchori, Arbain Nawawi
Buchori Muslim, Tajridusshoreh, Bulugul Maram, Riyadus Sholihin, Jawahirul Buchori, Arbain Nawawi
Alat
Jurumiyah, Imriti, Alfiah Ibnu Malik, Milhatul I'rob dan Qowaidul Lughoh
Jurumiyah, Imriti, Alfiah Ibnu Malik, Milhatul I'rob dan Qowaidul Lughoh
Fiqih
Mabadi' Fiqiyyah, Safinatun Najah, Sulam Taufiq, Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Kifayatul Akhyar
Mabadi' Fiqiyyah, Safinatun Najah, Sulam Taufiq, Fathul Qorib, Fathul Mu'in, Kifayatul Akhyar
Ahlaq
Akhlaqul Banat, Akhlaqul banin, Uqudul Jain, Ta'lim Muta'lim, Durotunnasihin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad, Khikam, dan Ihya Ulumuddin
Akhlaqul Banat, Akhlaqul banin, Uqudul Jain, Ta'lim Muta'lim, Durotunnasihin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad, Khikam, dan Ihya Ulumuddin
Lain – Lain
Kitab - kitab yang dikaji khusus oleh Kyai dan santri
senior.
Pengajian Al Qur'an meliputi:
Dengan hafalan:
Dikaji dan diselenggarakan khusus oleh Madrasah Tahasus Al
Qur'an
Dengan Melihat:
Diselenggarakan informal di Masjid dan MUshola setiap Ba'da
Subuh, ba'da Ashar dan ba'da Maghrib. Diselenggarakan formal di kelas masing -
masing unit pendidikan setiap jam ke I dan II dalam satu minggu tiga kali
pertemuan
Latihan Muhadhoroh (Penampilan
Taqwa), meliputi:
-
Leadership : Setiap Kamis malam dan
Jum'at siang
-
Dibaiyyah : Setiap Kamis malam dua
kali satu bulan
-
Tahlil : Setiap Senin malam dua kali
dalam satu bulan
-
Organisasi : Setiap Jumat siang
-
Olahraga : Setiap Jum'at pagi dan
setiap sore ba'da Ashar
Latihan Keterampilan meliputi:
-
Penjahitan : Setiap Jum'at sore dan
pagi
-
Keputrian : Setiap selasa dan jum'at
-
Drum Band : Setiap Jum'at dan selasa
sore
-
Qiroatil Qur'an : Setiap Kamis dan
Jum'at
-
Kepramukaan : Setiap Jum'at pagi
-
Komputer : Setiap hari diluar KBM
-
Manajemen : Setiap Jum'at siang
Sekolah Formal, terdiri dari:
-
MIN Darul Ulum
-
MTs N Darul Ulum
-
Mts PK Darul Ulum
-
SLTP 1 Darul Ulum
-
SLTP N 3 Darul Ulum
-
MAN Darul Ulum
-
MAK Darul Ulum
-
SMA 1 Darul Ulum
-
SMA 2 Darul Ulum unggulan BPPT
-
SMA 3 Darul Ulum
-
SMK 1 Darul Ulum
-
SMK 2 Darul Ulum
-
SMK Telkom Darul Ulum
-
AKPER (Akademi Keperawatan) Darul
Ulum
-
AKBID (Akademi Kebidanan) Darul Ulum
-
UNIPPDU (Universitas Pesantren
Tinggi Darul Ulum)
-
UNDAR (Universitas Darul Ulum)
Praktikum Kemasyarakatan
Untuk menyediakan sarana latihan bagi seluruh civitas akademika Darul Ulum, dalam menjalin hubungan sosial dengan Darul Ulum dan sebaliknya dalam bidang jual beli kebutuhan hidup sehari - hari.
1. Organisasi
Kantin
Yaitu tempat bagi masyarakat sekitar untuk bisa berhubungan
langsung dengan Pondok pesantren Darul Ulum dan sebaliknya dalam jual beli kebutuhan
hidup sehari - hari.
2. Ikatan
Pondok Pesantren Darul Ulum
Yaitu suatu organisasi keluarga besar da simpatisan Darul
Ulum yang mempunyai tujuan menyalurkan aspirasi Darul Ulum ke masyarakat, dan
dari masyarakat ke Darul Ulum. Terutama masyarakat yang jauh dari pemukiman
pondok Pesantren darul Ulum Jombang.
3. Organisasi
Olah Raga Darul Ulum
Yaitu suatu wadah bagi siswa - siswi Darul Ulum menciptakan
dinamik keolahragaan di kawasan wilayah Darul Ulum ataupun diluar dalam bidang
seni dan olah raga
Lokasi
Kantor Pusat:
Sekretariat Majelis
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum,
Jl Rejoso Peterongan
Jombang Po. Box 3 kodepos 61481
Tlp 866686 /
fax.(0321) 860174.
Pelayanan khusus
siswa : (0321) 86206
Sumber: http://darululum.net/index.php
di ponpes mriki enten IPSI(ikatan pencak silat indonesia)npo mboten....
BalasHapussprti pencak silat asma,pagar nusa,dll
Mas Umam, bukannya hampir seluruh Pondok Pesantren NU nggadah kegiatan pencak silat?
Hapuspendaftaran ponpes untuk jenjang SMP dibuka mulai kapan ?
BalasHapus