Kelahiran Nabi Anugerah Terbesar
Bulan Rabiul awal yang biasa disebut bulan
maulid adalah bulan yang tidak pernah terlupakan oleh orang muslim, karena pada
bulan ini seorang putra terbaik dari Bani Hasyim Bangsa Arab, sesosok pemuda
teladan yang kemudian menjadi pemimpin terbesar dunia telah dilahirkan,
tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabiul awal, bertepatan dengan 20 April 571
M.
Muhammad, nama ini selalu dikenal seantero
penjuru dunia. Dia telah berhasil merubah wajah dunia menjadi bermakna, dari
gelap menjadi terang, dari kebodohan menjadi berperadaban. Dialah seorang yang
telah mengantarkan manusia kepada nilai kemanusiaannya yang tinggi, dialah yang
telah mengembalikan manusia kepada keberadaan yang sebenarnya yaitu mulia dan
sempurna sebagaimana pertama kali dimaksudkan.
Beberapa peristiwa luar biasa mengiringi
kelahiran beliau, diantaranya adalah padamnya api pemujaan di Persi yang seribu
tahun sebelumnya tak pernah padam sama sekali, hancurnya pasukan bergajah yang
dipimpin Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah. Mereka hancur ditimpa batu -
batu panas yang dibawa burung-burung ababil yang sengaja dikirim Allah untuk
membatalkan niat busuk mereka, serta banyak lagi kejadian luar bisa lainnya.
Kenyataan ini tentu saja membuat kita merasa
berterima kasih dengan kedatangannya. Sebagaimana laiknya kita sebagai umatnya,
memperingati hari dan bulan ini sebaik-baiknya dengan melihat dan membaca
kembali sejarah perjalanan pribadi dan kepribadian beliau. Allah selalu
membimbing, mengarahkan dan mengingatkan orang - orang yang menginginkan
kehidupan Ahirat. Dalam konteks ini Allah menguraikan dalam Al Qur’an Surat
Al-Ahzab ayat 21:
لقد
كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS
Al-Ahzab 21.
Dalam firman ini Allah menegaskan bahwa
orang-orang yang menginginkan kehidupan Ahirat, maka hendaklah mereka meniru
kepribadian Rasulullah saw. Menjadikan Rasulullah sebagai panutan dan suri tauladan,
bukan kepada yang lain. Sebuah pengakuan jujur dari seorang penulis non Muslim
telah dituangkan dalam buku seratus tokoh dunia tentang pribadi Nabi Muhammad
Saw. Penulis buku ini telah menempatkan Nabi Muhammad Saw pada tingkat pertama
disusul oleh tokoh-tokoh dunia lainnya.
Ini semua karena beliau Nabi Muhammad telah
berhasil menghapuskan segala bentuk penindasan kepada masyarakat yang lemah,
beliau menghapuskan sistim perbudakan yang jelas-jelas merendahkan martabat
manusia, beliau tutup jurang pemisah antara yang kaya dan miskin, beliau
persatukan manusia yang semula bermusuhan dan menjadikan mereka bersaudara,
beliau berhasil meletakkan landasan kemanusiaan, yaitu bahwa tidak ada
perbedaan antara satu suku dengan lainnya, bangsa satu dengan bangsa lainnya,
komunitas satu dengan komunitas lainnya apapun warna kulit dan keturunannya,
tidak ada yang membedakan mereka kecuali takwanya kepada Allah, inilah
nampaknya yang dimaksudkan
Allah SWT dalam firman-Nya :
وما
أرسلناك إلا رحمة للعالمين
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad),
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” QS Al-Anbiya 107.
Dengan ayat ini, jelaslah bahwa Nabi Muhammad
Saw diutus ke dunia ini bukan hanya untuk satu golongan atau komunitas
tertentu, melainkan untuk kesejahteraan manusia sedunia. Oleh karena itulah,
beliau memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang luar biasa, mempunyai sifat
keberanian dalam membawa kebenaran.
Kelemahan umat Islam sekarang ini,
diantaranya adalah, mereka telah melupakan pribadi dan sifat-sifat beliau.
Mereka tidak lagi meneladani kepribadian beliau. Para pemimpin tidak lagi
meniru gaya kepemimpinan Rasul yaitu pimpinan yang berani menegakkan kebenaran.
Pedagang tidak lagi meniru praktek dagang yang pernah dilakukan Rasul. Orang
tua tidak lagi mempraktekkan gaya Rasul. Guru tidak lagi mempraktekkan cara
beliau mendidik generasi mudanya. Masyarakat telah melupakan panutan ini,
sehingga ahirnya mereka menjadi masyarakat yang terombang ambing kehidupan
dunia yang melenakan.
Semangat bulan maulid ini, yang selalu
diperingati dengan pembacaan barzanji, pembacaan sholawat, pembacaan Marhaban
serta lainnya merupakan sebuah titik tolak ukur kita untuk bersama-sama membaca
kembali sejarah kepribadian Nabi dan menjadikannya sebagai satu-satunya panutan
yang akan menghiasi lembar demi lembar kehidupan kita bersama. Jadi tidak salah
bahwa kelahiran nabi yang telah dinanti-nantikan pada masa jahiliyah merupakan
anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga sampai saat ini kita merayakannya
dengan cara kita masing-masing. Kelak kita akan mendapatkan syafaat Nabi
diakhir kelak. Amiiin. []
Mahsun Muhammad MA
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al Tauhid
Arjawinangun Cirebon & Dosen Tasawuf di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF)
Cirebon
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar