Penciptaan Tubuh Suci
Kanjeng Nabi Muhammad – 1
Ka'ab al Ahbaar radhiy-Allahu 'anhu
mengatakan, "Ketika Allah SWT menginginkan untuk menciptakan Muhammad sall-Allahu 'alaihi
wasallam, Ia memerintahkan Malaikat Jibril untuk membawa kepada-Nya
tanah liat yang menjadi jantung dari bumi, yang menjadi kemegahan dan
cahayanya. Jibril pun turun, ditemani beberapa malaikat dari Tempat Tertinggi
di Surga. Ia mengambil segenggam tanah untuk penciptaan Nabi sall-Allahu 'alaihi
wasallam dari suatu tempat yang kini menjadi makam suci beliau sall-Allahu 'alaihi
wasallam; tanah itu berkilau putih cerah. Kemudian ia meremas dan
mengadon tanah itu dengan air ciptaan terbaik dari Air Terjun Surgawi Tasniim,
yang berada dalam sungai-sungai jernih yang mengalir di Surga. Ia mengadoninya
sampai tanah itu menjadi suatu mutiara putih dengan pancaran warna putihnya
yang cemerlang. Para malaikat membawanya, mengelilingi 'Arasy Surgawi dan
gunung-gunung dan samudera. Dengan begitu, para malaikat dan seluruh makhluq
menjadi tahu akan keberadaan junjungan kita Muhammad sall-Allahu 'alaihi
wasallam dan kehormatan beliau; sebelum mereka mengetahui
Adam."
Ibn 'Abbas radhiy-Allahu 'anhumengatakan,
"Asal usul dari tanah liat Nabi Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam
adalah dari pusat bumi, di Makkah, di titik di mana Ka'bah berdiri. Karena itu
pula, Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam menjadi asal usul penciptaan,
dan semua makhluq ciptaan adalah pengikut-pengikut beliau."
Pengarang Awarif al
Ma'arif [al-Suhrawardi], berkata bahwa ketika Banjir meluap, menebarkan busa ke
seluruh penjuru, esensi dari Nabi sall-Allahu 'alaihi wasallam berhenti hingga ke
suatu tempat di dekat tanah kubur beliau di Madinah, sehingga beliau sall-Allahu 'alaihi
wasallam menjadi seseorang yang termasuk dalam Makkah maupun
Madinah.
Diriwayatkan bahwa
ketika Allah Subhanahu
Wa Ta'ala menciptakan Adam 'alaihissalam, Ia Subhanahu Wa Ta'ala
mengilhamkan kepada Adam untuk bertanya, "Wahai Tuhan, mengapakah Engkau
memberiku nama panggilan, Abu Muhammad (ayah dari Muhammad)?" Allah
menjawab, "Wahai Adam, angkat kepalamu." Adam pun mengangkat
kepalanya dan ia melihat cahaya dari Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam
dalam kanopi 'Arsy. Adam kemudian bertanya lagi, "Wahai Tuhan, cahaya
apakah ini?" Allah menjawab, "Ini adalah cahaya dari seorang Nabi
keturunanmu. Namanya di Surga adalah Ahmad, dan di Bumi namanya Muhammad sall-Allahu 'alaihi
wasallam. Jika bukan demi dirinya, tentu Aku tidak akan menciptakan
dirimu, tidak pula Langit, tidak pula Bumi."
'Abd al-Razzaq
meriwayatkan, dari Jabir bin 'Abdullah radhiy-Allahu 'anhu, bahwa ia berkata, "Ya RasulAllah,
semoga ayahku dan ibuku dikorbankan demi dirimu, ceritakan padaku tentang hal
pertama yang Allah ciptakan, sebelum yang lain-lainnya." Beliau menjawab,
"Wahai Jabir, Allah menciptakan, sebelum apa pun yang lain, cahaya Nabimu
dari cahaya-Nya. Cahaya itu mulai bergerak ke mana pun Allah kehendaki dengan
Qudrat Ilahiah Allah. Pada saat itu belum ada Tablet (Lauh)
belum pula Pena; belum ada Surga maupun Neraka, tidak ada malaikat; tidak ada
Langit, tidak pula Bumi; tak ada Matahari maupun Bulan, tak ada Jinn ataupun
manusia. Ketika Allah ingin untuk menciptakan makhluq-Nya, Ia membagi cahaya
itu menjadi empat bagian. Dari bagian pertama, Ia menciptakan Pena, dari yang
kedua, Tablet (Lauh), dan dari yang ketiga, 'Arasy. Kemudian, Ia membagi bagian
keempat menjadi empat bagian: bagian pertama membentuk para pembawa 'Arasy,
bagian kedua menjadi penunjang kaki 'Arasy, dan dari bagian ketiga Ia
menciptakan malaikat-malaikat lainnya. Ia kemudian membagi bagian keempat
menjadi empat bagian lagi: Ia menciptakan langit dari bagian pertama, bumi-bumi
dari bagian kedua, Surga dan Neraka dari bagian ketiga. Kemudian Ia membagi
lagi bagian keempat sisanya menjadi empat bagian: menciptakan cahaya firasat
orang-orang beriman dari bagian pertama, cahaya kalbu-kalbu mereka(yaitu
ma'rifat Allah) dari bagian kedua, dan dari bagian ketiga Ia ciptakan cahaya
kesenangan dan kegembiraan (Uns, yaitu Laa ilaha illa Allah, Muhammadun
Rasuulullah).
Suatu riwayat lain
dari 'Ali ibn Al-Husain radhiy-A llahu 'anhu dari ayahnya [yaitu Husain
ibn 'Ali ibn Abi Talib, peny.] radhiy-Allahu 'anhu, dari kakeknya [yaitu 'Ali
ibn Abi Talib] karram-Allahu wajhahu, dari Nabi sall-Allahu 'alaihi
wasallam yang bersabda, "Aku adalah suatu cahaya di hadapan
Tuhanku, empat belas ribu tahun sebelum penciptaan Adam." Telah pula
diriwayatkan bahwa ketika Allah menciptakan Adam 'alaihissalam, Ia Subhanahu Wa Ta'ala
menaruh cahaya itu di punggung Adam, dan cahaya itu biasa berkilau dari bagian
depannya, menelan seluruh sisa cahayanya. Kemudian Allah menaruh cahaya itu ke
'Arasy Kekuasaan-Nya, dan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya membawanya di
pundak mereka, dan memerintahkan mereka pula untuk membawa Adam berkeliling di
Langit dan mempertunjukkan padanya keindahan-keindahan Kerajaan-Nya.
Ibn 'Abbas radhiy-Allahu 'anhu
berkata, Penciptaan Adam adalah pada hari Jumat di sore hari. Allah kemudian
menciptakan baginya Hawa', istrinya, dari satu tulang rusuk kirinya ketika ia
sedang tertidur. Saat ia bangun dan melihat Hawa', Adam merasa tentram
dengannya, dan ia mulai merentangkan tangannya ke Hawa'. Malaikat berkata,
"Berhenti, Adam." Adam berkata, "Kenapa, tidakkah Allah
menciptakannya untukku?" Mereka menjawab, "Tidak boleh hingga kau
membayar mas kawin padanya". Adam bertanya, "Apa mas kawinnya?"
Para Malaikat menjawab, "Dengan membaca salawat atas Muhammad tiga
kali." [dan dalam riwayat lain, dua puluh kali].
Telah pula
diriwayatkan bahwa ketika Adam 'alaihissalam meninggalkan Surga, ia melihat
tertulis di kaki 'Arasy dan di setiap titik dalam Surga, nama Muhammad sall-Allahu 'alaihi
wasallam di samping nama Allah. Adam bertanya, "Wahai Tuhan,
siapakah Muhammad?" Allah menjawab, "Dia adalah anakmu, yang jika
seandainya tidak demi dirinya, tentu Aku tidak akan menciptakanmu."
Kemudian Adam berkata, "Wahai Tuhan, demi anak ini, karuniakanlah rahmat
pada ayahnya." Allah memanggil, "Wahai Adam, seandainya engkau akan
bersyafa'at melalui Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bagi seluruh
penduduk Langit dan Bumi, Kami akan kabulkan permohonan syafa'atmu."
'Umar Ibn al-Khattab radhiy-Allahu 'anhu
berkata bahwa Sayyidina Muhammad sall-Allahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ketika Adam berbuat dosa, ia berkata, 'Ya Allah, aku memohon kepadamu
demi Muhammad untuk mengampuniku.' Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman padanya,
'Bagaimana dirimu tahu akan Muhammad padahal Aku belum menciptakannya?' Adam
menjawab, 'Karena ketika Engkau, Ya Tuhanku, menciptakanku dengan Tangan-Mu,
dan meniupkan padaku dari Ruh-Mu, aku memandang ke atas dan melihat tertulis di
kaki-kaki 'Arasy, Laa ilaaha illallah, Muhammadun Rasuulullah. Aku tahu bahwa
Engkau tidak akan menaruh suatu nama di samping Nama-Mu, melainkan pastilah itu
adalah nama seseorang yang paling Kau-cintai dari makhluq-Mu.' Allah berfirman,
'Oh, Adam, kau telah mengatakan kebenaran: dialah yang paling Kucintai di
antara makhluq ciptaan-Ku. Dan karena engkau telah memohon pada-Ku demi
dirinya, engkau kuampuni. Seandainya tidak untuk Muhammad, Aku tak akan
menciptakanmu. Dialah penutup para Nabi dari keturunanmu.'"
Dalam Hadits Salman radhiy-Allahu 'anhu,
diriwayatkan bahwa Jibril 'alaihissalam turun menemui Nabi sall-Allahu 'alaihi
wasallam dan berkata, "Tuhanmu mengatakan, 'Jika Aku telah
menjadikan Ibrahim sebagai yang Ku-cintai, sahabat dekat (khalil), Aku pun
menganggapmu demikian. Tak pernah Ku-ciptakan makhluq apa pun yang lebih
berharga bagi-Ku daripada dirimu, dan telah Ku-ciptakan dunia ini dan
penduduknya dengan maksud untuk membiarkan mereka mengetahui kehormatanmu dan
mengetahui arti keberadaanmu bagi-Ku; dan seandainya tidak untukmu, tidaklah
Kuciptakan dunia ini'".
bersambung…
Allahumma
salli afdalas salaati 'ala habiibikal Mushtofa Sayyidina Muhammadin wa 'ala
aalihi wasahbihi wasallaam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar