Pembuahan Kanjeng Nabi
Muhammad
Suatu ketika, saat
sedang tertidur di halaman Ka'bah setelah Allah menyelamatkan Abdul Muttalib
dari serangan Abrahah, ia melihat suatu mimpi yang menakjubkan. Ia pun
terbangun ketakutan, dan mendatangi para peramal Quraisy, untuk menceritakan
mimpinya. Mereka pun berkata padanya, "Mimpi itu adalah mimpi yang benar,
akan muncul dari sulbimu seseorang yang seluruh penduduk Langit dan Bumi akan
percaya padanya, dan seseorang yang akan menjadi sangat terkenal." Saat
itu, Abdul Muttalib menikahi Fatimah, dan ia mengandung 'Abdullah. Dari Al
Zabiih (RA), yang ceritanya amat masyhur.
Beberapa tahun
kemudian, saat mereka pulang kembali ke rumah setelah mengorbankan seratus ekor
unta sebagai qurban untuk menyelamatkan hidupnya, 'Abdullah (RA) dan ayahnya
melewati seorang peramal Yahudi bernama Fatima. Ketika ia memandang wajah
'Abdullah (RA), yang saat itu adalah seorang laki-laki paling tampan dalam suku
Quraisy, ia berkata, "Aku akan berikan padamu unta-unta sejumlah yang sama
dengan yang telah diqurbankan untukmu, jika kau mau berhubungan badan denganku
sekarang." Peramal wanita itu berkata seperti ini karena ia melihat di
wajah 'Abdullah, cahaya kenabian (nuur
Muhammad sall-Allahu 'alayhi
wasallam),
dan ia berharap ialah yang akan mengandung nabi termulia ini. 'Abdullah (RA)
menjawab,
"Berkenaan
dengan haram, kematian adalah lebih utama, dan aku tidak melihat satu halal pun
dalam pandangan, dan tentang apa yang kau minta, seorang yang terhormat haruslah
menjaga kehormatan dan agamanya."
Pada hari berikutnya,
'Abdul Muttalib membawa 'Abdullah untuk bertemu dengan Wahab ibn Abd Manaaf,
yang merupakan pimpinan dari Bani Zuhra, tuan mereka dalam silsilah dan asal
usul. 'Abdul Muttalib menikahkan 'Abdullah (RA) dengan putri Wahab, Aaminah
(RA), yang merupakan wanita terbaik dalam suku Quraisy, baik dalam silsilah
maupun kelahirannya. Mereka menjadi suami dan istri di hari Senin, di salah
satu hari Mina, di suatu jalan gunung milik Abu Talib. Dan Aminah pun
mengandung Nabi sall-Allahu
'alayhi wasallam.
Pada hari berikutnya,
'Abdullah (RA) pergi keluar dan melewati wanita yang pernah melamarnya
sebelumnya. 'Abdullah bertanya padanya, "Mengapa kau tidak menawarkan
padaku hal apa yang pernah kau tawarkan padaku kemarin?" Wanita itu
menjawab, "Cahaya yang kau bawa kemarin telah meninggalkanmu; karena itu,
aku tak membutuhkanmu lagi hari ini. Aku sempat berharap untuk memiliki cahaya
itu dalam diriku, tapi Allah menghendakinya untuk ditaruh di tempat yang lain."
Begitu pembuahan Nabi
sall-Allahu 'alayhi wasallam
terjadi, begitu banyak pula keajaiban mulai terjadi pada Aminah. Sahl ibn
'Abdullah al-Tustari berkata, "Saat Allah menciptakan Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam
dalam rahim ibunya, di suatu malam Jumat dalam bulan Rajab, Allah SWT
memerintahkan Ridwan, Penjaga Surga-surga, untuk membuka Surga Tertinggi.
Seorang penyeru mengumumkan di seluruh Langit dan Bumi bahwa cahaya tersembunyi
yang akan membentuk Sang Nabi Pembimbing akan berdiam, pada malam itu juga,
dalam rahim ibunya, di mana penciptaannya akan disempurnakan. Diwahyukan pula
bahwa ia akan muncul sebagai seorang pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi
peringatan."
Diriwayatkan oleh
Ka'ab Al-Ahbaar (RA), bahwa pada malam pembuahan Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam
tersebut, diumumkan di Langit dan seluruh tingkatannya, dan juga di bumi dan
segenap sudutnya, bahwa cahaya tersebunyi, dari mana sang Nabiyallah sall-Allahu 'alayhi wasallam
diciptakan, akan mendiami rahim Aminah.
Juga, pada hari itu
pula, seluruh berhala-berhala di muka bumi terbalik atas ke bawah. Suku Quraisy
yang tadinya menderita karena kekeringan yang parah dan penderitaan yang berat,
melalui peristiwa yang barakah ini, bumi menjadi hijau dan pohon-pohon pun
berbuah, dan barakah datang pada mereka dari segala arah. Karena tanda-tanda
barakah ini, tahun saat mana Muhammad sall-Allahu
'alayhi wasallam dibuahkan dikenal sebagai Tahun Kemenangan dan
Kebahagiaan.
Ibn Ishaq
meriwayatkan bahwa Aaminah (RA) biasa mengatakan bagaimana ia telah dikunjungi
oleh para malaikat ketika ia sedang hamil dan mengandung Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam,
dan ia diberitahu, "Engkau sedang mengandung seorang Tuan Pemimpin dari
Ummat ini." Aminah pun berkata, "Aku tak pernah merasakan bahwa
diriku tengah hamil dan mengandungnya, dan aku tak pernah mengalami
kesulitan-kesulitan atau mengidam makanan seperti yang dialami wanita lainnya;
aku hanya memperhatikan bahwa haidku telah berhenti. Suatu saat, seorang
malaikat datang kepadaku di saat aku dalam keadaan antara tidur dan terjaga,
dan ia berkata, 'Apakah engkau merasa bahwa dirimu tengah mengandung Penghulu
seluruh manusia?', lalu ia pun meninggalkanku. Saat waktu kelahiran makin
mendekat, ia datang lagi dan berkata, 'Katakanlah: Aku memohon perlindungan
baginya dengan Yang Esa dari kejahatan setiap orang yang dengki, dan menamainya
Muhammad.’"
Ibn 'Abbas (RA)
berkat, "Salah satu di antara mu'jizat-mu'jizat pembuahan Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam
adalah pada malam itu, setiap ekor hewan-hewan milik Quraisy berbicara dan
mengatakan, 'Demi Tuhan dari Ka'bah, Utusan Allah telah dibuahkan pada rahim
ibunya. Dialah pemimpin alam dan cahaya dari penghuni-penghuninya. Tak ada satu
pun singgasana milik raja mana pun di dunia ini yang tidak terbalik atas ke
bawah pada malam ini.' Hewan-hewan liar dari timur bergegas menemui hewan-
hewan liar di barat menyampaikan kabar gembira ini, dan seperti itu pula
penghuni lautan dan samudera memberi salam satu sama lain. Setiap hari pada
bulan pembuahan beliau ini, ada suatu seruan di Langit dan Bumi:
'Bergembiralah, telah dekat waktunya ketika Abul Qasim akan muncul, terberkati
dan beruntung.’”
Riwayat yang lain
mengatakan bahwa pada malam itu, setiap dan seluruh rumah tercahayai, dan
cahaya itu mencapai tempat mana pun dan setiap serta seluruh hewan pun
berbicara.
Abu Zakariyya Yahia
ibn Aa'its mengatakan, "Muhammad sall-Allahu
'alayhi wasallam tinggal dalam rahim ibunya selama sembilan bulan
penuh, saat mana ibunya tak pernah mengeluh sakit atau apa pun yang biasa
dialami wanita hamil. Ibunya biasa berkata, 'Aku tak pernah melihat kehamilan
yang lebih mudah daripada yang ini, atau yang lebih barakah.'"
Ketika Aaminah (RA)
berada dalam bulan kedua kehamilannya, 'Abdullah wafat di Madinah di antara
paman-pamannya dari Bani Al Najjar, dan ia dimakamkan di Al Abwa'. Diriwayatkan
pula bahwa ketika 'Abdullah RA wafat, para malaikat berkata, "Wahai, Tuhan
dan Raja kami, Nabi-Mu telah menjadi seorang yatim." Allah berfirman,
"Aku-lah Pelindung dan Pendukungnya."
Allahumma salli
afdalas salaati 'ala habiibikal Mushtofa Sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi
wasahbihi wasallaam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar